Disertai dalam Lembah Kekelaman

Selasa, 5 Oktober 2021

Baca: Mazmur 23

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.

23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. —Mazmur 23:4

Hannah Wilberforce adalah bibi dari William Wilberforce, pejuang penghapusan budak di Inggris. Menjelang ajalnya, Hannah sempat menulis sepucuk surat, dan di dalamnya ia berbicara tentang kabar kematian seorang saudara seiman dalam Tuhan. “Berbahagialah orang yang telah berpulang ke rumah Bapa, sekarang mendiang telah berada bersama Yesus, yang ia kasihi meski tak pernah dilihatnya. Hatiku melonjak kegirangan.” Kemudian ia menggambarkan kondisinya sendiri: “Diriku sendiri, antara membaik dan memburuk; tetapi Yesus, Dia selalu baik.”

Kata-katanya membuat saya teringat akan Mazmur 23, ketika Daud menulis, “Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku” (ay.4). Kalimat tersebut begitu menarik perhatian, karena di sanalah, di tengah lembah kekelaman, gambaran Daud tentang Allah menjadi sangat pribadi. Dari berbicara tentang Allah—“Tuhan adalah gembalaku” (ay.1)— menjadi berbicara kepada Allah: “sebab Engkau besertaku (ay.4, penekanan dicetak miring).

Sungguh lega mengetahui bahwa Allah Mahakuasa yang menciptakan seluruh dunia (90:2) sangat mengasihi kita sehingga Dia mau menyertai kita melewati tempat-tempat yang paling sulit sekalipun. Entah keadaan kita membaik atau memburuk, kita dapat berpaling kepada Dia—Gembala, Juruselamat, dan Sahabat kita—dan mendapati-Nya “selalu baik.” Karena kebaikan-Nya, Dia telah mengalahkan maut yang kelam, sehingga kita akan “diam dalam rumah Tuhan sepanjang masa” (23:6). —James Banks

WAWASAN
Dalam Perjanjian Lama, kita terbiasa melihat para penulis menggunakan kiasan untuk menggambarkan Allah, dan di sebagian besar kasus, metafora yang digunakan adalah benda-benda mati. Salah satu contoh metafora yang demikian ditemukan dalam Mazmur 18:3: “Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku, tanduk keselamatanku, kota bentengku!” Dalam ayat itu saja, ada tidak kurang dari lima macam metafora benda mati yang dipakai–bukit batu, kubu, perisai, tanduk, benteng. Dalam hal itulah Mazmur 23 berbeda. Mazmur 23 adalah salah satu perikop paling menonjol dalam Perjanjian Lama di mana metafora pribadi dipakai untuk menggambarkan Allah–gembala. Dalam budaya yang memiliki akar agrikultur (termasuk penggembalaan domba), dikenal adanya hubungan antara domba dan gembalanya, sehingga membuat gambaran ini sangat cocok digunakan untuk memahami betapa Allah begitu memedulikan kita. —Bill Crowder

Disertai dalam Lembah Kekelaman

Bagaimana kamu terhibur mengetahui bahwa Yesus, Gembala kita yang baik, selalu menyertai kamu? Bagaimana kamu dapat membagikan pengharapan itu kepada orang lain hari ini?

Gembalaku yang baik, terima kasih untuk kebaikan dan kesetiaan-Mu yang sempurna kepadaku. Tolonglah aku untuk tetap dekat dengan-Mu hari ini.

Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 23–25; Filipi 1

Bagikan Konten Ini
38 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terima kasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  2. ilin darwis
    ilin darwis says:

    terimakasih Tuhan buat penyertaanMU yg tak pernah habis dalam hidupku,aku sgt memohon kuasai aku dengan kasihMU didalam hidupku

  3. ilin darwis
    ilin darwis says:

    terimakasih Tuhan buat penyertaanMU yg tak pernah habis dalam hidupku,aku sgt memohon kuasai aku dengan kasihMU didalam hidupku

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *