Hasrat yang Perlu Dikejar

Selasa, 29 Juni 2021

Hasrat yang Perlu Dikejar

Baca: 1 Timotius 6:6-12

6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

6:11 Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan.

6:12 Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.

Akar segala kejahatan ialah cinta uang. . . . Jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan. —1 Timotius 6:10-11

Hasrat yang Perlu Dikejar

Pada suatu malam bertahun-tahun lalu, saya dan istri sedang berjalan menyusuri jalan setapak di pegunungan bersama dua orang teman. Jalan setapak yang sempit itu mengitari sebuah lereng dengan jurang di satu sisi dan tebing yang tidak dapat didaki di sisi lain. 

Ketika kami tiba di suatu tikungan, saya melihat seekor beruang besar sedang berjalan santai dengan kepala terayun-ayun dan napas yang terengah-engah. Kami sedang berjalan searah dengan tiupan angin, dan beruang itu belum mengetahui keberadaan kami, tetapi rasanya tidak lama lagi ia akan sadar. 

Teman kami buru-buru merogoh saku jaketnya untuk mencari kamera. “Ah, aku harus memotretnya!” katanya. Saya yang mengkhawatirkan keselamatan kami segera menyergahnya, “Jangan, kita harus segera pergi dari sini.” Kami pun berjalan mundur perlahan-lahan sampai kami tidak mungkin lagi terlihat oleh beruang itu—lalu lari secepat-cepatnya.  

Itu pula yang harus kita lakukan terhadap hasrat yang berbahaya untuk menjadi kaya. Tidak ada yang salah dengan uang; uang hanyalah suatu alat tukar. Akan tetapi, mereka yang ingin kaya “terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan,” tulis Paulus (1Tim. 6:9). Kekayaan hanya akan memancing orang untuk meraup lebih banyak lagi harta. 

Sebaliknya, kita perlu mengejar “keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan” (ay.11). Semakin kita mengejar sifat-sifat tersebut dan meminta Allah membentuknya dalam hidup kita, semakin semua itu akan bertumbuh di dalam diri kita. Inilah cara kita memperoleh kepuasan sejati yang kita cari di dalam Allah.—David H. Roper

WAWASAN
Dalam 1 Timotius 6:6-7, Rasul Paulus berkata, “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.” Kata-katanya mengingatkan pada kata-kata Ayub: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!” (Ayub 1:21). Namun, perbedaan kedua orang tersebut bukan hanya dalam penderitaan yang dialami. Paulus tahu mengapa ia menderita, sedangkan Ayub tidak. Paulus sedang “[bertanding] dalam pertandingan iman yang benar” (1 Timotius 6:12), dan ia mengerti pencobaan dan penganiayaan sering mengiringi pertempuran rohani itu. Seperti yang dijelaskan dalam 2 Korintus 11, dalam pelayanannya sebagai rasul, Paulus pernah didera, dilempari batu, dipenjara, menderita kelaparan, kehausan, dan lain-lain. Akan tetapi, Paulus “telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan . . . di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada[nya]” (Filipi 4:11-13). —Alyson Kieda

Apa hasratmu dalam hidup ini? Bagaimana cara mengejar sifat-sifat yang akan membuatmu semakin menyerupai Yesus?

Ya Allah, aku ingin bertumbuh semakin menyerupai Kristus. Tolonglah aku rela menerima apa saja yang sedang Engkau ajarkan kepadaku.

Bacaan Alkitab Setahun: Ayub 14-16; Kisah Para Rasul 9:22-43

Bagikan Konten Ini
57 replies
Newer Comments »
  1. Tety Vera hayati br.ginting
    Tety Vera hayati br.ginting says:

    amin🙏🏻
    Tuhan bantu aku untuk salalu pecya engkau akan memampukan aku dan memaafkan dan menghapus dosa ku,tolong aku kuasain aku dengan kekuatan kasih-Mu 😇🙏🏻

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami. sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami ke dalam tanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  3. Mega Debora
    Mega Debora says:

    Ya Bapa,ajar aku untuk aku bisa setia dalam mencari dlu hal Kerajaan Mu dan kebenaran darilada Mu.amin🙏

  4. Wasisto Tririno
    Wasisto Tririno says:

    pertandinga jman yg benar berarti ada ygvtidak benar yaitu:
    1. bila Iman kita atau pengertiannya sdh salah misalnyakman yg tdk tertuju atau mrlekqt kepada kristus..ini sdh salah konsep.
    2. konsep imannya benar namun cara pertandingannya salah ataucurang, misalnya dalam rwngka org ingin gerejanya fill maka dg sengaja membawa domba gereja lain dgbmengiming imingkan harta…

  5. Siska Tandy
    Siska Tandy says:

    terima kasih ya Tuhan untuk setiap ajaran-Mu dalam kehidupan hambamu ini. haleluya amin

Newer Comments »

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *