Zona Maut

Sabtu, 29 Mei 2021

Zona Maut

Baca: 2 Samuel 11:1-6,12-15

11:1 Pada pergantian tahun, pada waktu raja-raja biasanya maju berperang, maka Daud menyuruh Yoab maju beserta orang-orangnya dan seluruh orang Israel. Mereka memusnahkan bani Amon dan mengepung kota Raba, sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem.

11:2 Sekali peristiwa pada waktu petang, ketika Daud bangun dari tempat pembaringannya, lalu berjalan-jalan di atas sotoh istana, tampak kepadanya dari atas sotoh itu seorang perempuan sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya.

11:3 Lalu Daud menyuruh orang bertanya tentang perempuan itu dan orang berkata: “Itu adalah Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het itu.”

11:4 Sesudah itu Daud menyuruh orang mengambil dia. Perempuan itu datang kepadanya, lalu Daud tidur dengan dia. Perempuan itu baru selesai membersihkan diri dari kenajisannya. Kemudian pulanglah perempuan itu ke rumahnya.

11:5 Lalu mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: “Aku mengandung.”

11:6 Lalu Daud menyuruh orang kepada Yoab mengatakan: “Suruhlah Uria, orang Het itu, datang kepadaku.” Maka Yoab menyuruh Uria menghadap Daud.

11:12 Kata Daud kepada Uria: “Tinggallah hari ini di sini. Besok aku akan melepas engkau pergi.” Jadi Uria tinggal di Yerusalem pada hari itu. Keesokan harinya

11:13 Daud memanggil dia untuk makan dan minum dengan dia, dan Daud membuatnya mabuk. Pada waktu malam keluarlah Uria untuk berbaring tidur di tempat tidurnya, bersama-sama hamba-hamba tuannya. Ia tidak pergi ke rumahnya.

11:14 Paginya Daud menulis surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria.

11:15 Ditulisnya dalam surat itu, demikian: “Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat, kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya, supaya ia terbunuh mati.”

 

Sedang Daud sendiri tinggal di Yerusalem. —2 Samuel 11:1

Zona Maut

Pada tahun 2019, seorang pendaki gunung melihat matahari terbitnya yang terakhir dari puncak Gunung Everest. Ia berhasil melakukan pendakian yang berbahaya, tetapi ketinggian telah mengakibatkan menimbulkan pembekuan pada jantungnya, dan ia menemui ajalnya saat menuruni gunung. Seorang ahli medis memperingatkan para pendaki untuk tidak menganggap puncak gunung sebagai akhir perjalanan. Mereka harus segera bangkit dan turun gunung, karena mereka “sebenarnya berada di Zona Maut.”

Raja Daud berhasil selamat dari perjalanannya yang berbahaya ke puncak kekuasaan. Ia telah membunuh singa dan beruang, mengalahkan Goliat, menghindar dari tombak Saul dan pasukan yang mengejarnya, dan menaklukkan orang Filistin dan Amon hingga akhirnya naik ke tampuk kekuasaan.

Namun, Daud lupa bahwa ia sedang berada di zona maut. Di puncak keberhasilannya, ketika “Tuhan memberi kemenangan kepada Daud ke manapun ia pergi berperang” (2Sam. 8:6), ia melakukan perzinaan dan pembunuhan. Kesalahan awalnya? Ia berlama-lama di puncak gunung. Ketika tentaranya pergi menghadapi tantangan baru, Daud sendiri “tinggal di Yerusalem” (11:1). Daud pernah secara sukarela maju melawan Goliat; sekarang ia bersantai-santai menikmati pujian atas kemenangan-kemenangannya.

Sangat sulit untuk tetap rendah hati dan membumi ketika semua orang, termasuk Allah, menyatakan bahwa kita istimewa (7:11-16). Namun, kita harus tetap mawas diri. Jika telah berhasil meraih kesuksesan, kita boleh merayakan prestasi tersebut dan menerima ucapan selamat, tetapi kita harus terus melangkah. Kita berada di zona maut. Segeralah turun dari gunung. Layanilah orang-orang di lembah dengan penuh kerendahan hati—mintalah Allah agar menjaga hati dan langkahmu.—Mike Wittmer

WAWASAN
Sepanjang Alkitab, kita melihat akibat dari pencobaan, dimulai di Taman Eden dan terlihat jelas dalam kisah Daud hari ini (2 Samuel 11). Perjanjian Baru menyebutkan bahwa Yesus sendiri dicobai oleh Iblis di padang gurun selama empat puluh hari (lihat Matius 4; Markus 1; Lukas 4). Dengan demikian, “oleh karena [Yesus] sendiri telah menderita karena pencobaan [hanya tidak berbuat dosa], maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai” (Ibrani 2:18; 4:15). Kita harus berjaga-jaga dan berdoa, “supaya [kita] jangan jatuh ke dalam pencobaan” (Matius 26:41). —Alyson Kieda

Apakah saat ini kamu sedang mendaki gunung atau berada dekat puncak? Bagaimana kamu dapat menghindari ancaman kejatuhan yang menyertai kesuksesanmu?

Ya Bapa, anugerahkanlah keberhasilan kepadaku, dan lindungilah aku dari dampak buruknya.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 7-9; Yohanes 11:1-29

Bagikan Konten Ini
46 replies
  1. Tety Vera hayati br.ginting
    Tety Vera hayati br.ginting says:

    amin🙏🏻.
    Tuhan aku berdoa kepada-Mu agar selalu berkuasa di hidupku,suya aku di mampukan di dalam pencobaan ini untuk tetap percaya engkau satu satu nya Juruselamat ku,dan berikan aku anugrah terbaik untuk ku dan keluarga ku dan sekeliling ku ,anugrah keberhasilan dan pengaharapan untuk masa depan kami ,tetap kuasai hidup kami dan tepat lindungi kami dari resiko terburuk atau dapak buruk selalu,amin🙏🏻

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dari dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuh kan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam TanganMu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi , terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *