Kasih yang Mendidik

Selasa, 10 Agustus 2021

Kasih yang Mendidik

Baca: Amsal 3:11-12

3:11 Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.

3:12 Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

Janganlah engkau menolak didikan Tuhan. —Amsal 3:11

Kasih yang Mendidik

Anak perempuan saya membanting pintu kamarnya. Kemudian ia melakukannya sekali lagi. Saya pun mengambil palu dan obeng dari gudang, lalu mendatangi kamarnya. Dengan tenang, saya berbisik di telinganya: “Sayang, belajarlah mengendalikan emosimu.” Setelah itu saya mencopot pintu kamarnya dan membawanya ke gudang. Saya berharap, dengan membongkar pintu kamar anak saya untuk sementara waktu, ia akan ditolong untuk mengingat pentingnya pengendalian diri.

Dalam Amsal 3:11-12, sang guru yang bijak meminta para pembacanya untuk rela menerima didikan Allah. Kata didikan dapat diterjemahkan juga sebagai “teguran.” Sebagai Bapa yang baik dan penuh kasih, Allah berbicara melalui Roh-Nya dan Kitab Suci untuk menegur perilaku kita yang merusak diri sendiri. Didikan Allah itu didasarkan pada hubungan-Nya dengan kita, dan bersumber dari kasih serta kerinduan-Nya untuk memberikan yang terbaik bagi kita. Terkadang didikan itu hadir dalam bentuk konsekuensi atas tindakan kita. Terkadang Allah memakai orang lain untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan kita. Sering kali, semua itu terasa tidak mengenakkan, tetapi sesungguhnya didikan dari Allah adalah anugerah.

Namun, kita tidak selalu melihatnya seperti itu. Penulis Amsal yang bijak mengingatkan, “Janganlah engkau menolak didikan Tuhan” (ay.11). Terkadang kita takut pada didikan Allah. Mungkin pula kita menyalahartikan hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita sebagai didikan Allah. Sungguh jauh itu dari hati Bapa yang penuh kasih, yang mendidik karena Dia berkenan kepada kita dan menegur karena mengasihi kita.

Daripada takut pada didikan Allah, marilah kita belajar menerimanya. Ketika kita mendengar suara teguran Allah dalam hati kita atau mengalami teguran lewat Kitab Suci yang kita baca, marilah mengucap syukur kepada Allah karena itu artinya Dia berkenan menuntun kita kepada yang terbaik. —Daniel Ryan Day

WAWASAN
Kitab Amsal adalah kumpulan perkataan bijaksana, nasihat, perintah, dan peringatan. Kumpulan tersebut disusun sebagai buku petunjuk kehidupan dari seorang ayah kepada anaknya-dorongan untuk hidup bijaksana dalam sikap taat dan hormat kepada Allah. Salomo, yang “menggubah tiga ribu amsal” (1 Raja-Raja 4:32), adalah penulis utama (lihat Amsal 1:1-6; 10:1; 25:1). Penulis-penulis lainnya termasuk orang-orang bijak Yahudi yang tidak disebutkan namanya (22:17-24:34), Agur (pasal 30), dan Lemuel (pasal 31). Dalam pasal 3, Salomo menasihati kita untuk tidak mengabaikan hikmat Allah melainkan menaatinya (ay.1). Seseorang yang bijaksana akan bersikap setia (ay.3), percaya dan bersandar kepada Allah (ay.5-6), tidak sombong dan menjauhi kejahatan (ay.7), menempatkan Allah sebagai yang utama (ay.9), dan belajar dari didikan yang diberikan-Nya (ay.11). —K.T. Sim

Bagaimana kamu menyadari sesuatu sebagai didikan Allah? Bagaimana kamu merasakan kasih Allah di tengah didikan itu?

Ya Allah, tolonglah aku untuk menyadari didikan-Mu agar aku dapat mengalami kebebasan yang Engkau berikan.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 79–80; Roma 11:1-18

Bagikan Konten Ini
66 replies
« Older Comments
  1. Rubi
    Rubi says:

    2021 08 10 – 22:07
    CMI

    Kasih Tuhan yang sedemikian besar, terkadang mendidik dengan keras untuk kita menjadi seperti yang Dia kehendaki

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *