Kamu Orang Apa?

Kamis, 16 Desember 2021

Baca: Galatia 3:26-4:7

3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.

3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.

3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.

3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

4:1 Yang dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu;

4:2 tetapi ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah ditentukan oleh bapanya.

4:3 Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.

4:4 Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat.

4:5 Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.

4:6 Dan karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: “ya Abba, ya Bapa!”

4:7 Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.

Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. —Galatia 3:26

Ketika saya masuk ke toko es krim bersama anak balita saya yang berdarah campuran, penjaga di balik konter menatap saya sekilas lalu memandangi anak saya. Ia lalu bertanya, “Kamu orang apa?”

Pertanyaan dan nadanya yang kasar memunculkan kembali rasa marah dan sakit hati yang sering saya alami saat bertumbuh dewasa sebagai keturunan Meksiko-Amerika yang berpenampilan tidak sesuai dengan stereotip pada umumnya. Saya menarik Xavier lebih dekat, lalu menoleh kepada suami saya yang berkulit hitam. Dengan mata menyipit, pegawai toko itu menyiapkan pesanan kami tanpa mengatakan apa-apa lagi.

Dalam hati saya mendoakan orang itu sementara anak saya menyebutkan rasa-rasa es krim yang ingin dicobanya. Setelah memohon pengampunan atas kepahitan yang saya rasakan, saya meminta Allah memberi saya kerelaan untuk mengampuni. Dengan warna kulit yang terang tetapi tidak putih, bertahun-tahun saya menjadi target sorot mata serupa yang disusul dengan pertanyaan yang sama. Saya bergumul dengan perasaan tidak aman dan tidak berharga, sampai saya mulai belajar menerima identitas saya sebagai anak Allah yang dikasihi-Nya.

Rasul Paulus menyatakan orang percaya di dalam Yesus adalah “anak-anak Allah karena iman”, berbeda-beda tetapi sama-sama berharga. Kita saling terhubung dan memang dirancang untuk bekerja sama (Gal. 3:26-29). Ketika Allah mengutus Anak-Nya untuk menebus kita, kita menjadi keluarga melalui darah-Nya yang tercurah di kayu salib untuk pengampunan dosa kita (4:4-7). Sebagai makhluk yang diciptakan menurut gambar Allah, nilai diri kita tidak dapat ditentukan oleh pendapat, tuntutan, atau pandangan orang lain.

Kita ini apa? Kita adalah anak-anak Allah. —Xochitl Dixon

WAWASAN
Paulus tidaklah menghapuskan perbedaan etnik, ekonomi, atau jenis kelamin di dalam gereja (Galatia 3:28). Sebaliknya, saat membicarakan keselamatan, sang rasul mengatakan bahwa Allah memperlakukan semua orang setara: Semua orang telah berdosa, “seluruh umat manusia berada di bawah kekuasaan dosa” (3:22 BIS; lihat Roma 3:23). Semua orang perlu bertobat (Kisah Para Rasul 2:38; 3:19). Kita semua diselamatkan dengan cara yang sama, yakni oleh kasih karunia melalui iman (Efesus 2:8-9). “Sebab [kita] semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus” (Galatia 3:26). Di dalam Yesus, Allah menerima kita tanpa membeda-bedakan (1 Korintus 12:13; Kolose 3:11). Kita masuk dalam keluarga Allah dengan “dilahirkan kembali” (Yohanes 3:3; 1 Petrus 1:3,23), dan Paulus menggunakan konsep adopsi untuk menggambarkan kedudukan kita di dalam keluarga agar kita dapat menyatakan status kita dan menikmati hak istimewa sebagai anak-anak-Nya. “Kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah (Galatia 4:7). Kita adalah “ahli waris, . . . bersama-sama dengan Kristus” (Roma 8:17). —K.T. Sim

Kamu Orang Apa?

Pernahkah kamu meragukan nilai diri kamu, karena pendapat, tuntutan, atau pandangan orang lain? Bagaimana kesadaran bahwa semua anak Allah dicipta menurut gambar-Nya dapat membantu kamu mengasihi mereka yang berbeda dari kamu?

Allah Bapa, tolong aku melihat diriku dan orang lain melalui mata-Mu, serta mengasihi orang yang berbeda dariku dengan kasih-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Amos 4-6; Wahyu 7

Bagikan Konten Ini
30 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan serta beri pertolongan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *