Berani Menghadapi Badai
Senin, 17 Januari 2022
Baca: Ibrani 12:1-3,12-13
12:1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah;
12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus . . . supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa. —Ibrani 12:2-3
Badai dahsyat melanda Memphis, Tennessee, pada petang 3 April 1968. Karena merasa letih dan kurang enak badan, Pendeta Dr. Martin Luther King Jr. ingin membatalkan pidato dukungannya terhadap unjuk rasa para pekerja kebersihan di sebuah gereja. Namun, ia terkejut saat panggilan telepon menyampaikan bahwa masyarakat dengan berani menembus badai demi mendengar pidatonya. Maka ia pergi ke gereja dan berbicara selama 40 menit, menyampaikan apa yang dianggap sebagian orang sebagai pidato terbaiknya, berjudul “I’ve Been to the Mountaintop” (Aku Sudah Pernah ke Puncak Gunung).
Keesokan harinya, King tewas ditembak. Namun, pidatonya masih menginspirasi mereka yang tertindas dengan harapan akan “tanah perjanjian”. Demikian pula jemaat Tuhan mula-mula juga terinspirasi oleh pesan yang menguatkan. Kitab Ibrani ditulis untuk menyemangati orang-orang Yahudi Kristen yang terancam karena keyakinan mereka kepada Kristus. Kitab ini memberikan dorongan rohani yang tegas agar mereka tidak putus harapan, dengan menyerukan, “Kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah” (12:12). Sebagai orang Yahudi, mereka pasti tahu seruan itu pertama kalinya disampaikan oleh Nabi Yesaya (Yes. 35:3).
Namun, kini sebagai murid Kristus, kita dipanggil untuk “berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. . . . dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan” (Ibr. 12:1-2). Dengan demikian, kita tidak akan “menjadi lemah dan putus asa” (ay.3).
Badai dan angin keras pasti terjadi dalam hidup ini. Namun, di dalam Yesus, kita akan bertahan dan menang dengan mengandalkan Dia. —Patricia Raybon
WAWASAN
Berdasarkan Ibrani 13:24, diperkirakan kitab ini ditulis dari Italia oleh penulis yang namanya tidak diketahui. Kitab ini ditujukan kepada umat Tuhan yang patah semangat, mendorong mereka agar tetap setia dengan “mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin [mereka] dalam iman, dan yang membawa iman [mereka] itu kepada kesempurnaan” (12:2). Penulis menekankan keunggulan dan kesanggupan Kristus lewat kedudukan-Nya sebagai Allah itu sendiri (ps.1-4) dan pengorbanan-Nya yang satu kali untuk selamanya demi penebusan dosa (ps.5-10). Dalam pasal 12, penulis memakai ilustrasi perlombaan lari jarak jauh dengan pelari-pelari yang disoraki para pendukung di seluruh stadion supaya tekun hingga garis akhir. Rasul Paulus juga menggunakan metafora perlombaan lari untuk mendorong orang percaya tetap bertekun dengan memusatkan perhatian pada garis akhir, untuk “mencapai garis akhir” (2 Timotius 4:7; lihat 1 Korintus 9:24-27; Filipi 3:12-14). —K.T. Sim

Bagaimana kamu menanggapi badai rohani dalam hidup kamu? Bagaimana Tuhan Yesus memberi kamu pengharapan saat kamu berpegang kepada Dia dan janji-Nya?
Tuhan Yesus, Engkau menenangkan setiap badai rohani. Ketika badai mengamuk, kirimkanlah kedamaian dalam jiwaku saat aku terus berharap kepada-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Kejadian 41-42; Matius 12:1-23
aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Amin
Amin 😇
Dari Tuhan lah dtg pertolonganðŸ™
Amin
Amin
Amin
amin
halleluya ðŸ™
Amin Tuhan Yesus Memberkati
Amin…
Amin
Thanks Jesus ðŸ™
AMIN
amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan. biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya. amin
Amin ðŸ™
amin
amin ðŸ™ðŸ»ðŸ˜‡
Tuhan Yesus baik, dan sangat baik. BerkatNya selalu datang di waktu yang tepat 😇
.AmiN.
Amin
Amin
amen
Thankyou,GbuðŸ™
Amin
Amin
Amin
Tuhan tolonglah aku senantiasa 😇
ayatnya benar-benar ngena banget untuk kisah ku sekarang 🙂
terimakasih Tuhan sudah membuka pintu hati kuâ¤ï¸
sudah menyadarkan aku bahwa tiada yang mustahil jika dibarengi dengan kepercayaan 😇
amien
Amin ðŸ™ðŸ»
AminðŸ¤
Aminn
Segala puji syukur hanya bagi nama Tuhan Yesus Kristus, Amin.
Amin
amin
amin
Amin, terpujilah nama Tuhan
Amin..
Amin 😇
Amin
Hidup dalam damai Tuhan. Amin.
Amen
Aminn🙏
Amin ðŸ˜
sungguh meneguhkan dalam ceritanya