Simfoni Terbaik

Jumat, 23 Juli 2021

Simfoni Terbaik

Baca: 1 Korintus 12:12-20

12:12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.

12:13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.

12:14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.

12:15 Andaikata kaki berkata: “Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?

12:16 Dan andaikata telinga berkata: “Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh”, jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?

12:17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?

12:18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.

12:19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?

12:20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.

Dalam satu Roh kita semua . . . telah dibaptis menjadi satu tubuh. —1 Korintus 12:13

Simfoni Terbaik

Ketika BBC Music Magazine meminta seratus lima puluh satu konduktor kenamaan dunia untuk mengisi daftar dua puluh karya simfoni terbaik yang pernah digubah, urutan yang teratas ditempati oleh Eroica, Simfoni No. 3 karya Beethoven. Karya dengan judul yang berarti “heroik” ini ditulis semasa pergolakan Revolusi Prancis. Namun, karya tersebut juga lahir dari pergumulan pribadi Beethoven di saat ia perlahan-lahan mulai kehilangan pendengarannya. Gubahan musiknya menampilkan perubahan ekstrem dalam emosi yang mengungkapkan apa artinya menjadi manusia yang tetap bertahan hidup di hadapan banyaknya tantangan. Melalui alunan musik yang berubah-ubah dari perasaan bahagia, kesedihan, hingga akhirnya kejayaan, Simfoni No. 3 karya Beethoven dipandang sebagai ungkapan penghargaan yang tak pernah usang bagi semangat hidup manusia.

Surat pertama Paulus kepada jemaat di Korintus layak mendapatkan perhatian kita untuk alasan yang serupa. Rangkaian kata-kata yang diilhamkan Allah di dalamnya terasa bagaikan alunan musik: membubung naik dengan ucapan syukur di awal (1:4-9), lalu turun ke dalam konflik yang mengenaskan (11:17-22), kemudian naik kembali dalam kesatuan umat yang masing-masing anggotanya menerima karunia dan saling bekerja sama bagi kemuliaan Allah (12:6-7).

Bedanya dengan simfoni Beethoven, dalam surat sang rasul kita melihat kejayaan semangat hidup manusia justru membawa kemuliaan bagi Roh Allah. Saat Paulus mendorong kita untuk bersama-sama mengalami kasih Kristus yang tidak terkatakan, ia juga menolong kita untuk melihat kita semua sebagai umat yang dipersatukan oleh Bapa kita, dipimpin oleh Anak-Nya, dan digerakkan oleh Roh-Nya—bukan untuk membuat gaduh, melainkan untuk mengambil peran dalam simfoni terbaik yang pernah ada. —Mart DeHaan

WAWASAN
Kata Yunani ekklesia, diterjemahkan sebagai “jemaat”, berarti “perkumpulan,” “orang-orang yang terpanggil” untuk berkumpul bersama. Kata itu dipakai untuk menggambarkan “umat Allah” (1 Petrus 2:9-10). Paulus menggunakan berbagai metafora untuk menggambarkan jemaat Allah, termasuk keluarga Allah (Efesus 2:19; 3:15 (“keluarga di surga” BIS); 1 Timotius 3:15), kawanan [domba Allah] (Kisah Para Rasul 20:28; bandingkan 1 Petrus 5:2), dan mempelai Kristus (Efesus 5:22-32). Namun, “tubuh Kristus” adalah favorit Paulus (Roma 12:4-5; 1 Korintus 6:15; 10:17; Efesus 1:22-23; 4:4,12; 5:23,30; Kolose 1:18,24). Jemaat Korintus sedang terpecah belah. Sebagian orang percaya meninggikan karunia-karunia tertentu (misalnya, berbicara dalam bahasa lidah). Mereka percaya orang yang tidak memiliki karunia tersebut bukan bagian dari jemaat. Paulus membantah kesalahan itu dalam 1 Korintus 12–14. Ia menggunakan metafora tubuh untuk mendorong persatuan dan kerukunan. Seperti tubuh manusia, jemaat itu beraneka ragam, tetapi semua bagiannya harus berfungsi sebagai satu kesatuan. —K.T. Sim

Masih adakah konflik batin yang mengusik hidupmu? Di mana kamu dapat melihat simfoni kasih yang harmonis dalam hidup ini?

Bapa, mampukan aku melihat apa yang dapat kucapai bersama orang lain, dengan mata yang selalu memandang Anak-Mu, sambil bergantung pada Roh-Mu, dengan kesadaran yang makin kuat tentang apa yang dapat Engkau lakukan melalui diriku yang terbatas ini.

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 33-34; Kisah Para Rasul 24

Bagikan Konten Ini
50 replies
  1. Audrey Yohana Jeruscha Parengkuan
    Audrey Yohana Jeruscha Parengkuan says:

    Amen Tuhan Yesus Mampukan aku untuk selalu berdiri memandangMu Bapa. Amen

  2. Pamungkas Gogolek
    Pamungkas Gogolek says:

    kita satu dalam Tuhan , saling membutuhkan dan tidak boleh saling membedakan

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah KehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  4. Rubi
    Rubi says:

    2021 07 23 – 7:20
    CMI

    Simfoni kehidupan kita diorkestrasi dengan indah oleh Tuhan. Percaya rancangan Nya yang terbaik

  5. Sindhu
    Sindhu says:

    Sekecil apa pun pelayanan yg qta kerjakan, itu membangun satu kesatuan tubuh Kristus. Amin

  6. Tety Vera hayati br.ginting
    Tety Vera hayati br.ginting says:

    amin🙏🏻
    Tetap ubah aku untuk selalu mengandalkan Tuhan di dalam roh Kudus yang telah kau berikan kepadaku untuk selalu mengampuni Tuhan dan menunjukkan kasih yang sangat baik yang mengubah aku dan sekelilingku,biarlah roh Kudus mu ini menjadi kan diriku alat berkat mu di dunia ini ,amin🙏🏻

  7. Siska Tandy
    Siska Tandy says:

    pandanglah kami ya Bapa, layakan kami untuk memandang wajah dan karya keselamatan-Mu ya Bapa.
    terima kasih Tuhan Yesus, haleluya amin.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *