Perdamaian yang Tepat Waktu
Minggu, 26 Desember 2021
Baca: Matius 5:21-26
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Segeralah berdamai dengan lawanmu. —Matius 5:25
Kepahitan antara Simon dan Geoffrey telah terjadi selama bertahun-tahun, dan upaya Simon untuk berdamai selalu ditolak. Setelah mendengar kabar kematian ibunda Geoffrey, Simon melakukan perjalanan menuju utara Kenya untuk menghadiri upacara pemakamannya. Ia mengingat pertemuan itu: “Saya tidak terlalu mengharapkan hasil apa-apa dari pertemuan itu, [tetapi] setelah ibadah, kami mulai membuka diri dan berbicara. Kami berpelukan, berbagi perasaan, berdoa bersama, dan berencana untuk bertemu kembali.” Seandainya Simon dan Geoffrey berdamai lebih cepat, pasti banyak kepahitan yang dapat dihindari.
Perkataan Yesus dalam Matius 5:21-26 menolong kita memandang masalah relasi yang belum terselesaikan dalam perspektif yang jelas. Kemarahan yang menyebabkan perpecahan adalah masalah serius (ay.22). Selain itu, membereskan masalah dalam relasi adalah langkah awal yang tepat sebelum menyembah Allah (ay.23-24). Kata-kata bijak Yesus, “segeralah berdamai dengan lawanmu,” (ay.25) mengingatkan kita bahwa semakin cepat kita melakukan apa yang dapat dilakukan untuk berdamai, akan semakin baik untuk semua pihak.
Hubungan memiliki risiko; dibutuhkan usaha untuk menjaganya, baik dalam keluarga, di tempat kerja, dalam lingkungan pendidikan, dan di antara orang percaya. Namun, sebagai wakil-wakil “Raja Damai” di dunia (Yes. 9:5), kiranya kita mau berusaha mengulurkan hati dan tangan kepada mereka yang memiliki konflik yang belum terselesaikan dengan kita. —Arthur Jackson
WAWASAN
Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan menjadi “segeralah” dalam Matius 5:25 (“Segeralah berdamai dengan lawanmu”) adalah takh-oo. Kata keterangan ini berarti “lekas”, “segera”, “bergegas”, “tanpa menunda”. Bentuk kata bendanya termasuk dalam akar kata tachometer, alat pengukur kecepatan. Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk sesegera mungkin berdamai dengan orang lain. Bukan hanya Dia yang mengajarkan prinsip itu. Paulus menulis, “Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis” (Efesus 4:26-27). Demikian pula, penulis kitab Ibrani menyatakan, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang . . . Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang” (Ibrani 12:14-15). —Arthur Jackson

Siapa yang terpikirkan oleh kamu ketika memikirkan seseorang yang perlu kamu hubungi supaya relasi kamu dengannya dapat dipulihkan? Apa yang menghalangi kamu melakukannya?
Bapa, Engkau mengetahui relasi-relasiku yang retak. Ampuni aku karena lamban dalam mengusahakan perdamaian. Beri aku kekuatan untuk mengambil langkah selanjutnya.
Amin
Makasih bgd kak utk renungan ny 😭😭😭
Aq yakin ga ada yg nama ny kebetulan, karna emang skrng ini hubungan ku dengan kk perempuan ku semakin retak, kami sering beragumen satu sama lain, tidak ada yg mau mengalah di antara kami. Seolah2 masing2 menyimpan kekesalan ny masing2 di dlm hati. Tapi lewat renungan hari ini, aq di ingatkan kembali untuk bisa berdamai lewat merendahkan hati terlebih dahulu, lebih sabar n mau saling mendengar kan. Aq berharap relasi kami bisa semakin membaik ke depan ny, kira ny Tuhan memulihkan hubungan kami 😇😇😇
Terima kasih buat team Warung Sate Kamu, kira ny selalu menjadi berkat n semakin di pakai Tuhan secara luar biasa, Tuhan Memberkati 😇😇😇
Puji Tuhan…sungguh luar biasa pesan Tuhan untuk hidup saya..✝
Amin. 😇
Amin. 😇
Amin ðŸ™
Amin
Bapa, Engkau mengetahui relasi-relasiku yang retak. Ampuni aku karena lamban dalam mengusahakan perdamaian. Beri aku kekuatan untuk mengambil langkah selanjutnya
Amin
Amin🌲💗ðŸ™
AMIN
Bapa kami yang di sorga,
Dikuduskanlah nama-Mu,
datanglah Kerajaan-Mu,
jadilah kehendak-Mu
di bumi seperti di sorga.
Berikanlah kami pada hari ini
makanan kami yang secukupnya
dan ampunilah kami akan kesalahan
kami, seperti kami juga mengampuni
orang yang bersalah kepada kami;
dan janganlah membawa kami ke
dalam pencobaan,
tetapi lepaskanlah kami dari pada
yang jahat.
Karena Engkaulah yang empunya
Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
sampai selama-lamanya.
Amin.
amin