Hikmat Besar
Selasa, 28 Desember 2021
Baca: Yudas 1:17-23
1:17 Tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, ingatlah akan apa yang dahulu telah dikatakan kepada kamu oleh rasul-rasul Tuhan kita, Yesus Kristus.
1:18 Sebab mereka telah mengatakan kepada kamu: “Menjelang akhir zaman akan tampil pengejek-pengejek yang akan hidup menuruti hawa nafsu kefasikan mereka.”
1:19 Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa Roh Kudus.
1:20 Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar imanmu yang paling suci dan berdoalah dalam Roh Kudus.
1:21 Peliharalah dirimu demikian dalam kasih Allah sambil menantikan rahmat Tuhan kita, Yesus Kristus, untuk hidup yang kekal.
1:22 Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu,
1:23 selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu, selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api. Tetapi tunjukkanlah belas kasihan yang disertai ketakutan kepada orang-orang lain juga. —Yudas 1:22-23
“Gembala membutuhkan hikmat yang besar dan seribu mata untuk memeriksa kondisi jiwa jemaat dari segala segi,” tulis Yohanes Krisostomus, seorang bapa gereja yang dikasihi. Tulisan tersebut merupakan bagian dari sebuah diskusi tentang peliknya usaha merawat orang lain secara rohani. Karena tidak mungkin memaksa orang untuk pulih, Krisostomus menekankan dibutuhkannya empati dan belas kasihan yang besar untuk dapat menjangkau hati orang lain.
Namun, Krisostomus memperingatkan, hal itu bukan berarti kita tidak akan pernah menyakiti mereka. “Jika kamu bersikap terlalu lunak kepada orang yang membutuhkan operasi besar, dan tidak menggores cukup dalam, sayatan kamu tidak akan mengenai sasaran. Namun, sayatan dengan sewenang-wenang, tanpa belas kasihan, membuat pasien yang sudah putus asa karena penderitaannya, menjadi tidak peduli lagi . . . untuk kemudian menyerah.”
Peliknya dilema ini juga disebutkan Yudas dalam tanggapannya kepada mereka yang disesatkan oleh guru-guru palsu (1:12-13,18-19). Namun, ketika Yudas memaparkan cara merespons ancaman serius seperti itu, ia tidak menyarankan untuk menanggapinya dengan amarah yang membabi buta.
Sebaliknya, ia mengajarkan agar orang percaya menanggapi ancaman tersebut dengan berakar lebih kuat dalam kasih Allah (ay.20-21). Hanya dengan begitu kita dapat memiliki hikmat untuk menolong sesama dalam waktu, kerendahan hati, dan belas kasihan yang tepat (ay.22-23). Itulah cara yang paling baik untuk menolong mereka mendapatkan pemulihan dan kelegaan dalam kasih Allah yang tak terbatas. —Monica La Rose
WAWASAN
Kitab Yudas, yang ditulis oleh Yudas, saudara tiri Yesus, dibuka dan ditutup dengan perintah atau seruan kepada orang-orang percaya untuk berdiri teguh dalam iman mereka (“berjuang untuk mempertahankan iman”, ay. 3). Mereka harus membangun diri mereka di atas dasar “[iman] yang paling suci” (ay. 20). Konteks pemikiran Yudas adalah guru-guru palsu yang kegagalan utamanya berupa gaya hidup tak bertuhan. Guru-guru palsu itu tidak menyesali pilihan mereka yang amoral, “menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka” (ay. 4). Berbicara kepada pendengar yang akrab dengan Kitab Suci Yahudi, Yudas memperingatkan mereka tentang konsekuensi dari gaya hidup amoral, dengan mengutip dari Kitab Suci Ibrani dan Kitab 1 Henokh (ay. 14-15). 1 Henokh, meski bukan bagian dari kanon Kitab Suci kita, dijunjung tinggi oleh umat Yahudi. —Monica La Rose

Mengapa penting untuk “[membangun] diri [kamu] sendiri . . . dalam Roh Kudus” (ay.20) sebelum menanggapi ancaman? Teladan dalam hikmat dan belas kasihan apa yang pernah kamu lihat digunakan untuk menolong orang yang tengah menderita?
Allah Mahapengasih, ketika aku menghadapi kejahatan dan kebencian, tolonglah aku untuk tidak membalas, melainkan makin menguatkan diriku dalam kasih-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: Zakharia 5-8; Wahyu 19
Amin
Amin Tuhan Yesus Memberkati
Amin
Amen!
jika diri ku sendiri belum benar dlam pertobtan dan msih sering jatuh,tapi msih ingin terus jln,,apakah salah jika sy juga menolong iman teman sy,walau iman sy msih samar ?
Aminâ¤ï¸ðŸ˜‡
Amin
Betul2 Saat teduh hr ini berbicara kuat kpd saya. Sy jadi tidak tertuduh lg walaupun tidak membantu krn yg dibantu ternyata selama ini memanfaatkan kelemahan saya,yaitu gampang berbelas kasihan.
AminðŸ™
Amin
amin
puji Tuhan haleluya, renungan ini menguatkan ku, krn saat ini ku mengalami nya
Amin, Tuhan Yesus Memberkati
terimakasih ayat hari ini benar” pas dgn kondisi saya saat ini, terimakasi untuk org org yg membuat aplikasi ini. Gbu 🌈🥺🙌
Amin
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkan lah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang-orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkenan bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan. biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin
amin
ami
so blessed ðŸ¤
amin
Amin 💗
Amin
amin
Aminn
Mengasihi sesama manusia. Amin.
Amin
Amin