Kehendak Allah 

Rabu, 24 November 2021

Baca: Mazmur 62

62:1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. (62-2) Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku.

62:2 (62-3) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

62:3 (62-4) Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang miring, terhadap tembok yang hendak roboh?

62:4 (62-5) Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka mengutuki. Sela

62:5 (62-6) Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku.

62:6 (62-7) Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.

62:7 (62-8) Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.

62:8 (62-9) Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita. Sela

62:9 (62-10) Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka sekalian lebih ringan dari pada angin.

62:10 (62-11) Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.

62:11 (62-12) Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar: bahwa kuasa dari Allah asalnya,

62:12 (62-13) dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.

 

Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku. —Mazmur 62:6

Kehendak Allah terkadang sulit untuk diikuti. Dia meminta kita melakukan hal-hal yang benar. Dia memanggil kita untuk menanggung kesulitan tanpa mengeluh; untuk mengasihi orang yang rasanya tidak pantas dikasihi; untuk mengindahkan suara hati yang melarang kita berbuat yang tidak benar; untuk mengambil langkah-langkah yang sebenarnya tidak ingin kita ambil. Jadi, sepanjang hari kita harus berkata kepada jiwa kita: “Dengarlah, hai jiwaku. Jadilah tenang dan lakukan apa yang Yesus ingin kamu lakukan.”

“Hanya dekat Allah saja aku tenang” (62:2), dan kalimat yang serupa diulang di ayat 6. Kedua ayat tersebut sebenarnya memiliki perbedaan, dan ini bisa kita lihat dalam Alkitab Terjemahan Lama. Daud memulai dengan menyatakan sesuatu tentang jiwanya (“Bahwasanya hatiku berdiam dirinya di hadapan Allah”), baru kemudian kepada jiwanya (“Tetapi engkau, hai jiwaku! Berdiamlah dirimu bagi Allah”). Kalimat pertama menunjukkan sebuah keputusan, suatu ketetapan yang bulat dalam pikiran Daud; kalimat kedua merupakan ajakan Daud kepada jiwanya untuk mengingat keputusan itu.

Daud bertekad untuk hidup dalam ketenangan—suatu sikap tunduk penuh kepada kehendak Allah. Kita juga dipanggil dan diciptakan untuk melakukan yang sama. Kita akan memperoleh kedamaian ketika kita setuju: “Bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi” (Luk. 22:42). Inilah panggilan kita yang utama dan tertinggi ketika kita menjadikan Dia Tuhan dan sumber sukacita kita yang terbesar. “Aku suka melakukan kehendak-Mu,” kata pemazmur (Mzm. 40:9).

Tentu saja kita harus selalu meminta pertolongan Allah, “sebab dari pada-Nyalah harapan [kita]” (62:6). Ketika kita meminta pertolongan-Nya, Dia pasti akan melakukannya. Allah tidak pernah meminta kita melakukan sesuatu tanpa Dia sendiri memampukan kita untuk hal itu.  —David H. Roper

WAWASAN
Kata “keselamatanku” muncul empat kali di Mazmur 62 (ay. 2,3,7,8). Dua kata terkait dalam ayat-ayat ini diterjemahkan sebagai “keselamatan”. Kata-kata ini berasal dari kata kerja Ibrani yaw-shah’, yang artinya “menyelamatkan, diselamatkan, dilepaskan”. Daud memandang Allah sebagai sumber sejati rasa amannya. Di Mazmur 27:1, ia menulis, “TUHAN adalah terangku dan keselamatanku, kepada siapakah aku harus takut?” Nama Perjanjian Lama Yosua (“Tuhan adalah keselamatan”) mengandung akar kata ini. Yesus, yang nama-Nya dijelaskan di Matius 1:21, adalah nama Yosua dalam versi Perjanjian Baru. —Arthur Jackson

Kehendak Allah 
 

Pernahkah kamu berpikir kehendak Allah bagi kamu itu sulit dilakukan? Bagaimana kamu dapat tunduk penuh kepada-Nya?

Mungkin aku tidak selalu bisa mengerti kehendak-Mu, ya Bapa, tetapi kumohon Engkau menolongku untuk tunduk penuh. Ajarilah aku untuk percaya kepada kebaikan dan kesetiaan-Mu. Berikanku hati yang taat.

Bacaan Alkitab Setahun: Yehezkiel 22–23; 1 Petrus 1

Bagikan Konten Ini
46 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  2. Sandra Ria
    Sandra Ria says:

    Aminnn, terima kasih atas Renungan Firman Pagi Ini, Tuhan Yesus Memberkati 😇🙏✨

  3. Sindhu
    Sindhu says:

    belajar berserah penuh pd kehendak Tuhan dan meletakkan segala kehendak hati qta utk melakukan kehendak Tuhan. Amin

  4. Gabriela Boka
    Gabriela Boka says:

    Amin.. semoga kita selalu bisa untuk melakukan kehendak Allah, meskipun itu sulit bagi kita. Tuhan Yesus Memberkati

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *