Rahasia Hidup Berkecukupan

Rabu, 30 Juni 2021

Rahasia Hidup Berkecukupan

Baca: Filipi 4:10-13

4:10 Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu.

4:11 Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.

4:12 Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.

4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Saya sudah mengenal rahasianya untuk menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga. —Filipi 4:12 BIS

Rahasia Hidup Berkecukupan

Ketika Joni Eareckson Tada kembali ke rumah setelah mengalami kecelakaan saat berenang yang membuatnya lumpuh dari leher ke bawah, hidupnya berubah sama sekali. Pintu rumahnya menjadi terlalu sempit untuk dilewati dengan kursi roda dan wastafel menjadi terlalu tinggi untuk dipakai. Meski awalnya harus disuapi, Joni lalu memutuskan untuk belajar makan sendiri. Saat pertama kalinya ia mencoba mengangkat sendok khusus ke mulutnya dari belat penyangga lengannya, ia merasa malu karena saus apel di sendok itu tumpah ke bajunya. Namun, ia tidak menjadi putus asa. Ia berkata, “Rahasiaku adalah belajar mengandalkan Yesus dan berdoa, ‘Tuhan, tolonglah aku melakukannya!’” Sekarang ia dapat menggunakan sendok dengan baik. 

Joni berkata bahwa kondisinya yang serba terbatas membuatnya teringat kepada seseorang dengan ruang gerak yang juga terbatas—Rasul Paulus, yang dipenjara di Roma—dan suratnya kepada jemaat di Filipi. Joni berusaha meraih apa yang dicapai oleh Paulus: “Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan” (flp. 4:11). Perhatikan bahwa Paulus harus belajar untuk merasa cukup; itu bukanlah sifat aslinya. Apa rahasia Paulus sehingga ia dapat hidup berkecukupan? Ia mempercayai Kristus: “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku” (ay.13).

Kita menghadapi beragam tantangan di sepanjang hidup ini, tetapi kita dapat mengandalkan Yesus di setiap waktu untuk menerima pertolongan, kekuatan, dan damai sejahtera yang kita perlukan. Dia sanggup menolong kita untuk tidak meluapkan kemarahan kepada seseorang yang kita kasihi; Dia akan memberi kita kekuatan untuk menghadapi kesulitan yang menghadang. Andalkanlah Dia dan temukanlah rahasia hidup berkecukupan. —Amy Boucher Pye

WAWASAN
Surat Paulus kepada jemaat Tuhan di Filipi adalah salah satu surat yang ditulisnya dari penjara dalam penahanan oleh penguasa Romawi. Dari masa-masa di penjara itulah Paulus membahas rahasia “untuk menghadapi keadaan yang bagaimanapun juga” (4:12 BIS). Ada pemisahan yang menarik antara cara Paulus menggambarkan keadaannya dan tanggapannya terhadap keadaan tersebut. Ia “tahu” keadaan dirinya: ia pernah mengalami kelimpahan, kekurangan, dan kelaparan. Namun, ia dapat menghadapi keadaan apa pun dan sanggup mencukupkan diri karena ia “belajar” (ay.11). Dengan kata lain, kesanggupannya mencukupkan diri tidak muncul begitu saja saat keadaan menjadi sulit. Ia harus menjalani kesulitan yang ada dan, dengan kekuatan Allah, ia belajar menanggungnya (ay.13). —J.R. Hudberg

Bagaimana dengan mengandalkan Yesus dapat mengalami damai sejahtera? Pergumulan hidup apa yang sedang hadapi saat ini? Bagaimana dapat menyerahkan pergumulan-pergumulan tersebut kepada Allah?

Kristus Juruselamatku, terima kasih karena Engkau memberiku keberanian dan pengharapan. Saat aku merasa lemah, tolonglah aku mendapatkan kekuatan di dalam Engkau.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 17-19; Kisah Para Rasul 10:1-23

Bagikan Konten Ini
51 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *