Alasan yang Baik
Rabu, 25 Agustus 2021
Baca: 1 Timotius 5:1-8
5:1 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu,
5:2 perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
5:3 Hormatilah janda-janda yang benar-benar janda.
5:4 Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.
5:5 Sedangkan seorang janda yang benar-benar janda, yang ditinggalkan seorang diri, menaruh harapannya kepada Allah dan bertekun dalam permohonan dan doa siang malam.
5:6 Tetapi seorang janda yang hidup mewah dan berlebih-lebihan, ia sudah mati selagi hidup.
5:7 Peringatkanlah hal-hal ini juga kepada janda-janda itu agar mereka hidup dengan tidak bercela.
5:8 Tetapi jika ada seorang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apalagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak beriman.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Belajar berbakti kepada kaum keluarga[mu] sendiri . . . itulah yang berkenan kepada Allah. —1 Timotius 5:4
Kedua wanita itu duduk di kursi bagian luar yang saling berseberangan di dalam pesawat. Saya tertarik menyaksikan interaksi mereka berdua di sepanjang penerbangan kami yang berlangsung dua jam. Jelas sekali mereka saling mengenal, bahkan mungkin ada hubungan keluarga. Wanita yang lebih muda (mungkin berusia 60-an) berulang kali merogoh tas untuk mengulurkan bermacam-macam benda kepada wanita yang lebih tua (dugaan saya berusia 90-an), seperti irisan apel segar, irisan roti lapis, tisu basah untuk bersih-bersih, dan terakhir, satu eksemplar koran New York Times yang terlipat rapi. Setiap benda dipindahtangankan dengan begitu lembut dan penuh hormat. Ketika kami bersiap-siap turun dari pesawat, saya berkata kepada wanita yang lebih muda, “Dari tadi saya mengamati cara kamu mengurus beliau. Perhatian kamu sangat indah.” Wanita itu berkata, “Beliau ibu sekaligus sahabat saya.”
Bukanlah luar biasa jika kita semua dapat mengatakan hal serupa? Sebagian orangtua menjadi sahabat karib bagi anak-anak mereka. Namun, banyak juga yang tidak. Relasi orangtua dan anak memang tidak selalu ideal. Meskipun pesan Paulus kepada Timotius tidak mengabaikan kondisi tersebut, sang rasul tetap menyerukan kepada kita untuk “belajar berbakti” kepada keluarga kita sendiri dengan cara merawat orangtua dan kakek-nenek kita—“sanak saudara” dan “seisi rumah” kita (1Tim. 5:4,8).
Sayangnya, sering kali kita memperhatikan anggota keluarga kita apabila mereka pernah atau masih baik kepada kita. Dengan kata lain, karena mereka patut mendapatkannya. Namun, Paulus memberikan alasan lain yang lebih baik dan indah untuk membalas budi mereka. Berbaktilah kepada keluarga kita karena “itulah yang berkenan kepada Allah” (ay.4). —John Blase
WAWASAN
Sejumlah kebudayaan memberikan penghormatan yang layak untuk mereka yang lanjut usia; tetapi ada kebudayaan lain yang seakan memandang rendah usia tua. Allah sangat mempedulikan kaum yang terasingkan, dan konsep tentang penghormatan kepada yang berusia lanjut sudah tertulis di dalam hukum Yahudi kuno. Imamat 19, yang mengulangi Sepuluh Perintah Allah termasuk perintah untuk menghormati orang tua (ay.3), juga berkata, “Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua dan engkau harus takut akan Allahmu” (ay.32). Paulus meneguhkan sikap hormat kepada orang yang lebih tua dalam suratnya kepada Timotius dengan dua cara berbeda yang berkaitan: Timotius harus menunjukkan sikap hormat terutama kepada “orang yang tua” yang perlu ia tegur (ini disebabkan oleh posisi Timotius sebagai pemimpin, lihat 1 Timotius 5:1), dan ia juga diminta untuk memastikan gereja memperhatikan para janda yang benar-benar membutuhkan-mereka yang tidak memiliki keluarga yang memelihara mereka (ay.3-8). Anak-anak dan para cucu dari para janda ini juga perlu menunjukkan sikap hormat dengan cara merawat mereka. —Tim Gustafson
Bila orangtua kamu masih hidup, bagaimana hubungan kamu dengan mereka? Terlepas dari bagaimana cara mereka dahulu membesarkan kamu, apa saja yang dapat kamu lakukan untuk merawat dan memperhatikan mereka saat ini?
Ya Bapa, berilah aku anugerah dan belas kasih-Mu saat aku berusaha merawat mereka yang pernah memperhatikanku. Tolonglah aku untuk selalu memegang motivasi yang benar dalam melakukannya.
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 119:1-88; 1 Korintus 7:20-40
Amin
amin Tuhan Yesus memberkati
terima kasih Tuhan Yesus. amin
Berbaktilah kepada orangtua. Amin.
Amin
Amin Tuhan
Amin
Amin
2021 08 25 (26) – 18:45
CMI
Pada dasarnya kehidupan adalah pengabdian. Kepada Tuhan & sesama, juga keluarga.
Amen Tuhan Yesus
tdk peduli seperti apa org tua kita, mereka lah yg dipandang tepat oleh Tuhan unk melahirkan kita.. Allah ingin kita menghormati dan mengasihi mereka sebagaimana mestinya.