Nyanyikanlah Pujian kepada Allah
Senin, 8 November 2021
Baca: 1 Tawarikh 15:29–16:11
15:29 Ketika tabut perjanjian TUHAN itu sampai ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud melompat-lompat dan menari-nari. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya.
16:1 Tabut Allah itu dibawa masuk, lalu diletakkan di tengah-tengah kemah yang dipasang Daud untuk itu, kemudian mereka mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan di hadapan Allah.
16:2 Setelah Daud selesai mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan, diberkatinyalah bangsa itu demi nama TUHAN.
16:3 Lalu dibagikannya kepada setiap orang Israel, baik laki-laki maupun perempuan, kepada masing-masing sekeping roti, sekerat daging dan sepotong kue kismis.
16:4 Juga diangkatnya dari orang Lewi itu beberapa orang sebagai pelayan di hadapan tabut TUHAN untuk memasyhurkan TUHAN, Allah Israel dan menyanyikan syukur dan puji-pujian bagi-Nya.
16:5 Kepala ialah Asaf dan sebagai orang kedua ialah Zakharia; lalu Yeiel, Semiramot, Yehiel, Matica, Eliab, Benaya, Obed-Edom dan Yeiel yang harus memainkan gambus dan kecapi, sedang Asaf harus memainkan ceracap
16:6 dan Benaya serta Yahaziel, imam-imam itu, selalu harus meniup nafiri di hadapan tabut perjanjian Allah itu.
16:7 Kemudian pada hari itu juga, maka Daud untuk pertama kali menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi TUHAN:
16:8 Bersyukurlah kepada TUHAN, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!
16:9 Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
16:10 Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!
16:11 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! —1 Tawarikh 16:8
Kelembaban dan hawa panas menyelimuti kami yang mengikuti konferensi pemuridan yang berlangsung seminggu penuh pada suatu musim panas. Namun, di hari terakhir, cuaca berubah menjadi lebih sejuk. Karena bersyukur untuk cuaca tersebut dan karya Allah yang luar biasa, ratusan peserta konferensi pun menaikkan suara mereka memuji Allah. Banyak yang merasa leluasa untuk bernyanyi dengan sepenuh hati di hadapan Allah, memper-sembahkan hati, jiwa, raga, dan pikiran mereka kepada-Nya. Ketika memikirkan peristiwa yang terjadi beberapa puluh tahun lalu itu, saya kembali mengingat rasa takjub dan sukacita tulus yang kami alami saat memuji Allah.
Raja Daud tahu bagaimana menyembah Allah dengan sepenuh hatinya. Dia bersukacita ketika tabut perjanjian, yang melambangkan kehadiran Allah, dipindahkan ke Yerusalem—dengan melompat-lompat dan menari-nari (1Taw. 15:29). Walaupun Mikhal, istrinya, “memandang rendah Daud dalam hatinya” (ay.29) saat melihat perilakunya, Daud tidak membiarkan tanggapan pedas sang istri menghentikannya untuk menyembah Allah yang benar. Walaupun terlihat tidak pantas, ia ingin mengucap syukur kepada Allah karena telah memilih dirinya menjadi pemimpin bangsa Israel (lihat 2Sam. 6:21-22).
Daud “menyuruh Asaf dan saudara-saudara sepuaknya menyanyikan syukur bagi Tuhan: Bersyukurlah kepada Tuhan, panggillah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa! Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!” (1Taw. 16:7-9). Kiranya kita juga menyembah Allah dengan segenap diri dan menaikkan pujian dan pengagungan kita dengan sepenuh hati. —AMY BOUCHER PYE
WAWASAN
Tabut Perjanjian adalah perabot paling penting dalam Kemah Suci. Tabut yang dibuat oleh Bezaleel sang pengrajin, berbentuk peti persegi panjang (dengan ukuran sekitar 115 x 68 x 68 cm) berbahan kayu penaga yang dilapisi emas di sisi luar dan dalamnya (lihat Keluaran 31:1-5; 37:1-9). Di dalam tabut ada loh batu bertuliskan Hukum Taurat yang diberikan kepada Musa (25:16), buli-buli berisi manna, dan tongkat Harun (Bilangan 17:10). Penutup tabut dinamakan tutup pendamaian, yaitu potongan emas murni yang menutupi bagian atas peti dan memiliki dua kerub emas di atasnya. —Alyson Kieda

Kapan kamu pernah merasa sangat leluasa untuk menyembah Allah sepenuh hati? Apa yang membuat kamu merasa begitu lepas dan bebas?
Allah Sang Pencipta, kami meninggikan nama-Mu di atas segalanya. Engkau sungguh layak dipuji! Kami menyembah-Mu!
Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 43–45; Ibrani 5
aminn aminn aminn ðŸ™ðŸ™ðŸ™
Aminn
amin
Aminâ¤ï¸ðŸ˜‡
Amin ðŸ™
Amin
Amin
Haleluya
Amen
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkan lah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuh kan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kam segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu , biarlah kehendakMu yang terjadi, terpuji lah namaMu kekal selamanya , amin
AMIN
Amin Tuhan Yesus memberkati
amin
Amin. 😇
Amin
Amin. 😇
amin
Amin
AMEN
Amin
Amin
.AmiN.
amin
amin
AminðŸ™ðŸ’—✨
amin
Pujilah Tuhan senantiasa. Amin.
Amin
amin
Amin
amin
Amin
Amin ðŸ™ðŸ»
AMIN