Memilih Menghormati Allah
Jumat, 2 Juli 2021
Baca: Mazmur 18:21-28
18:21 TUHAN memperlakukan aku sesuai dengan kebenaranku, Ia membalas kepadaku sesuai dengan kesucian tanganku,
18:22 sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku.
18:23 Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku;
18:24 aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan.
18:25 Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya.
18:26 Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela,
18:27 terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci, tetapi terhadap orang yang bengkok Engkau berlaku belat-belit.
18:28 Karena Engkaulah yang menyelamatkan bangsa yang tertindas, tetapi orang yang memandang dengan congkak Kaurendahkan.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia. —Mazmur 18:26
Dalam cerita pendek berjudul Family Happiness (Kebahagiaan Keluarga) karya Leo Tolstoy, Sergey dan Masha berjumpa pertama kalinya ketika Masha masih muda dan lugu. Sergey adalah seorang pengusaha yang berusia lebih tua, dan karena sering bepergian, ia memiliki pemahaman yang luas tentang dunia di luar lingkungan pedesaan tempat Masha tinggal. Seiring berjalannya waktu, keduanya saling jatuh cinta dan akhirnya menikah.
Mereka menetap di pedesaan, tetapi Masha menjadi bosan dengan lingkungannya. Sergey, yang sangat mencintai Masha, mengajak sang istri berjalan-jalan ke St. Petersburg. Di kota itu, kecantikan dan pesona Masha membuatnya jadi populer. Ketika pasangan tersebut hendak kembali ke desa, seorang pangeran tiba di kota tersebut dan ingin bertemu dengannya. Sergey tahu ia bisa memaksa Masha pulang bersamanya, tetapi ia membiarkan Masha memutuskan sendiri. Masha pun memilih tetap tinggal di kota, dan pengkhianatannya tersebut membuat Sergey patah hati.
Seperti Sergey, Allah tidak pernah memaksa kita untuk setia kepada-Nya. Karena kasih-Nya kepada kita, Allah mengizinkan kita memilih untuk mengikut atau meninggalkan Dia. Pilihan pertama kita untuk mengikut Dia terjadi ketika kita menerima Anak-Nya, Yesus Kristus, sebagai korban penebusan dosa kita (1Yoh. 4:9-10). Sesudah itu, seumur hidup kita akan terus menghadapi berbagai keputusan yang harus diambil.
Akankah kita memilih untuk setia kepada Allah, sesuai dengan tuntunan Roh-Nya, atau membiarkan dunia memikat kita? Kehidupan Daud tidaklah sempurna, tetapi ia sering menulis tentang keputusannya untuk “tetap mengikuti jalan Tuhan“ dan kebaikan yang ia dapatkan darinya (Mzm. 18:22-25). Ketika pilihan kita memuliakan Allah, kita dapat mengalami berkat-berkat yang Daud sebutkan: terhadap orang yang setia, Allah berlaku setia. —JENNIFER BENSON SCHULDT
WAWASAN
Mazmur 18 dibuka dengan keterangan bahwa Daud “menyampaikan perkataan nyanyian ini kepada TUHAN, pada waktu TUHAN telah melepaskan dia dari cengkeraman semua musuhnya.” Daud dipandang sebagai “seorang yang berkenan di hati [Allah]” (1 Samuel 13:14; Kisah Para Rasul 13:22). Karena itu, Allah telah berjanji kepada Daud (melalui Nabi Natan): “Kasih setia-Ku tidak akan Kuhilangkan dari pada [Daud] . . . Aku akan menegakkan dia dalam rumah-Ku dan dalam kerajaan-Ku untuk selama-lamanya dan takhtanya akan kokoh untuk selama-lamanya” (1 Tawarikh 17:13-14). Selalu akan ada keturunan Daud yang bertakhta, dan dari keturunannyalah Yesus dilahirkan (Kisah Para Rasul 13:23). Namun, Daud berzina dan memerintahkan pembunuhan bawahannya. Mengapa Allah menghargai orang yang demikian bercacat cela? Karena Daud percaya penuh kepada Allah, yang terbukti dari kemenangannya atas Goliat (1 Samuel 17). Ia mencintai Kitab Suci (Mazmur 119:47), dan ketika berdosa, ia bertobat dan memohon pengampunan Allah (2 Samuel 11:13; Mazmur 51). —Alyson Kieda
Kapan terakhir kali kamu mengambil keputusan sulit yang memuliakan Allah? Apa pengaruh keputusan tersebut terhadap hubunganmu dengan-Nya?
Ya Allah, tolonglah aku memuliakan-Mu lewat keputusan-keputusanku. Terima kasih karena Engkau telah setia mengasihiku seumur hidupku.
Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 22-24; Kisah Para Rasul 11
Mengambil keputusan bersama Tuhan. Amin.
Amin
Amin
Firmanx sangat mbrkati