Para Perongrong

Minggu, 3 Oktober 2021

Baca: 2 Korintus 4:7-18

4:7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami.

4:8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa;

4:9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa.

4:10 Kami senantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami.

4:11 Sebab kami, yang masih hidup ini, terus-menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata di dalam tubuh kami yang fana ini.

4:12 Maka demikianlah maut giat di dalam diri kami dan hidup giat di dalam kamu.

4:13 Namun karena kami memiliki roh iman yang sama, seperti ada tertulis: “Aku percaya, sebab itu aku berkata-kata”, maka kami juga percaya dan sebab itu kami juga berkata-kata.

4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Tuhan Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.

4:15 Sebab semuanya itu terjadi oleh karena kamu, supaya kasih karunia, yang semakin besar berhubung dengan semakin banyaknya orang yang menjadi percaya, menyebabkan semakin melimpahnya ucapan syukur bagi kemuliaan Allah.

4:16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

4:17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

4:18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari. —2 Korintus 4:16

Awalnya tenggorokan saya terasa gatal. Gawat, pikir saya. Rasa gatal itu ternyata gejala flu. Itu baru permulaan dari infeksi tenggorokan. Flu berubah menjadi batuk rejan—batuk hebat yang disertai napas berbunyi—dan batuk hebat itu kemudian berkembang menjadi pneumonia.

Delapan minggu didera batuk rejan membuat saya menyadari sesuatu. Sebenarnya saya tidak menganggap diri saya tua. Namun, saya cukup sadar untuk menyadari bahwa saya mulai menua. Salah seorang anggota kelompok kecil saya di gereja mempunyai sebutan lucu untuk berbagai masalah kesehatan yang menyerang kita seiring bertambahnya usia, yaitu “perongrong”. Namun, tidak ada yang lucu bila para “perongrong” mulai beraksi.

Dalam 2 Korintus 4, Paulus juga menuliskan tentang para “perongrong” dengan gayanya sendiri. Di sana ia meringkas pengalaman penganiayaan yang ia dan rekan-rekannya alami. Pelayanan yang dikerjakannya telah membawa dampak yang merugikan. Paulus mengakui, “manusia lahiriah kami semakin merosot.” Namun, meskipun tubuhnya makin melemah—karena faktor usia, penganiayaan, dan kondisi yang keras—Paulus masih berpegang teguh pada harapan yang menopang dirinya: “Manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari” (ay.16). Ia pun menegaskan bahwa “penderitaan ringan yang sekarang ini” tidak terbandingkan dengan apa yang menantinya: “kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan” (ay.17).

Ketika saya menulis ini, “perongrong” tersebut masih menimbulkan perasaan tidak enak dalam dada saya. Namun, saya tahu, dalam hidup saya dan hidup siapa pun yang berpegang erat pada Kristus, “perongrong” apa pun tidak akan menang. —ADAM R. HOLZ

WAWASAN
Tema umum dalam tulisan Paulus adalah hubungan antara kerapuhan manusia dan kuasa Allah. Dalam 2 Korintus 4:7, Paulus mengatakan bahwa kita ini seperti bejana tanah liat, tetapi menyimpan harta karun yang besar. Ia menggambarkan perbedaan nyata itu dengan menunjukkan bagaimana kuasa Allah telah menguatkannya. Meski ia dianiaya, ditindas, terus-menerus menghadapi bahaya karena percaya kepada Yesus, ia tidak hancur, tidak putus asa, tidak ditinggalkan sendirian, atau binasa, karena kuasa Allah bekerja di dalamnya (ay. 8-10). Paulus kembali kepada tema itu dalam pasal 12, di mana ia bermegah bahwa “dalam kelemahanlah kuasa [Allah] menjadi sempurna” (12:9). —J.R. Hudberg

Para Perongrong

“Perongrong” apa yang sedang mengusik hidup kamu atau orang yang kamu kasihi? Apa yang dapat menolong kamu bertekun dalam iman dan pengharapan di masa-masa penuh pergumulan atau keputusasaan karena masalah kesehatan? 

Ya Bapa, walau tubuh kami ”semakin merosot,” tolonglah aku memandang pergumulan jasmani itu melalui lensa pengharapan yang kami miliki di dalam Yesus dan kemuliaan yang dijanjikan-Nya.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 17–19; Efesus 5:17-33

Bagikan Konten Ini
24 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Bapa kami yang di sorga,
    Dikuduskanlah nama-Mu,
    datanglah Kerajaan-Mu,
    jadilah kehendak-Mu
    di bumi seperti di sorga.
    Berikanlah kami pada hari ini
    makanan kami yang secukupnya
    dan ampunilah kami akan kesalahan
    kami, seperti kami juga mengampuni
    orang yang bersalah kepada kami;
    dan janganlah membawa kami ke
    dalam pencobaan,
    tetapi lepaskanlah kami dari pada
    yang jahat.
    Karena Engkaulah yang empunya
    Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan
    sampai selama-lamanya.
    Amin.

  2. rico art
    rico art says:

    Terima kasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang-orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, dan beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerah kan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  3. Sri Purwaningsih
    Sri Purwaningsih says:

    kemulian dibalik penderitaan yg menjadi harapan kita , tujian iman kita .
    tetap teguh pada iman dan pengharapan.

  4. Santoso Kurniawan
    Santoso Kurniawan says:

    ya Tuhanku , kiranya Engkau menyembuhkan dadaku dari segala kesesakan , kelemahan tubuhku dipulihkan untuk dapat menyembahMU senantiasa dalam HadiratMU yang mendatangkan berkat dan sukacita , dalam nama Yesus Kristus Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *