Siapa Nama kamu?

Jumat, 1 Oktober 2021

Baca: Wahyu 2:12-17

2:12 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Pergamus: Inilah firman Dia, yang memakai pedang yang tajam dan bermata dua:

2:13 Aku tahu di mana engkau diam, yaitu di sana, di tempat takhta Iblis; dan engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal imanmu kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana Iblis diam.

2:14 Tetapi Aku mempunyai beberapa keberatan terhadap engkau: di antaramu ada beberapa orang yang menganut ajaran Bileam, yang memberi nasihat kepada Balak untuk menyesatkan orang Israel, supaya mereka makan persembahan berhala dan berbuat zinah.

2:15 Demikian juga ada padamu orang-orang yang berpegang kepada ajaran pengikut Nikolaus.

2:16 Sebab itu bertobatlah! Jika tidak demikian, Aku akan segera datang kepadamu dan Aku akan memerangi mereka dengan pedang yang di mulut-Ku ini.

2:17 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya.”

Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru. —Wahyu 2:17

Konon kita menjalani hidup ini dengan menyandang tiga nama: nama yang diberikan oleh orangtua kita, nama yang diberikan orang lain (reputasi kita), dan nama yang kita berikan kepada diri sendiri (karakter kita). Nama yang diberikan orang lain kepada kita itu penting, karena “nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas” (Ams. 22:1). Namun, walaupun reputasi itu penting, karakter jauh lebih penting. 

Akan tetapi, masih ada nama lain yang jauh lebih penting. Tuhan Yesus mengatakan kepada jemaat-Nya di Pergamus bahwa sekalipun reputasi mereka pernah tercoreng, Dia memiliki nama baru yang tersedia di surga bagi mereka yang bertekun dan tidak tergoda untuk menyangkal iman. “Barangsiapa menang, . . . Aku akan mengaruniakan kepadanya batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak diketahui oleh siapapun, selain oleh yang menerimanya” (Why. 2:17).

Kita tidak mendapat penjelasan mengapa Yesus menjanjikan batu putih. Apakah itu semacam penghargaan untuk mereka yang menang? Atau sebuah tiket masuk ke perjamuan kawin Anak Domba? Mungkin juga ini mirip dengan alat yang pernah digunakan para juri dalam persidangan untuk menentukan bersalah tidaknya seorang terdakwa. Kita tidak tahu sama sekali. Apa pun alasannya, Allah menjanjikan nama baru kita itu akan menghapus rasa malu yang kita tanggung (lihat Yes. 62:1-5).

Reputasi kita mungkin tercoreng, dan bisa jadi karakter kita sudah sulit untuk diubah. Namun, identitas kita tidak ditentukan oleh kedua “nama” itu. Yang terpenting bukanlah pandangan orang tentang diri kamu atau bahkan anggapan kamu tentang diri sendiri, melainkan apa yang Yesus katakan tentang diri kamu. Hiduplah sesuai dengan nama baru yang akan kamu sandang. —MIKE WITTMER

WAWASAN
Surat kepada jemaat di Pergamus (Wahyu 2:12-17) adalah surat ketiga dari tujuh surat yang dibacakan Yesus kepada Yohanes. Surat-surat itu berfungsi sebagai pesan-pesan spesifik kepada jemaat-jemaat tersendiri yang kemudian memperkenalkan pesan yang lebih umum sepanjang sisa kitab Wahyu. Semua jemaat itu terletak di Asia Kecil (yang kini dikenal sebagai Turki) dan berada di daerah yang banyak sekali dilayani oleh Paulus selama perjalanan misinya. Di sebagian besar suratnya, setiap jemaat diberikan daftar pujian untuk kesetiaan mereka dan juga kritik untuk kekurangan mereka. Bagi Pergamus, pujiannya ditemukan di ayat 13, di mana Yesus mengakui lingkungan mereka yang sulit (tempat iblis berdiam) dan kesetiaan mereka, bahkan ketika ada anggota jemaatnya yang dibunuh sebagai martir. Namun mereka dikecam karena membiarkan orang-orang yang menyebarkan pengajaran palsu, penyembahan berhala, dan perzinahan. Karena adanya kemungkinan mereka mendapatkan pendisiplinan ilahi, maka Yesus dengan kasih-Nya memanggil mereka untuk bertobat. —Bill Crowder

Siapa Nama kamu?

Bagaimana reputasi kamu sesuai dengan karakter kamu? Apakah karakter kamu mencerminkan identitas diri kamu di dalam Yesus?

Ya Bapa, aku percaya identitasku ditentukan oleh apa yang Engkau katakan tentang diriku. Tolonglah aku menjalani hidup selayaknya statusku sebagai anak-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 11–13; Efesus 4

Bagikan Konten Ini
27 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terima kasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini yaTuhan, dan beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *