Identitas yang Benar
Jumat, 3 Desember 2021
Baca: 1 Yohanes 2:28–3:10
2:28 Maka sekarang, anak-anakku, tinggallah di dalam Kristus, supaya apabila Ia menyatakan diri-Nya, kita beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya.
2:29 Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.
3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.
3:4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah.
3:5 Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
3:6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
3:7 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorangpun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar;
3:8 barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu.
3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
3:10 Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah! —1 Yohanes 3:1
Seorang teman mengamati foto-fotonya hasil jepretan saya, lalu menunjuk bagian-bagian tubuh yang dianggapnya tidak sempurna. Saya memintanya untuk melihat lebih dekat lagi. “Aku melihat putri cantik kesayangan Raja segala Raja yang Mahakuasa,” kata saya. “Aku melihat sosok seseorang yang sangat mengasihi Allah dan sesama, yang kebaikan, kemurahan, dan kesetiaannya yang tulus telah memberi dampak dalam hidup begitu banyak orang.” Ketika melihat air mata menggenang di matanya, saya berkata, “Kurasa kamu butuh mahkota!” Sore itu kami memilih mahkota yang sempurna untuk teman saya agar ia tidak pernah melupakan identitas sejatinya.
Ketika kita mengenal Yesus secara pribadi, Allah memahkotai kita dengan kasih dan menyebut kita anak-anak-Nya (1Yoh. 3:1). Dia memberi kita kekuatan untuk memelihara iman kita sehingga kita “beroleh keberanian percaya dan tidak usah malu terhadap Dia pada hari kedatangan-Nya” (2:28). Meski Dia menerima kita apa adanya, kasih-Nya menyucikan dan mengubah kita makin menyerupai Dia (3:2-3). Allah menolong kita menyadari kebutuhan kita akan Dia, dan bertobat saat kita bersukacita karena dimampukan untuk berpaling dari dosa . Kita dapat hidup dalam kesetiaan, ketaatan, dan kasih (ay.10), sementara kebenaran-Nya tinggal dalam hati kita dan Roh-Nya hadir dalam hidup kita.
Hari itu teman saya sebenarnya tidak membutuhkan mahkota atau perhiasan. Namun, kami berdua butuh diingatkan tentang nilai kami sebagai anak-anak Allah yang terkasih. —XOCHITL DIXON
WAWASAN
1 Yohanes 2:28—3:10 memuat dua tema yang berkaitan: menjadi anak-anak Allah dan bersikap seperti anak-anak-Nya. Di 1 Yohanes 2:29, sang rasul menulis bahwa “setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada [Allah].” Di 1 Yohanes 3:10, gagasan tersebut dituangkan dalam kalimat negatif: “setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah.” Di antara kedua ayat tersebut, Yohanes membangun gagasan tentang perbuatan kita yang selaras dengan identitas kita di dalam Kristus. Yesus menyatakan kebenaran yang sama ketika Dia berkata bahwa “setiap pohon dikenal pada buahnya” (Lukas 6:43-45). —J.R. Hudberg

Kesalahan dan kegagalan apa di masa lalu yang kamu izinkan menentukan identitas kamu? Bagaimana dengan mengetahui bahwa kamu dikasihi, dipilih, dan dimahkotai sebagai anak Allah, kamu ditolong untuk hidup dalam kebenaran dan kasih?
Allah terkasih, terima kasih telah mengingatkanku, bahwa jati diriku ditentukan oleh milik siapakah aku ini. Aku milik-Mu, hanya milik-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 45-46; 1 Yohanes 2
Amin 🥺😇ðŸ™
Amen..
Terima kasih Tuhan..
Aku milik-Mu & hanya milik-Mu
aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
amin
aminnnn
Amin
Amin
Amin…
Amin
Amin..
Amin
Amin. 😇
Amin. 😇
Amin😇
Terima kasihðŸ™
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin
Amin
AMIN😇
amin
Amin.Terimakasih Tuhan Yesus.
Amin
Amin
.AmiN.
AMIN…. Thank you Jesus
sungguh luar biasa, Allah sungguh baik.
Amin, terimakasih Tuhan Yesus
AminðŸ™ðŸ’—🤗
Aminn
amin
Amin ðŸ™
amin
Amin
amin
Aminnnn
puji Tuhan
amin
Amien
amin
Aminnn, terima kasih atas renungan Firman nya, Tuhan Yesus Memberkati 😇ðŸ™âœ¨
Amin
Amin