Membagikan Iman Kita

Kamis, 24 Juni 2021

Membagikan Iman Kita

Baca: 2 Korintus 12:5-10

12:5 Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku.

12:6 Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku, supaya jangan ada orang yang menghitungkan kepadaku lebih dari pada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

12:7 Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.

12:8 Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.

12:9 Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna. —2 Korintus 12:9

Membagikan Iman Kita

Ketika penulis dan penginjil Becky Pippert tinggal di Irlandia, ia rindu membagikan kabar baik tentang Yesus Kristus kepada Heather, perias kuku di sebuah salon yang sudah dua tahun dikunjunginya. Akan tetapi, Heather sepertinya tidak tertarik dengan urusan rohani. Karena merasa berat untuk memulai obrolan, Becky pun berdoa sebelum mengunjungi salon itu.

Sambil Heather merawat kukunya, Becky membolak-balik sejilid majalah lama dan berhenti sejenak untuk memperhatikan foto salah seorang model dalam majalah itu. Ketika ditanya oleh Heather mengapa ia begitu serius memperhatikan foto itu, Becky bercerita bahwa sang model adalah teman dekatnya yang pernah bekerja sebagai model sampul majalah Vogue. Becky lalu membagikan kisah tentang temannya yang kemudian percaya kepada Tuhan, dan Heather pun mendengarkannya dengan saksama.

Kemudian Becky sempat pergi ke luar negeri, tetapi sewaktu kembali ke Irlandia, ia mendapat kabar bahwa Heather telah pindah ke kota lain. Saat merenungkan pengalamannya, Becky berkata, “Saya meminta kepada Allah agar diberi kesempatan untuk membagikan kabar baik, dan Dia mengabulkannya!”

Becky meminta pertolongan Allah untuk mengatasi kelemahannya, karena ia terinspirasi oleh Rasul Paulus. Saat Paulus merasa lemah dan memohon agar Allah mengenyahkan duri dalam dagingnya, Tuhan berkata, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2Kor. 12:9). Paulus telah belajar bersandar pada Allah dalam segala hal—besar dan kecil.

Di saat kita bergantung pada Allah untuk memampukan kita mengasihi orang-orang di sekitar kita, kita juga akan menemukan berbagai kesempatan untuk membagikan iman kita dengan tulus.—Amy Boucher Pye

WAWASAN
Paulus sengaja menyombongkan penglihatan-penglihatan yang dialaminya untuk menanggapi guru-guru palsu yang menyebut dirinya bukan rasul sejati karena tidak mempunyai pengalaman rohani yang luar biasa (2 Korintus 12:1-4; lihat Kisah Para Rasul 9:1-9; 16:6-10). Sekalipun Paulus menganggap sikap memegahkan diri itu tidak ada faedahnya (2 Korintus 12:1,6), tetapi itu perlu untuk menanggapi kerohanian dan kesombongan yang sesat dari para pengkritiknya. Paulus sebenarnya lebih suka memegahkan kelemahan-kelemahannya (ay.5), berbicara mengenai “suatu duri di dalam daging[nya]” (ay.7). Kata duri dipakai untuk segala sesuatu yang tajam, seperti sula, ujung tajam mata pancing, atau suban. Ini menyiratkan Paulus menanggung sakit fisik. Ada yang berpendapat mungkin Paulus menderita sakit mata (Galatia 4:14-15; 6:11), suatu kelemahan akibat cahaya terang yang membutakannya di jalan ke Damsyik (Kisah Para Rasul 9:9), atau penyakit kronis seperti migrain atau epilepsi. Meski tidak tahu persis duri apa yang dimaksud, kita tahu tujuannya adalah agar Paulus tetap rendah hati (2 Korintus 12:7). —K.T. Sim

Pernahkah Allah menolongmu membagikan iman dengan orang lain? Bagaimana hari ini dapat berdoa bagi seseorang yang rindukan dapat mengenal Allah?

Tuhan Yesus yang penuh kasih, puji syukur karena Engkau bekerja dalam kelemahanku untuk memuliakan Bapa. Gerakkanlah aku hari ini, agar aku dapat membagikan kabar baik tentang kasih karunia-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 1-2; Kisah Para Rasul 7:22-43

Bagikan Konten Ini
64 replies
« Older Comments
  1. Johanes Septiawan
    Johanes Septiawan says:

    DI DALAM NAMA TUHAN YESUS HALELUYA AMIN. SEMOGA KALIAN BISA DAPAT INTI DARI KISAH DI ATAS DAN SELALU DI BERKATI TUHAN .AMIN

  2. RasyaKamil
    RasyaKamil says:

    tak dapat lagi ku menceritakan kebaikan Tuhan dalam hidupku karna aku takkan sanggup menghitungnya, Tuhanku memang hebat dan begitu pengasih kepada anak”nya😇

  3. Rizki Haba
    Rizki Haba says:

    wah mau bersaksi tapi malu, minder, trus ada juga hal yang menjanggal dalam hidup. Kiranya Tuhan menolong.

  4. Noviana Rosaria Da Silva
    Noviana Rosaria Da Silva says:

    Shalom, saya pribadi sungguh sngt tertmpar dngn Firman ini, bgitu di dalam kelemahan sy blm bsa jadi berkat yg baik bt orng lain, dn masih trsmbunyi dlm ktidakpercayaan untuk menyrbarkan Iman akan Yesus. Saya mohon Ya Tuhan, smoga dlm kelemahan sy Engkau hadir dn memampukan saya. Sy berserah biarlh khendak-Mu yg terjadi. Amin🙏🙏

« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *