Beristirahat dengan Baik
Minggu, 26 September 2021
Baca: Matius 11:25-30
11:25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.
11:26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
11:27 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya.
11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.”
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. —Matius 11:28
Jam menunjukkan pukul 1:55 dinihari. Karena masih memikirkan pembicaraan melalui teks yang saya lakukan hingga larut malam, saya sama sekali tidak mengantuk. Saya melepaskan lilitan selimut yang membungkus tubuh saya lalu duduk di sofa. Saya mencari di Google apa saja yang perlu dilakukan agar bisa tidur, tetapi yang saya temukan justru hal-hal yang tidak boleh dilakukan: jangan tidur siang, jangan minum kopi, jangan berolahraga di malam hari. Semua itu memang tidak kulakukan. Namun, ada lagi yang saya temukan: saya disarankan untuk membatasi penggunaan gawai hingga larut malam. Oh tidak! Berkomunikasi via teks semalaman bukanlah tindakan yang bijaksana. Agar seseorang dapat beristirahat dengan baik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan.
Dalam Perjanjian Lama, Allah memberikan berbagai aturan tentang apa saja yang tidak boleh dilakukan pada hari Sabat dengan maksud agar umat-Nya dapat beristirahat. Dalam Perjanjian Baru, Yesus menawarkan jalan yang berbeda. Alih-alih menekankan berbagai aturan, Dia memanggil murid-murid-Nya untuk menjalin hubungan dengan-Nya. “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Mat. 11:28). Di ayat sebelumnya, Yesus menyebutkan tentang hubungan yang senantiasa terjalin dalam kesatuan diri-Nya dengan Bapa—Dialah yang disingkapkan Kristus kepada kita. Pertolongan yang terus-menerus dinikmati Yesus dari Bapa-Nya juga selalu tersedia untuk kita alami.
Menghindari kegiatan atau kebiasaan tertentu yang dapat mengganggu waktu tidur memang bijaksana, tetapi beristirahat dengan baik di dalam Kristus lebih didasarkan pada hubungan daripada aturan. Menyadari itu, saya pun menutup gawai saya, lalu menyerahkan hati yang berbeban berat ini kepada Yesus yang berkata kepada saya: “Marilah kepada-Ku . . . ” —Elisa Morgan
WAWASAN
Matius 11:25-30 menyiratkan kebenaran bahwa kita semua berada di bawah sejenis “kuk”, yang berarti setiap orang punya beban yang harus dipikulnya di dunia ini. Mereka yang “letih lesu dan berbeban berat” (ay.28)—ini kita semua—harus membuat pilihan. Kita dapat memilih untuk tetap memikul kuk dari hidup terpisah dari Allah dalam dunia ini, atau kita dapat mengikut Yesus dan memikul kuk-Nya. Dia menjamin kuk itu enak dan ringan (ay.30). Itu mungkin sulit dipercaya saat kita menghadapi berbagai tantangan hidup, tetapi jika kita memilih lari dari Allah, beban kita akan jauh lebih berat, dan akhirnya membawa kita kepada keputusasaan. Hidup ini akan menaruh berbagai beban ke atas kita, tetapi alangkah jauh lebih baik untuk mengikut Kristus. Dia menjanjikan damai sejahtera yang tidak dapat diberikan dunia (Yohanes 14:27). —Tim Gustafson
Ketika menyadari bahwa beristirahat lebih didasarkan pada hubungan daripada aturan, apa yang berubah dari cara pandang kamu tentang istirahat? Bagian mana dalam hidup kamu yang masih Tuhan minta untuk diserahkan kepada-Nya?
Tuhan Yesus, terima kasih untuk peristirahatan yang Engkau mau aku terima dalam hubunganku dengan-Mu hari lepas hari.
Bacaan Alkitab Setahun: Yesaya 1–2; Galatia 5
Bagikan Komentar Kamu