Utuslah Aku

Rabu, 8 September 2021

Utuslah Aku

Baca: Yesaya 6:1-8

6:1 Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

6:2 Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.

6:3 Dan mereka berseru seorang kepada seorang, katanya: “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!”

6:4 Maka bergoyanglah alas ambang pintu disebabkan suara orang yang berseru itu dan rumah itupun penuhlah dengan asap.

6:5 Lalu kataku: “Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.”

6:6 Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas mezbah.

6:7 Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: “Lihat, ini telah menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah diampuni.”

6:8 Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!”

Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku: “Ini aku, utuslah aku!” —Yesaya 6:8

Utuslah Aku

Ketika misionaris berkebangsaan Swedia, Eric Lund, merasa terpanggil oleh Allah untuk pergi ke Spanyol dan melakukan pekerjaan misi di akhir dekade 1890-an, ia langsung taat. Meski pelayanannya di sana tidak begitu berhasil, ia tetap bertahan dalam keyakinannya pada panggilan Allah. Suatu hari, ia bertemu dengan seorang pria asal Filipina, Braulio Manikan, dan membagikan Injil kepadanya. Mereka lalu bekerja sama untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam salah satu bahasa daerah di Filipina, dan di kemudian hari merintis ladang misi pertama dari gereja Baptis di Filipina. Alhasil, banyak orang menerima Tuhan Yesus, dan itu semua karena Lund, seperti Nabi Yesaya, bersedia menjawab panggilan Allah.

Di Yesaya 6:8, Allah mencari orang yang mau pergi untuk menyampaikan pesan tentang penghakiman-Nya yang segera tiba dan pengharapan masa depan kepada umat Israel. Yesaya mengajukan diri dengan berani: “Ini aku, utuslah aku!” Sebenarnya ia merasa tidak layak, seperti yang telah ia akui sebelumnya, “Sebab aku ini seorang yang najis bibir” (ay.5). Akan tetapi, Yesaya bersedia memenuhi panggilan itu karena ia telah menyaksikan kekudusan Allah, menyadari dosa-dosanya, dan menerima penyucian dari-Nya (ay.1-7).

Apakah Allah memanggil kamu untuk melakukan sesuatu bagi-Nya? Apakah kamu belum mau menjawab panggilan-Nya? Jika demikian, ingatlah segala sesuatu yang telah Allah lakukan lewat kematian dan kebangkitan Yesus Kristus. Dia telah mengutus Roh Kudus untuk menolong dan menuntun kita (Yoh. 14:26; 15:26-27), dan Dia akan menyiapkan kita untuk menjawab panggilan-Nya. Seperti Yesaya, kiranya kita berseru, “Utuslah aku!” —Francis Neil G. Jalando-on

WAWASAN
Yesaya 6:1-13 menceritakan panggilan Yesaya untuk masuk ke dalam masa pelayanan kenabian yang panjang dan sulit (740–685 SM). Yesaya, yang namanya berarti “Yahweh menyelamatkan”, bernubuat kepada Kerajaan Yehuda di selatan di sepanjang pemerintahan Uzia dan Yotam (keduanya raja yang saleh), Ahas (salah satu raja Yehuda terburuk) dan Hizkia (raja yang berkomitmen pada pembaruan) selama kira-kira lima puluh lima tahun (Yesaya 1:1). Yesaya hidup sezaman dengan Nabi Hosea, Amos, dan Mikha. Asyur, negeri adikuasa pada masa itu, mengancam akan menyerbu Israel dan Yehuda. Menurut tradisi, Yesaya berkerabat dengan Raja Uzia, sehingga ia mudah masuk ke istana (7:3; 38:1; 39:3), dan menjadi martir ketika mati digergaji oleh Raja Manasye (kemungkinan yang disebutkan dalam Ibrani 11:37). Selain kitab nubuat ini, Yesaya juga menulis riwayat Raja Uzia dan Raja Hizkia (lihat 2 Tawarikh 26:22; 32:32). Kedua kitab itu sudah tidak ada lagi. —K.T. Sim

Apakah Allah memanggil kamu untuk melakukan sesuatu bagi-Nya? Adakah yang menghalangi kamu menjawab panggilan-Nya?

Tuhan Yesus, terima kasih Engkau sudah memanggil dan memampukanku untuk melayani-Mu. Tolonglah aku melihatnya sebagai kesempatan istimewa agar aku melayani-Mu dengan sukarela.

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 3–5; 2 Korintus 1

Bagikan Konten Ini
49 replies
  1. Nover Panjaitan
    Nover Panjaitan says:

    Amin😇 Terkadang rasa tidak layak menjadi halangan untuk datang ke Tuhan tapi Roh Kudus menyadarkan kita bahwa kita sudah disucikan oleh darah Yesus😇

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari dari pandemi ini ya Tuhan, dan beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. renato aja
    renato aja says:

    Tuhan Yesus, terima kasih Engkau sudah memanggil dan memampukanku untuk melayani-Mu. Tolonglah aku melihatnya sebagai kesempatan istimewa agar aku melayani-Mu dengan sukarela.

  4. Noviana Rosaria Da Silva
    Noviana Rosaria Da Silva says:

    Shalom, dalam Firman hari ini. Ya Tuhan ampunilah kami mngkin banyak hal duniawi yg sering kali menutup dn menghalangi kami untk mendengar dan peka trhadap panggilan-Mu, kami percaya Roh Kudus yg Engkau utus bekerja dalam diri kmi masing masing, maka itu Tuhan mampukan kmi lebih peka trhadap suara-Mu ya Tuhan lewat Roh Kudus yng ada pada kami, dn layakanlah kami mngkin saat ini kami selalu bersalah dn mengecewakan-Mu, dn mngkin bgi manusia kmi tidak layak untuk Tuhan, tpi dngn Firman hari ini pada Yesaya, dngn pengakuan Yesaya atas ketidaklayakannya pada-Mu Tuhan ttpi Engkau mengampuninya, hingga Yesaya bersedia menerima Panggilan-Mu. Smoga kmi jg bsa menerima Panggilan-Mu Tuhan, sprti kata Yesaya, “Ini aku. Utuslah aku”. Amin🙏

  5. Rubi
    Rubi says:

    2021 09 08 – 23:05
    CMI

    Bersyukur atas anugerah keselamatan dari Tuhan. Bersiap untuk menjadi saksi Nya di mana pun berada

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *