Allah Mengerti Perasaan Kita

Sabtu, 25 September 2021

Allah Mengerti Perasaan Kita

Baca: Mazmur 42

42:1 Untuk pemimpin biduan. Nyanyian pengajaran bani Korah. (42-2) Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.

42:2 (42-3) Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup. Bilakah aku boleh datang melihat Allah?

42:3 (42-4) Air mataku menjadi makananku siang dan malam, karena sepanjang hari orang berkata kepadaku: “Di mana Allahmu?”

42:4 (42-5) Inilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan.

42:5 (42-6) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku akan bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

42:6 (42-7) Jiwaku tertekan dalam diriku, sebab itu aku teringat kepada-Mu dari tanah sungai Yordan dan pegunungan Hermon, dari gunung Mizar.

42:7 (42-8) Samudera raya berpanggil-panggilan dengan deru air terjun-Mu; segala gelora dan gelombang-Mu bergulung melingkupi aku.

42:8 (42-9) TUHAN memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku.

42:9 (42-10) Aku berkata kepada Allah, gunung batuku: “Mengapa Engkau melupakan aku? Mengapa aku harus hidup berkabung di bawah impitan musuh?”

42:10 (42-11) Seperti tikaman maut ke dalam tulangku lawanku mencela aku, sambil berkata kepadaku sepanjang hari: “Di mana Allahmu?”

42:11 (42-12) Mengapa engkau tertekan, hai jiwaku, dan mengapa engkau gelisah di dalam diriku? Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!

Tuhan memerintahkan kasih setia-Nya pada siang hari, dan pada malam hari aku menyanyikan nyanyian, suatu doa kepada Allah kehidupanku. —Mazmur 42:9

Allah Mengerti Perasaan Kita

Hati teman saya, Sierra, terasa pilu saat memikirkan anak lelakinya yang berjuang melawan kecanduan. “Aku merasa begitu kacau,” katanya. “Apakah menurut Tuhan aku tidak beriman karena aku tidak bisa berhenti menangis saat berdoa?”

“Sejujurnya, aku tidak tahu apa yang Allah pikirkan,” kataku. “Tetapi aku tahu Dia sanggup menghadapi apa pun perasaan yang menyelimuti hati anak-anak-Nya. Dia mengerti perasaan kita.” Saya ikut berdoa dan menangis bersama Sierra ketika kami memohon agar putranya dapat memperoleh kelepasan sejati.

Alkitab mencantumkan banyak contoh tentang orang-orang yang bergumul bersama Allah dalam kesulitan mereka. Salah satunya di Mazmur 42. Pemazmur mengungkapkan kerinduannya yang besar untuk mengalami kehadiran Allah yang tidak berubah dan penuh kuasa. Ia mengakui adanya air mata dan perasaan tertekan karena dukacita yang ia alami. Gejolak batinnya sempat berganti dengan ungkapan pujian yang teguh, ketika ia mengingatkan dirinya akan kesetiaan Allah. Untuk menyemangati “jiwa”nya, ia menulis: “Berharaplah kepada Allah! Sebab aku bersyukur lagi kepada-Nya, penolongku dan Allahku!” (ay.12). Hati pemazmur terombang-ambing antara kebenaran yang diketahuinya tentang Allah dan perasaan duka yang tak tertahankan.

Allah merancang kita menurut rupa-Nya dengan menaruh perasaan dalam batin kita. Menangisi orang lain menunjukkan besarnya cinta dan belas kasihan kita, dan tidak selalu pertanda kurangnya iman. Kita boleh menghampiri Allah dengan membawa kepedihan yang baru kita alami maupun yang telah lama kita pendam, karena Dia mengerti perasaan kita. Setiap doa, yang terungkap dalam keheningan, tangisan, atau seruan iman, memperlihatkan keyakinan kita kepada Dia yang berjanji untuk mendengar dan memperhatikan kita. —Xochitl Dixon

WAWASAN
Sebelas mazmur, termasuk Mazmur 42, dikaitkan penulisannya kepada “bani Korah”. Bilangan 16:1-3 menyatakan Korah adalah pemimpin pemberontakan melawan Musa dan Harun yang berujung pada kematian karena gempa bumi (ay.31-33), api (ay.35), dan tulah (ay.46-50). Namun, meski bumi benar-benar terbuka dan menelan para pemimpin serta pengikut pemberontakan itu, anak-anak Korah tidak semuanya mati (26:8-11). Dalam tanggung jawab mengurus kemah suci untuk ibadah, anggota keluarga Korah kemudian menjadi pemimpin ibadah umat Israel yang memberikan kita sejumlah ungkapan yang paling berkesan dari Mazmur (Mazmur 42:2; 46:2; 84:2). —Mart De Haan

Perasaan apa yang kamu coba sembunyikan dari Allah? Mengapa sering terasa sulit untuk jujur ??kepada Dia tentang perasaan kita?

Bapa yang tidak berubah, terima kasih telah meyakinkanku bahwa Engkau mengerti perasaanku dan bagaimana aku terus berjuang mengelola emosiku yang selalu berubah-ubah.

Bacaan Alkitab Setahun: Kidung Agung 6–8; Galatia 4

Bagikan Konten Ini
3 replies
  1. Jio na
    Jio na says:

    aminnn,aku selalu menangis setiap bedoa,merasakan hadirat Tuhan, merasakan begitu baik nya Tuhan kepada ku, Tetimakasih Tuhan Yesus ❤️

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *