Doa-doa yang Belum Dijawab

Minggu, 30 Januari 2022

Baca: Mazmur 6

6:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Menurut lagu: Yang kedelapan. Mazmur Daud. (6-2) Ya TUHAN, janganlah menghukum aku dalam murka-Mu, dan janganlah menghajar aku dalam kepanasan amarah-Mu.

6:2 (6-3) Kasihanilah aku, TUHAN, sebab aku merana; sembuhkanlah aku, TUHAN, sebab tulang-tulangku gemetar,

6:3 (6-4) dan jiwakupun sangat terkejut; tetapi Engkau, TUHAN, berapa lama lagi?

6:4 (6-5) Kembalilah pula, TUHAN, luputkanlah jiwaku, selamatkanlah aku oleh karena kasih setia-Mu.

6:5 (6-6) Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati?

6:6 (6-7) Lesu aku karena mengeluh; setiap malam aku menggenangi tempat tidurku, dengan air mataku aku membanjiri ranjangku.

6:7 (6-8) Mataku mengidap karena sakit hati, rabun karena semua lawanku.

6:8 (6-9) Menjauhlah dari padaku, kamu sekalian yang melakukan kejahatan, sebab TUHAN telah mendengar tangisku;

6:9 (6-10) TUHAN telah mendengar permohonanku, TUHAN menerima doaku.

6:10 (6-11) Semua musuhku mendapat malu dan sangat terkejut; mereka mundur dan mendapat malu dalam sekejap mata.

Tuhan, berapa lama lagi? —Mazmur 6:4

Sudah sampai, belum?/ Belum./ Sudah sampai?/ Belum. Demikianlah “permainan” kami sepanjang perjalanan mudik pertama (dan pasti bukan yang terakhir) selama enam belas jam dari Colorado ke Arkansas saat anak-anak kami masih kecil. Dua anak terbesar kami terus-menerus “memainkannya”, dan kalau ada hadiah satu dolar untuk setiap kali mereka bertanya, saya pasti sudah kaya raya. Pertanyaan itu menjadi obsesi anak-anak saya, tetapi sebenarnya saya yang mengemudikan mobil juga terobsesi dengan pertanyaan, Sudah sampai, belum? Dan jawabannya, Belum, sebentar lagi.

Jujur saja, hampir semua orang dewasa melontarkan pertanyaan tersebut, meski mungkin dalam bentuk yang berbeda dan tidak mengucapkannya keras-keras. Namun, alasan kita menanyakannya tidaklah berbeda: kita lelah, dan mata kita “rabun karena sedih” (Mzm. 6:8 BIS). Kita “lesu . . . karena mengeluh” (ay.7) tentang segala hal, mulai dari berita sehari-hari, kesulitan di tempat kerja, pergumulan kesehatan yang tak habis-habisnya, sampai masalah relasi, dan masih banyak lagi. Kita menjerit: “Apakah kita sudah sampai pada akhirnya? Berapa lama lagi, Tuhan, berapa lama lagi?”

Daud sang pemazmur mengenal dengan baik kelelahan semacam itu, dan dengan jujur menyampaikan pertanyaan penting itu kepada Allah. Seperti orangtua yang peduli, Allah mendengar seruan Daud dan dalam belas kasihan-Nya yang besar menerima doanya (ay.10). Daud tidak malu untuk meminta. Demikian pula, kamu dan saya dapat menghampiri Bapa kita di surga dengan keberanian untuk jujur berseru, “Berapa lama lagi?” Jawaban-Nya bisa jadi, “Belum, anak-Ku, sebentar lagi. Percayalah kepada-Ku, karena Aku baik.” —John Blase

WAWASAN
Mazmur 6:1 menyebut Daud sebagai penulisnya dan memberikan petunjuk untuk dimainkan “dengan permainan kecapi. Menurut lagu: Yang kedelapan”. Mazmur ini adalah mazmur pertama dari tujuh mazmur pertobatan (Mzm. 6, 32, 38, 51, 102, 130, 143), yang berisi pengakuan dosa sang penulis dan permohonannya untuk menerima pengampunan serta belas kasihan Allah. Daud menulis mazmur ini saat menderita sakit yang berkepanjangan (6:3-4). Ia mengakui penyakitnya adalah akibat dari dosa-dosa tertentu, dan Allah sedang menghajarnya (ay.2). Kondisinya membuat musuh-musuhnya berani melancarkan serangan terhadapnya (ay.8-9,11). Merana karena kesedihan atas dosa-dosanya, Daud memohon pengampunan, berkat, dan pemulihan dalam pertobatan serta atas dasar belas kasihan Allah (ay.3,5). Ia menutup doanya dengan keyakinan bahwa mereka yang sungguh-sungguh bertobat akan menerima belas kasihan Allah (ay.10-11). —K.T. Sim

Doa-doa yang Belum Dijawab

Mengapa kamu letih lesu sekarang dan bertanya-tanya, Berapa lama lagi, Tuhan? Apa yang kamu ketahui tentang Allah, yang menunjukkan bahwa Dia dapat dipercaya?

Bapa di surga, beban dunia membuatku bertanya, “Berapa lama lagi?” Terima kasih karena Engkau menerima doa-doa seperti itu. Berilah aku kekuatan untuk bersandar kepada-Mu di sepanjang hidupku.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 23-24; Matius 20:1-16

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. ayu agil mujakar
    ayu agil mujakar says:

    jangan lelah untuk berdoa dan berharap pada Tuhan. serahkanlah padaNya, Dia akan menjawab satu per satu dan lenih baik dari yang kamu minta.

  2. yesheispetros
    yesheispetros says:

    Tuhan Yesus terimakasih…aku terkadang bertanya berapa lama lagi,karna aku bosan di dalam perjalanan ini,aku ingin mempercepat proses,namun biarlah Tuhan yg berkehendak atas ku.
    I Love You God

  3. eca larasati
    eca larasati says:

    Tuhan Yesus makasih banyak buat segala hal :’) aku tahu walaupun aku masih “dalam perjalanan” tapi pastu Engkau menyertaiku sampai tiba pada tujuan amen :”)

  4. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan,biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  5. Dina Tamara
    Dina Tamara says:

    Bukan secara kebetulan saya membaca firman Tuhan ini yang dimana semua yang tertulis di dalamnya persis seperti apa yg sedang saya alami, merasa bingung hilang arah dan orang” pergi meninggalkan ku disaat keadaanku yg terpuruk ini sudah sejak lama ada satu Doaku belum terjawab tapi selalu terbersit seperti nya Tuhan sedang mempersiapkan yang jauh lebih dari yang kuDoakan sehingga prosesnya terasa begitu lama dan membingungkan. Tapi disini aku kembali di ingatkan agar terus sabar dan bersandar kepada Tuhan saja bukan kepada pemikiran ku. Tuhan mohon ampun jika aku terkadang meragukan kasihMu aku ingatkan baku untuk selalu bersyukur atas apa yang boleh terjadi dan belum terjadi karna. Hanya satu Doaku Tuhan berkati kedua orang tua ku dan berikan panjang umur aku hanya ingin sukses dan membuat mereka bangga dan bahagia di hari Tuanya atas pencapaian ku yang Engkau hendaki.
    Terimakasih Tuhan Terima dan sempurna nakan segala Doaku yang mendesak ini 😇🙏

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *