Tiada yang Dapat Memisahkan
Sabtu, 13 November 2021
Baca: Roma 8:31-39
8:31 Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?
8:32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
8:33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
8:34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
8:35 Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang?
8:36 Seperti ada tertulis: “Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.”
8:37 Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita.
8:38 Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang,
8:39 atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? —Roma 8:35
Ketika ayah Pris, seorang pendeta, menjawab panggilan Allah untuk merintis pelayanan di sebuah pulau kecil di Indonesia, keluarga mereka harus tinggal di gubuk reyot bekas kandang ternak. Pris ingat bagaimana mereka sekeluarga merayakan Natal dengan duduk di lantai dan menyanyikan pujian sementara air hujan menetes menembus atap jerami. Namun, ayahnya mengingatkan, “Pris, hanya karena kita miskin bukan berarti Allah tidak mengasihi kita.”
Sebagian mungkin menganggap bahwa hidup yang diberkati Allah adalah hidup yang dipenuhi kekayaan, kesehatan, dan umur panjang. Ketika keadaan menjadi sulit, mereka pun bertanya-tanya apakah Allah masih mengasihi mereka. Namun, di Roma 8:31-39, Paulus mengingatkan kita bahwa tiada yang dapat memisahkan kita dari kasih Yesus—termasuk penindasan, kesesakan, penganiayaan, dan kelaparan (ay.35). Inilah dasar dari hidup yang sungguh diberkati: Allah menyatakan kasih-Nya kepada kita dengan mengutus Anak-Nya, Yesus, untuk mati bagi dosa-dosa kita (ay.32). Kristus pun bangkit dari kematian dan sekarang duduk “di sebelah kanan” Bapa, menjadi pembela bagi kita (ay.34).
Dalam masa-masa penuh penderitaan, kita dapat memegang teguh kebenaran yang membawa penghiburan ini, yakni hidup kita berakar pada apa yang telah Kristus lakukan bagi kita. Tak ada—“baik maut, maupun hidup . . . ataupun sesuatu makhluk lain” (ay.38-39)—yang dapat memisahkan kita dari kasih-Nya. Apa pun situasi kita, apa pun kesulitan yang kita hadapi, kiranya kita diingatkan bahwa Allah selalu menyertai kita dan tiada yang dapat memisahkan kita dari-Nya. —Yohana ang
WAWASAN
Di Roma 5-8, Paulus memberi tahu orang percaya di Roma tentang apa yang telah Kristus lakukan untuk menyelamatkan mereka dan menyebutkan karunia-karunia rohani yang mereka miliki dalam Dia. Di Roma 8:31-35, ia meneguhkan rasa aman kekal yang dimiliki orang percaya. Paulus mengutip Mazmur 44:23 (ay. 36) untuk menjelaskan bahwa orang percaya tidak terbebas dari kesulitan dan penderitaan, bahkan kematian fisik (ay. 35). Namun, ia juga meneguhkan bahwa Allah melindungi kita (ay. 31), menyelamatkan kita (ay. 32), tidak lagi menggugat kita (ay. 33-34), dan menyelimuti kita dengan kasih-Nya (ay. 35,37,39). Pantaslah sang rasul menyatakan dengan penuh kemenangan, “Dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. . . . [Tidak ada yang] dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita” (ay. 37,39). —K. T. Sim

Bagaimana cara kamu untuk mengingatkan diri sendiri bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kamu dari kasih Yesus? Bagaimana mengetahui kebenaran ini dapat mengubah sikap kamu dalam menghadapi berbagai kesulitan hidup?
Bapa surgawi, bukalah mata dan hatiku agar semakin memahami kasih-Mu, dan tolonglah aku menyadari bahwa kasih-Mu itu cukup bagi hidupku.
Bacaan Alkitab Setahun: Ratapan 1–2; Ibrani 10:1-18
Allah tidak pernah meninggalkan kita. Amin.
Aminâ¤ï¸ðŸ˜‡
Amin
amin
Haleluya. Amin ðŸ™
Amin
Haleluya
Amen
AMIN
Amin Tuhan Yesus memberkati
amin
Amin. 😇
Amin. 😇
Amin. 😇
Amin. 😇
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkan lah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami ke dalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpuji lah namaMu kekal selamanya, amin
puji Tuhan..
Amin
Amim
Amin
Amin
amin
segala keadaan dalam penderitaan dn duka tidak dapat menjadi alasan bahwa Allah tidak mengasihi kita. Takaran kasih Allah pda manusia tidak sama dengan takaran dunia ini mngasihi kita.
trimakasih utk mindset yg baru ini. ðŸ™
Amin
AminðŸ™ðŸ’—✨
Amin
Amin. Kasihnya cukup bagiku.
Amin
Amin
Haleluyah Amin.. Tuhan Yesus Membetkati 😇
amin
Haleluya