Iman yang Aktif

Senin, 16 Agustus 2021

Iman yang Aktif

Baca: Yakobus 2:14-26

2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?

2:15 Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,

2:16 dan seorang dari antara kamu berkata: “Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!”, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?

2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

2:18 Tetapi mungkin ada orang berkata: “Padamu ada iman dan padaku ada perbuatan”, aku akan menjawab dia: “Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.”

2:19 Engkau percaya, bahwa hanya ada satu Allah saja? Itu baik! Tetapi setan-setanpun juga percaya akan hal itu dan mereka gemetar.

2:20 Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?

2:21 Bukankah Abraham, bapa kita, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah?

2:22 Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

2:23 Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: “Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.” Karena itu Abraham disebut: “Sahabat Allah.”

2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.

2:25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?

2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka. —Yakobus 1:27

Iman yang Aktif

Ayah Sam harus lari menyelamatkan nyawa ketika terjadi kudeta militer di negaranya. Karena mendadak kehilangan sumber pendapatan, keluarga Sam tidak lagi mampu membeli obat yang sangat diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup saudara laki-laki Sam. Sam marah kepada Allah dan berpikir, Apa salah kami sehingga harus mengalami hal ini?

Seorang anak Tuhan mendengar tentang kesulitan yang dihadapi keluarga ini. Saat melihat bahwa ia memiliki cukup uang untuk membeli obat tersebut, ia pun membeli sebanyak mungkin dan memberikannya kepada keluarga Sam. Pemberian yang menyelamatkan nyawa dari seseorang yang tidak dikenal itu sangat berdampak besar. “Hari Minggu besok, kita akan pergi ke gereja orang itu,” kata ibunya. Kemarahan Sam pun reda. Akhirnya, satu demi satu, setiap anggota keluarganya beriman kepada Tuhan Yesus.

Ketika Yakobus menulis tentang pentingnya gaya hidup berintegritas yang menyertai pengakuan iman seorang murid Kristus, ia menyorot perlunya kepedulian kepada sesama. “Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari,” tulis Yakobus, “dan seorang dari antara kamu berkata: ‘Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?” (Yak. 2:15-16).

Perbuatan kita menunjukkan kemurnian iman kita. Apa yang kita lakukan dapat memberi dampak yang signifikan dalam pertumbuhan iman orang lain. Sam sendiri menjadi gembala dan perintis gereja. Pada akhirnya, ia memanggil orang yang pernah menolong keluarganya itu “Papa Mapes.” Sekarang Sam menganggap beliau sebagai ayah rohaninya—pribadi yang menunjukkan kasih Yesus kepada mereka. —Tim Gustafson

WAWASAN
Yakobus adalah saudara tiri Yesus (Markus 6:3). Meskipun para saudara tiri Yesus tidak segera beriman kepada-Nya, Paulus memberi tahu kita bahwa Yesus menampakkan diri kepada Yakobus setelah kebangkitan-Nya (1 Korintus 15:7; Galatia 1:19). Hasilnya, Yakobus dan saudara-saudaranya tercatat di antara orang-orang percaya yang berkumpul dalam ruang atas di Kisah Para Rasul 1:14. Setelah Yakobus anak Zebedeus dan saudara Yohanes dihukum mati (Kisah Para Rasul 12:2), Yakobus saudara Yesus ini menjadi pemimpin jemaat (ay.17; 15:13-29). Sosok yang sering dijuluki “Yakobus yang Adil” itu mati sebagai martir karena imannya pada sekitar tahun 60 Masehi. —Bill Crowder

Pernahkah kamu mengalami kasih Yesus lewat perbuatan orang lain? Apa yang dapat kamu lakukan untuk menolong orang lain yang membutuhkan uluran tangan kamu?

Allah yang setia, tolonglah aku menghidupi imanku di dalam Engkau. Aku ingin caraku melayani sesama ini memuliakan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 94–96; Roma 15:14-33

Bagikan Konten Ini
61 replies
« Older Comments
  1. Siska Tandy
    Siska Tandy says:

    terima kasih ya Allah, untuk setiap teguran dan pelajaran untuk kehidupan kami ini ya Tuhan, pakai hidup ku ini ya Bapa untuk perluasan pekerjaanmu d muka bumi ini ya Allah, terima kasih Tuhan Yesus, haleluya. amin

  2. Rubi
    Rubi says:

    2021 08 16 – 23:49
    CMI

    Iman yang sesungguhnya adalah yang terwujud dalam perbuatan nyata, di keseharian, di sekitar. Dengan begitu kasih Tuhan dinyatakan

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *