Hidup Berdasarkan Percaya

Sabtu, 12 Februari 2022

Baca: 1 Samuel 17:32,40-47

17:32 Berkatalah Daud kepada Saul: “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu.”

17:40 Lalu Daud mengambil tongkatnya di tangannya, dipilihnya dari dasar sungai lima batu yang licin dan ditaruhnya dalam kantung gembala yang dibawanya, yakni tempat batu-batu, sedang umbannya dipegangnya di tangannya. Demikianlah ia mendekati orang Filistin itu.

17:41 Orang Filistin itu kian dekat menghampiri Daud dan di depannya orang yang membawa perisainya.

17:42 Ketika orang Filistin itu menujukan pandangnya ke arah Daud serta melihat dia, dihinanya Daud itu karena ia masih muda, kemerah-merahan dan elok parasnya.

17:43 Orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Anjingkah aku, maka engkau mendatangi aku dengan tongkat?” Lalu demi para allahnya orang Filistin itu mengutuki Daud.

17:44 Pula orang Filistin itu berkata kepada Daud: “Hadapilah aku, maka aku akan memberikan dagingmu kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang di padang.”

17:45 Tetapi Daud berkata kepada orang Filistin itu: “Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama TUHAN semesta alam, Allah segala barisan Israel yang kautantang itu.

17:46 Hari ini juga TUHAN akan menyerahkan engkau ke dalam tanganku dan aku akan mengalahkan engkau dan memenggal kepalamu dari tubuhmu; hari ini juga aku akan memberikan mayatmu dan mayat tentara orang Filistin kepada burung-burung di udara dan kepada binatang-binatang liar, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah,

17:47 dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa TUHAN menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami.”

Kami hidup berdasarkan percaya kepada Kristus, bukan berdasarkan apa yang dapat dilihat. —2 Korintus 5:7 bis

Gary mengalami masalah keseimbangan ketika berjalan, jadi dokter menyarankan fisioterapi untuk meningkatkan keseimbangannya. Dalam satu sesi, fisioterapis berkata, “kamu terlalu mempercayai apa yang dapat kamu lihat, meski itu salah! kamu kurang bergantung pada sistem indrawi kamu yang lain—apa yang kamu rasakan pada telapak kaki, juga sinyal yang diberikan dalam telinga kamu. Padahal, semua itu membantu kamu tetap seimbang.” 

Ungkapan “terlalu mempercayai apa yang dapat kamu lihat” mengingatkan saya pada kisah Daud, si gembala muda yang berhadapan dengan Goliat. Selama empat puluh hari, Goliat, kesatria Filistin yang perkasa, “mendekati barisan orang Israel dan menantang mereka” untuk mengajukan seseorang untuk melawan dirinya (1Sam. 17:16 bis). Namun, wajar saja apa yang orang-orang lihat itu telah membuat mereka ketakutan. Lalu muncullah Daud muda, yang disuruh ayahnya mengantar bekal untuk kakak-kakaknya (ay.18).

Bagaimana Daud memandang situasi itu? Daud menanggapinya dengan iman, bukan dengan penglihatannya. Ia melihat si raksasa, tetapi percaya Allah akan menyelamatkan umat-Nya. Walaupun masih muda, Daud berkata kepada Raja Saul, “Janganlah seseorang menjadi tawar hati karena dia; hambamu ini akan pergi melawan orang Filistin itu” (ay.32). Kemudian Daud berkata kepada Goliat, “di tangan Tuhanlah pertempuran dan Iapun menyerahkan kamu ke dalam tangan kami” (ay.47). Memang itulah yang kemudian dilakukan Allah.

Percaya penuh kepada karakter dan kuasa Allah akan menolong kita untuk hidup berdasarkan iman percaya daripada apa yang kita lihat. —Anne Cetas

WAWASAN
Jack Beck, seorang ahli geografi, menggambarkan daerah tempat pertemuan Daud dan Goliat. Bayangkanlah daerah itu terbentang melintasi tiga garis vertikal. Daerah yang terjauh di arah timur adalah pegunungan tempat tinggal bangsa Israel. Daerah terjauh di barat adalah dataran pantai sepanjang Laut Tengah, tempat orang-orang Filistin tinggal. Di antaranya ada bentangan bukit dan lembah bernama Sefela (dalam Alkitab sering disebut Daerah Bukit) yang membentuk lorong di antaranya. Ketika orang-orang Filistin bergerak melewati kaki bukit ke arah pegunungan, agaknya mereka melakukannya supaya dapat mengambil alih jalur perdagangan di sebelah timur lembah Sungai Yordan, yang memberikan jalan masuk bagi mereka ke semua desa di kubu pertahanan Israel. —Alyson Kieda

Hidup Berdasarkan Percaya

Apa yang saat ini sedang kamu gumulkan? Apa artinya hidup dalam iman kepada Allah di masa pergumulan tersebut?

Ya Allah, tunjukkan kepadaku apa artinya mempercayai-Mu dan karakter-Mu di tengah pergumulanku. Engkau sungguh berkuasa dan penuh kasih.

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 13; Matius 26:26-50

Bagikan Konten Ini
47 replies
  1. Samsarif
    Samsarif says:

    Tuhan Yesus baik,diselalu memberi kasih,pengharapan dan berkat kepada hambanya yang percaya kepada Dia..

  2. yesheispetros
    yesheispetros says:

    Aku tau Yesus baik,dan aku ingin percaya di tiap saat pergumulanku, benar aku pernah jatuh,benar aku pernah marah kepada Tuhan….ku sadari sebuah mujizatpun terjadi pada malam itu.
    namun sejak saat itu,sejak detik itu,sesekali aku takkan meninggalkan Tuhan,takkan kabur seperti selama ini yg ku lakukan.
    aku akan berserah kepada Bapa,sbab aku bukanlah apa apa ,aku kosong jika tanpa Bapa

  3. vivi
    vivi says:

    Halleluya…
    Aku percaya akan kuasa Tuhan,saat ini yg aku rasakan ketika mendekat kepada Tuhan adalah segala sesuatu yg aku hadapi,meskipun itu berat namun kurasakan ringan karena ak selalu brcerita kpd Tuhan,dan itu membuat hati tenang…sehingga semua dpt ak hadapi dgn sukacita. amin

  4. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  5. Gabriela Boka
    Gabriela Boka says:

    Mempercayai Tuhan dalam dimasa pergumulan tersebut, brrti mengandalkan-Nya dab mempertaruhkan seluruh pergumulan tersebut kepada-Nya. Dengan percaya bahwa Ia sanggup mengubahkan keadaan kita menjadi lebih baik menurut kehendak-Nya. Tuhan Yesus Memberkati selalu🤗

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *