Bersembunyi dari Allah

Sabtu, 22 Januari 2022

Baca: Kejadian 3:1-10

3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?”

3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: “Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,

3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati.”

3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati,

3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”

3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.

3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.

3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?”

3:10 Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”

Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya, “Di manakah engkau?” —Kejadian 3:9

Saya memejamkan mata dan mulai menghitung keras-keras. Teman-teman saya di kelas tiga SD itu bergegas keluar untuk mencari tempat persembunyian. Setelah lama mencari di setiap lemari, peti, dan ruangan, saya belum juga menemukan mereka. Rasanya konyol sekali saat akhirnya ada yang melompat dari balik pot tanaman pakis yang menggantung pada langit-langit. Padahal hanya kepalanya saja yang tertutup pakis, sementara tubuhnya terlihat jelas selama ini!

Karena Allah Mahatahu, ketika Adam dan Hawa “bersembunyi” (Kej. 3:8) dari hadapan-Nya di Taman Eden, mereka tetap saja terlihat jelas. Namun, mereka bukan sedang bermain petak umpet; saat itu mereka tiba-tiba sadar—dan merasa malu—akan kesalahan mereka, karena telah makan buah dari pohon yang sudah dilarang Allah.

Adam dan Hawa berpaling dari Allah dan ketetapan-Nya yang penuh kasih ketika mereka tidak menaati perintah-Nya. Namun, alih-alih marah dan menarik diri, Allah justru mencari mereka, dengan bertanya, “Di manakah engkau?” Ini bukan berarti Allah tidak tahu mereka di mana, melainkan Dia ingin menunjukkan belas kasihan-Nya yang penuh rahmat kepada mereka (ay.9).

Saya tidak berhasil menemukan teman-teman saya yang bersembunyi, tetapi Allah selalu melihat dan mengenal kita—kita selalu terlihat jelas di mata-Nya. Sama seperti Dia mencari Adam dan Hawa, Tuhan Yesus mencari kita “ketika kita masih berdosa” dengan mati di kayu salib demi menunjukkan kasih-Nya kepada kita (Rm. 5:8). Kita tidak lagi perlu bersembunyi. —Kirsten Holmberg

WAWASAN
Wahyu 12:9 dan 20:2 menyebut ular di Kejadian 3 sebagai “Iblis” (pemfitnah) atau “Satan” (musuh). Yesus menyebut Iblis sebagai “pendusta dan bapa segala dusta” (Yohanes 8:44). Paulus berkata bahwa “Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya” (2 Korintus 11:3). Adam dan Hawa dilarang makan hanya dari satu pohon—”pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat” (Kejadian 2:16-17). Namun, Iblis memutarbalikkan larangan itu dengan menyebutkan “semua pohon dalam taman” (3:1). “Sekali-kali kamu tidak akan mati” (ay.4) adalah tantangan Iblis yang terang-terangan terhadap Allah (2:17). Hawa mengubah perintah Allah yang jelas itu dengan menambahkan “Jangan kamu . . . raba buah itu” (3:3). —K.T. Sim

Bersembunyi dari Allah

Pernahkah kamu mencoba “bersembunyi” dari Allah? Bagaimana Dia telah mencari kamu?

Allah Bapaku, terima kasih Engkau menunjukkan kasih dan kepedulian-Mu kepadaku, meskipun aku telah berdosa kepada-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 4-6; Matius 14:22-36

Bagikan Konten Ini
32 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang-orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  2. Sindhu
    Sindhu says:

    Iblis melihat Adam & Hawa bisa di goda dari sisi itu tadi dan melebih2kan atau mengurangi perintah Tuhan. Manusia jangan lengah. Hrs tau betul perintah atau Firman Tuhan. Tq sharingnya

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *