Bau Harum Kristus
Sabtu, 18 September 2021
Baca: 2 Korintus 2:14-17
2:14 Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana.
2:15 Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.
2:16 Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupan yang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?
2:17 Sebab kami tidak sama dengan banyak orang lain yang mencari keuntungan dari firman Allah. Sebaliknya dalam Kristus kami berbicara sebagaimana mestinya dengan maksud-maksud murni atas perintah Allah dan di hadapan-Nya.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa. —2 Korintus 2:15
Saya mengenal seorang peternak tua yang tinggal di dekat kota Lometa, Texas. Dua orang cucunya adalah sahabat karib saya. Kami sering pergi ke kota bersamanya dan mengikutinya ke mana-mana sementara ia berbelanja dan mengobrol dengan orang-orang yang dikenalnya. Ia mengingat nama semua orang dan riwayat hidup mereka. Sesekali ia berhenti dan menanyakan kabar seorang anak yang sakit atau rumah tangga yang sedang mengalami masalah, lalu ia memberikan kata-kata penyemangat kepada mereka. Ia akan menggunakan ayat-ayat Alkitab untuk menghibur dan mendoakan mereka bila perlu. Saya tidak akan pernah melupakan sosok yang sangat istimewa itu. Ia tidak memaksa siapa pun untuk mengikuti imannya, tetapi kelihatannya ia selalu dapat meninggalkan jejak-jejak iman dalam interaksinya.
Peternak tua tersebut memiliki apa yang disebut Paulus sebagai “bau yang harum dari Kristus” (2Kor. 2:15). Allah memakainya untuk “menyebarkan keharuman pengenalan akan [Kristus] di mana-mana” (ay.14). Beliau sudah kembali kepada Bapa di surga, tetapi bau harum Kristus yang disebarkannya masih terasa di Lometa.
C. S. Lewis menulis, “Sesungguhnya tidak ada orang yang biasa-biasa saja. Tidak pernah kamu bercakap-cakap dengan manusia fana.” Dengan kata lain, setiap interaksi dengan sesama memiliki konsekuensi kekal. Setiap hari kita mendapat kesempatan untuk membawa pengaruh dalam hidup orang-orang di sekitar kita. Kita melakukannya lewat kesaksian hidup yang diam-diam kita tunjukkan dengan setia dan lemah lembut, atau melalui dorongan yang kita ucapkan kepada mereka yang lelah. Jangan remehkan pengaruh yang ditularkan dari hidup yang meneladani Kristus dalam diri orang lain. —David H. Roper
WAWASAN
Dalam surat-suratnya, Paulus sering menggunakan metafora militer untuk menggambarkan kebenaran rohani. Ia menulis tentang peperangan rohani dan senjata yang diperlukan untuk meraih kemenangan (2 Korintus 10:3-5; Efesus 6:10-18). Ia menyebut rekan-rekan sekerjanya dengan istilah militer: “teman seperjuangan” (Filipi 2:25); “prajurit yang baik dari Kristus Yesus” (2 Timotius 2:3). Dalam 1 Timotius 1:18, ia mendorong Timotius untuk “memperjuangkan perjuangan yang baik.” Dalam 2 Korintus 2:14-17, Paulus memakai gambaran prosesi kemenangan Romawi ketika seorang jenderal penakluk memamerkan tawanan dan jarahan perang yang direbutnya dalam suatu pawai keliling kota. Paulus menerapkan gambaran itu pada dirinya sendiri dalam 1 Korintus 4:9. Dalam Kolose, ia memakai metafora kemenangan ini untuk menggambarkan Kristus sebagai pemenang atas dosa dan Iblis: “[Kristus] menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka” (2:14-15). —K.T. Sim
Ada yang menyatakan begini, “Sesungguhnya tidak ada interaksi yang tidak berpengaruh”. Bagaimana menurut kamu pernyataan tersebut? Bagaimana itu akan mempengaruhi cara kamu melihat setiap interaksi dan percakapan yang kamu lakukan hari ini?
Penuhilah aku, Allah Roh Kudus, dengan kasih, kelemahlembutan, dan kebaikan kepada orang lain.
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 30–31; 2 Korintus 11:1-15
Bagikan Komentar Kamu