Perkasa dan Penuh Kasih

Minggu, 14 November 2021

Baca: Ulangan 4:5-8,11-14

4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.

4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?

4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

4:11 Lalu kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala sampai ke pusar langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan.

4:12 Lalu berfirmanlah TUHAN kepadamu dari tengah-tengah api; suara kata-kata kamu dengar, tetapi suatu rupa tidak kamu lihat, hanya ada suara.

4:13 Dan Ia memberitahukan kepadamu perjanjian, yang diperintahkan-Nya kepadamu untuk dilakukan, yakni Kesepuluh Firman dan Ia menuliskannya pada dua loh batu.

4:14 Dan pada waktu itu aku diperintahkan TUHAN untuk mengajarkan kepadamu ketetapan dan peraturan, supaya kamu melakukannya di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya.

 

Kamu mendekat dan berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala sampai ke pusar langit dalam gelap gulita, awan dan kegelapan. —Ulangan 4:11

Pada tahun 2020, gunung berapi Sangay di Ekuador meletus. Kantor berita BBC mengabarkan bahwa “kolom abunya yang berwarna gelap mencapai ketinggian lebih dari 12.000 meter.” Muntahan berupa abu dan debu vulkanik menyelimuti hingga empat provinsi (seluas kira-kira 800 kilometer persegi). Langit berubah gelap dan suram, dan udara menjadi pekat sehingga membuat napas sesak. Seorang petani bernama Feliciano Inga menggambarkan suasana yang mencekam itu kepada surat kabar El Comercio: “Kami tidak tahu dari mana semua debu ini berasal . . . . Kami melihat langit menjadi gelap dan kami pun takut.”

Bangsa Israel merasakan ketakutan serupa di kaki Gunung Sinai, saat mereka “berdiri di kaki gunung itu, sedang gunung itu menyala . . . dalam gelap gulita, awan dan kegelapan” (Ul. 4:11). Suara Allah bergemuruh, dan umat-Nya gemetar. Sungguh menakutkan. Berjumpa dengan Allah yang hidup itu benar-benar menakjubkan sekaligus menggetarkan.

“Lalu berfirmanlah Tuhan” dan “suara kata-kata [mereka] dengar, tetapi suatu rupa tidak [mereka] lihat” (Ul. 4:12). Suara yang mengguncang seluruh keberadaan mereka itu sesungguhnya memberikan kehidupan dan pengharapan. Allah memberikan Sepuluh Perintah kepada Israel dan memperbarui perjanjian-Nya dengan mereka. Suara dari awan gelap itu memang membuat mereka gentar, tetapi juga memikat dan mengasihi mereka dengan kasih setia yang teguh (Kel. 34:6-7).

Allah itu Mahakuasa, tidak terjangkau oleh kita, bahkan sangat menakjubkan. Namun, Dia juga penuh kasih dan selalu ingin dekat dengan kita. Allah yang perkasa dan penuh kasih itulah yang benar-benar kita butuhkan. —Winn Collier

WAWASAN
Kitab Ulangan menyimpulkan kelima kitab Musa (juga dikenal sebagai Taurat atau Pentateukh). Bahasa Inggris untuk Kitab Ulangan, deuteronomy, berarti “hukum kedua”. Ini menggambarkan isi kitab tersebut, yaitu pemberitaan kedua dari hukum yang diterima orang Israel di Gunung Sinai (lihat Keluaran 20). Hal ini penting karena empat puluh tahun telah berlalu semenjak peristiwa di kaki Gunung Sinai tersebut. Generasi yang menerima Hukum Taurat telah meninggal selama tahun-tahun mereka berkelana di padang gurun. Sekarang generasi baru bangsa Israel berdiri di hadapan tanah yang dijanjikan oleh Allah. Karenanya, Hukum Taurat perlu ditegaskan kembali sebagai persiapan mereka memasuki tanah perjanjian. —Bill Crowder

Perkasa dan Penuh Kasih
 

Kapan perjumpaan pribadi dengan Allah membuat kamu gemetar? Bagaimana Dia juga menyatakan kasih-Nya kepada kamu pada perjumpaan tersebut?

Ya Allah, terkadang aku datang kepada-Mu dengan terlalu santai dan meremehkan-Mu. Terima kasih untuk kesabaran-Mu kepadaku. Terima kasih juga untuk kasih-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Ratapan 3–5; Ibrani 10:19-39

Bagikan Konten Ini
33 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang di sorga,
    Dikuduskanlah nama-Mu,
    datanglah Kerajaan-Mu,
    jadilah kehendak-Mu
    di bumi seperti di sorga.
    Berikanlah kami pada hari ini
    makanan kami yang secukupnya
    dan ampunilah kami akan kesalahan
    kami, seperti kami juga mengampuni
    orang yang bersalah kepada kami;
    dan janganlah membawa kami ke
    dalam pencobaan,
    tetapi lepaskanlah kami dari pada
    yang jahat.
    Karena Engkaulah yang empunya
    Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    sampai selama-lamanya.

    Amin.

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta beri kekuatan, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, ki menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpuji lah NamaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *