Tukang Bangunan yang Bijaksana
Senin, 7 Juni 2021
Baca: Amsal 14:1-3,26-27,33
14:1 Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri.
14:2 Siapa berjalan dengan jujur, takut akan TUHAN, tetapi orang yang sesat jalannya, menghina Dia.
14:3 Di dalam mulut orang bodoh ada rotan untuk punggungnya, tetapi orang bijak dipelihara oleh bibirnya.
14:26 Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya.
14:27 Takut akan TUHAN adalah sumber kehidupan sehingga orang terhindar dari jerat maut.
14:33 Hikmat tinggal di dalam hati orang yang berpengertian, tetapi tidak dikenal di dalam hati orang bebal.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri. —Amsal 14:1
Sojourner Truth terlahir dengan nama Isabella Baumfree dalam keluarga budak pada tahun 1797 di Esopus, New York. Meski hampir semua anaknya dijual sebagai budak, ia sendiri berhasil melarikan diri bersama seorang anak perempuannya dan meraih kebebasan pada tahun 1826. Mereka kemudian tinggal bersama sebuah keluarga yang menebus biaya pembebasannya. Dengan tekad kuat untuk tidak membiarkan ketidakadilan memisahkan keluarganya, Isabella menempuh upaya hukum untuk mendapatkan kembali anak laki-lakinya yang bernama Peter. Keberhasilannya merupakan pencapaian luar biasa bagi seorang wanita Afrika-Amerika pada masa itu. Karena ia menyadari tidak mungkin membesarkan anak-anaknya tanpa pertolongan Allah, ia pun menyerahkan hidupnya kepada Kristus dan mengubah namanya menjadi Sojourner Truth (Pengembara Kebenaran) untuk menunjukkan bahwa hidupnya dibangun atas dasar kebenaran Allah.
Raja Salomo, penulis Amsal 14, menyatakan, “Perempuan yang bijak mendirikan rumahnya, tetapi yang bodoh meruntuhkannya dengan tangannya sendiri” (ay.1). Kiasan rumah ini menyatakan tentang hikmat yang diberikan Allah kepada orang-orang yang bersedia mendengarkan. Bagaimana seseorang dapat mendirikan bangunan kehidupannya dengan hikmat? Dengan menggunakan “perkataan yang baik untuk membangun” orang lain (Ef. 4:29; lihat juga 1Tes. 5:11). Sebaliknya, bagaimana seseorang meruntuhkannya? Jawabannya ada di Amsal 14: “Karena pongahnya, orang bodoh suka membesarkan diri” (ay.3 BIS).
Berkat hikmat Allah, Sojourner memiliki “ketenteraman yang besar” (ay.26) di tengah situasi yang tidak menentu. Mungkin tidak sampai harus menyelamatkan anak-anakmu dari situasi yang tidak adil. Akan tetapi, dapat mendirikan bangunan kehidupanmu di atas dasar yang juga dimiliki Sojourner—hikmat Allah.—LINDA WASHINGTON
WAWASAN
“Perempuan yang bijak” dalam Amsal 14:1, yang “mendirikan rumahnya” dan bukan meruntuhkannya, mendapat keterangan yang lebih lengkap di Amsal 31:10-31. “Isteri yang cakap” (ay.10) tidak hanya “membuka mulutnya dengan hikmat” (ay.26), tetapi juga mengelola rumah tangganya dengan terampil dan penuh martabat, dan “mengulurkan tangannya kepada yang miskin” (ay.20). Dorkas dan Lidia, dua tokoh perempuan di Perjanjian Baru, tampaknya cocok dengan keterangan ini dalam banyak aspek. Dorkas (atau Tabita) adalah murid yang “banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah”, dengan membuat “baju dan pakaian” bagi para janda. Ketika ia sakit dan meninggal, Petrus membangkitkannya dari kematian (Kisah Para Rasul 9:36-42). Lidia adalah “penjual kain ungu” yang “beribadah kepada Allah”. Ia membuka rumahnya bagi Paulus dan rekan-rekannya (16:13-15,40). Ciri utama seorang perempuan bijak adalah “takut akan TUHAN” (Amsal 31:30). —Alyson Kieda
Di atas fondasi apa kehidupanmu dibangun? Apa yang akan lakukan untuk membangun kehidupanmu minggu ini?
Ya Bapa, aku butuh hikmat-Mu agar dapat membangun kehidupan yang meninggalkan warisan abadi untuk kemuliaan-Mu.
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 28-29; Yohanes 17
Amin
aminn