Sempurna Seperti Kristus

Sabtu, 29 Januari 2022

Baca: Matius 19:16-26

19:16 Ada seorang datang kepada Yesus, dan berkata: “Guru, perbuatan baik apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

19:17 Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepada-Ku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.”

19:18 Kata orang itu kepada-Nya: “Perintah yang mana?” Kata Yesus: “Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta,

19:19 hormatilah ayahmu dan ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.”

19:20 Kata orang muda itu kepada-Nya: “Semuanya itu telah kuturuti, apa lagi yang masih kurang?”

19:21 Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”

19:22 Ketika orang muda itu mendengar perkataan itu, pergilah ia dengan sedih, sebab banyak hartanya.

19:23 Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga.

19:24 Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.”

19:25 Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”

19:26 Yesus memandang mereka dan berkata: “Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin.”

Haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna. —Matius 5:48

“Perfeksionisme adalah salah satu kata paling menakutkan,” tulis Kathleen Norris, saat membandingkan perfeksionisme era modern dengan “kesempurnaan” yang dimaksudkan dalam Injil Matius. Ia menggambarkan perfeksionisme era modern sebagai “penyakit psikologis serius yang membuat orang kelewat takut mengambil risiko yang diperlukan.” Namun, kata yang diterjemahkan sebagai “sempurna” dalam Injil Matius, sebenarnya berarti dewasa, lengkap, atau utuh. Norris pun menyimpulkan, “Menjadi sempurna . . . berarti memberi ruang bagi pertumbuhan [dan menjadi] cukup dewasa untuk mempersembahkan diri kita kepada sesama.”

Memahami kesempurnaan dengan cara ini akan menolong kita memahami kisah luar biasa dalam Matius 19, ketika seseorang bertanya kepada Yesus, perbuatan baik apa yang harus diperbuatnya untuk “memperoleh hidup yang kekal” (ay.16). Yesus menjawab, “Turutilah segala perintah Allah” (ay.17). Orang muda itu mengira ia sudah menuruti semuanya, tetapi merasa masih ada yang kurang. “Apa lagi yang masih kurang?” tanyanya (ay.20).

Yesus pun menyebutkan kekayaan orang itu yang telah menjerat hatinya. Dia berkata, jika orang itu “hendak sempurna”—menjadi utuh, rela memberi dan juga menerima dari sesama dalam Kerajaan Allah—ia harus rela melepaskan apa yang menutup hatinya dari sesama (ay.21).

Masing-masing dari kita mempunyai pandangan kita sendiri tentang kesempurnaan—entah itu harta atau kebiasaan yang kita andalkan sebagai upaya sia-sia untuk memegang kendali. Hari ini, dengarlah undangan lembut Yesus untuk berserah, dan temukanlah kebebasan dalam keutuhan yang hanya mungkin dialami di dalam Dia (ay.26). —Monica La Rose

WAWASAN
Lukas 18:18 menyatakan pemuda kaya di Matius 19:16-30 sebagai “seorang pemimpin”. Ini bisa berarti ia adalah pemimpin sinagoge, penatua Yahudi, pemimpin orang Farisi, atau anggota mahkamah agama. Ia bertanya kepada Yesus apa yang harus dilakukannya untuk memasuki kerajaan Mesias (ay.16). Pada kesempatan lain, “seorang ahli Taurat” mengajukan pertanyaan yang sama kepada Yesus untuk menguji Dia (Lukas 10:25). Di Matius 19:24, Yesus menggunakan ilustrasi menggelikan tentang unta yang masuk melalui lubang jarum untuk menekankan bahwa kita tidak mungkin dapat “melakukan sesuatu” untuk menyelamatkan diri kita, karena hanya Allah yang sanggup menyelamatkan (ay.26). —K.T. Sim

Sempurna Seperti Kristus

Pernahkah kamu keliru menganggap ambisi pribadi sebagai “kesempurnaan” sesuai definisi Alkitab? Mengapa menyerahkan kendali kepada Allah dapat membebaskan kamu dari jerat perfeksionisme?

Bapa Mahakasih, ampuni aku yang sering salah mengartikan ambisiku untuk memperbaiki diri sebagai pertumbuhan di dalam-Mu! Tolong aku menyerahkan kendali dan menerima hidup yang merdeka bersama-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 21-22; Matius 19

Bagikan Konten Ini
34 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, sert beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *