Sang Penyembuh Agung

Jumat, 27 Agustus 2021

Sang Penyembuh Agung

Baca: Bilangan 21:4-9; 2 Raja-Raja 18:4-7

21:4 Setelah mereka berangkat dari gunung Hor, berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom, maka bangsa itu tidak dapat lagi menahan hati di tengah jalan.

21:5 Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa: “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan akan makanan hambar ini kami telah muak.”

21:6 Lalu TUHAN menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel yang mati.

21:7 Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata: “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan TUHAN dan engkau; berdoalah kepada TUHAN, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu.

21:8 Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”

21:9 Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang; maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang kepada ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

18:4 Dialah yang menjauhkan bukit-bukit pengorbanan dan yang meremukkan tugu-tugu berhala dan yang menebang tiang-tiang berhala dan yang menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa, sebab sampai pada masa itu orang Israel memang masih membakar korban bagi ular itu yang namanya disebut Nehustan.

18:5 Ia percaya kepada TUHAN, Allah Israel, dan di antara semua raja-raja Yehuda, baik yang sesudah dia maupun yang sebelumnya, tidak ada lagi yang sama seperti dia.

18:6 Ia berpaut kepada TUHAN, tidak menyimpang dari pada mengikuti Dia dan ia berpegang pada perintah-perintah TUHAN yang telah diperintahkan-Nya kepada Musa.

18:7 Maka TUHAN menyertai dia; ke manapun juga ia pergi berperang, ia beruntung. Ia memberontak kepada raja Asyur dan tidak lagi takluk kepadanya.

[Hizkia] menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa. —2 Raja-Raja 18:4

Sang Penyembuh Agung

Ketika seorang kerabat saya mulai menjalani suatu perawatan medis untuk menyembuhkan alergi makanan yang akut, saya begitu bersemangat sampai-sampai saya terus membicarakannya. Saya senang menjelaskan proses intensif yang dijalani sambil memuji-muji dokter yang menemukan program tersebut. Akhirnya, beberapa teman berkomentar, “Rasanya Tuhanlah yang seharusnya dipuji untuk kesembuhan itu.” Pernyataan mereka membuat saya tertegun. Apakah saya telah mengalihkan pandangan saya dari Sang Penyembuh Agung dan justru mendewa-dewakan kesembuhan itu sendiri?

Bangsa Israel juga jatuh ke dalam jerat yang sama ketika mereka mulai membakar dupa bagi ular tembaga yang pernah dipakai Allah untuk menyembuhkan mereka. Mereka sudah lama melakukan penyembahan ini sampai suatu waktu Raja Hizkia menyatakan hal tersebut sebagai penyembahan berhala dan “menghancurkan ular tembaga yang dibuat Musa” (2Raj. 18:4).

Beberapa abad sebelumnya, sekawanan ular tedung menyerang perkemahan Israel. Ular-ular itu memagut mereka dan banyak yang mati (Bil. 21:6). Meskipun masalah itu diakibatkan oleh pemberontakan Israel terhadap Allah, mereka akhirnya berseru meminta pertolongan kepada-Nya. Allah menunjukkan belas kasihan-Nya dan memerintahkan Musa untuk memahat ular dari tembaga, menaruhnya pada sebuah tiang, dan mendirikannya agar terlihat oleh semua orang. Ketika orang yang terpagut ular melihatnya, ia akan sembuh (ay.4-9).

Renungkanlah apa saja pemberian Allah bagi kamu. Adakah dari antara pemberian itu yang lantas menjadi obyek pemujaan, dan tidak lagi menjadi bukti belas kasihan dan anugerah-Nya? Kiranya kita mengingat bahwa hanya Allah kita yang kudus—sumber segala pemberian yang baik (Yak. 1:17)—yang layak menerima penyembahan kita. —Jennifer Benson Schuldt

WAWASAN
2 Raja-Raja 18:3-7 menjelaskan bagaimana Hizkia “melakukan apa yang benar di mata TUHAN” dengan menghancurkan patung-patung berhala. Bangsa Israel telah berpaling dari menyembah sang Pencipta kepada sebuah ciptaan dengan menyembah ular tembaga, simbol penyembuhan ajaib oleh tangan Allah (ay.4). Kisah tentang lembu emas adalah satu lagi contoh gamblang penyembahan berhala (Keluaran 32). Roma 1:25 merumuskannya kepada kita: “Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.” —Alyson Kieda

Bagaimana cara Allah menunjukkan kebaikan-Nya kepada kamu melalui orang lain? Mengapa kita begitu mudah memuji orang lain untuk sesuatu yang telah Allah lakukan dalam hidup kamu?

Ya Allah, aku menyembah-Mu sebagai Pribadi Mahakuasa yang mendengar doa-doaku. Terima kasih karena Engkau senantiasa menopang hidupku dan mempedulikanku.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 120–122; 1 Korintus 9

Bagikan Konten Ini
55 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *