Pelarik Tukang Periuk

Senin, 24 Januari 2022

Baca: Yeremia 18:1-6

18:1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:

18:2 “Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu.”

18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.

18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:

18:6 “Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!

Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. —Yeremia 18:4

Pada tahun 1952 di Pantai Miami, pemilik sebuah toko menempelkan peringatan yang berbunyi “Pecah berarti membeli” untuk mencegah orang-orang ceroboh memecahkan barang di tokonya. Sekarang tulisan peringatan sejenis dapat dijumpai di berbagai toko.

Ironisnya, bunyi peringatan di rumah tukang periuk sangat berbeda: “Pecah akan kami ganti menjadi lebih baik.” Itulah yang dinyatakan dalam Yeremia 18.

Yeremia mengunjungi rumah seorang tukang periuk dan melihat si tukang membentuk ulang tanah liat yang “rusak” dengan hati-hati menjadi “bejana lain” (ay.4). Nabi Yeremia mengingatkan kita bahwa Allah adalah Tukang periuk yang piawai, dan kita tanah liatnya. Dia berdaulat dan sanggup memakai apa yang diciptakan-Nya untuk menghancurkan kejahatan sekaligus menciptakan keindahan di dalam kita.

Allah dapat membentuk kita sekalipun kita rusak atau hancur. Dialah Tukang periuk yang ulung, yang sanggup dan mau menciptakan bejana baru dan berharga dari kepingan diri kita yang hancur. Allah tidak menganggap kehidupan lama, kesalahan, dan dosa masa lalu kita sebagai bahan yang tak dapat dipakai kembali. Dia memungut kepingan-kepingan hidup kita dan membentuknya kembali menurut rancangan yang terbaik di mata-Nya.

Sekalipun hancur, kita tetap dipandang berharga oleh Sang Tukang periuk agung. Dengan tangan-Nya, pecahan dan kepingan hidup kita dapat dibentuk kembali menjadi bejana indah yang dapat dipakai-Nya (ay.4). —Katara Patton

WAWASAN
Yeremia memakai analogi tukang periuk dan tanah liat untuk menggambarkan kebebasan Allah dalam menghakimi dan memulihkan umat-Nya. Sekalipun Allah berjanji akan “membangun dan menanam” suatu bangsa (Yeremia 18:9), ini tidak berarti bangsa itu dapat berpuas diri dan menjadi sombong, karena Allah bebas untuk menghakimi dosa yang tidak disesali (ay.10). Di sisi lain, penghakiman Allah atas Israel tidak berarti kehancuran mereka bersifat permanen. Jika Israel bertobat, Allah, seperti tukang periuk yang membentuk kembali tanah liat, akan dengan bebas membentuk dan membangun kembali Israel (ay.8). Metafora tukang periuk dan tanah liat juga menekankan maksud baik Allah bagi ciptaan-Nya. Ketika menemukan cacat pada tanah liat (kurang lembap, menggumpal, atau masalah lain), tukang periuk akan mengolahnya hingga menjadi bentuk yang dapat digunakan. Demikian pula, Allah tidak mencampakkan ciptaan-Nya, melainkan terus membentuknya untuk mencapai tujuan-Nya yang baik. —Monica La Rose

Pelarik Tukang Periuk

Penghiburan apa yang kamu dapatkan ketika mengetahui Allah adalah Tukang periuk yang dapat menciptakan sesuatu yang baru dari serpihan hidup kamu? Bagaimana kamu bisa tenang ketika Tukang periuk itu membentuk kamu menjadi bejana yang indah?

Ya Allah, Engkaulah Tukang periuk agung dan aku tanah liatnya. Bentuklah aku seturut kehendak-Mu. Ingatkan aku bahwa aku ada dalam tangan-Mu yang piawai dan penuh kasih.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 9-11; Matius 15:21-39

Bagikan Konten Ini
46 replies
  1. Sindhu
    Sindhu says:

    masalah, tekanan hidup, orang2 di sekelilinh qta adalah proses Tuhan membentuk hidup kita. Jangan keraskan hati kita tapi jadilah bejana tanah liat yg siap di bentuk Tuhan. Amin

  2. elvira toha
    elvira toha says:

    renungan yg sangt memotivasi. d zaman skrg halnyy buruj, mc yg byk dosa d pandang sebelah mata olh mnusia lainnx. dan terkdg membuat kita berkcil hati merasa tdk layak krn tdk d terima oleh lingkungan dan seakan² bhw kita sdh dpt berubah. namun ktika kita menaruh sluruh hdup kita d tangan Allah, maka si Tukang Periuk itu akan membuat kita mnjdi bejana dan ciptaan yg indah

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *