Sepadan, atau Memang Layak?

Minggu, 30 Mei 2021

Sepadan, atau Memang Layak?

Baca: Wahyu 5:6-12

5:6 Maka aku melihat di tengah-tengah takhta dan keempat makhluk itu dan di tengah-tengah tua-tua itu berdiri seekor Anak Domba seperti telah disembelih, bertanduk tujuh dan bermata tujuh: itulah ketujuh Roh Allah yang diutus ke seluruh bumi.

5:7 Lalu datanglah Anak Domba itu dan menerima gulungan kitab itu dari tangan Dia yang duduk di atas takhta itu.

5:8 Ketika Ia mengambil gulungan kitab itu, tersungkurlah keempat makhluk dan kedua puluh empat tua-tua itu di hadapan Anak Domba itu, masing-masing memegang satu kecapi dan satu cawan emas, penuh dengan kemenyan: itulah doa orang-orang kudus.

5:9 Dan mereka menyanyikan suatu nyanyian baru katanya: “Engkau layak menerima gulungan kitab itu dan membuka meterai-meterainya; karena Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa.

5:10 Dan Engkau telah membuat mereka menjadi suatu kerajaan, dan menjadi imam-imam bagi Allah kita, dan mereka akan memerintah sebagai raja di bumi.”

5:11 Maka aku melihat dan mendengar suara banyak malaikat sekeliling takhta, makhluk-makhluk dan tua-tua itu; jumlah mereka berlaksa-laksa dan beribu-ribu laksa,

5:12 katanya dengan suara nyaring: “Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!”

 

Anak Domba yang disembelih itu layak. —Wahyu 5:12

Sepadan, atau Memang Layak?

Helen Roseveare, seorang dokter asal Inggris yang melayani sebagai misionaris di Kongo, Afrika, pernah ditawan oleh pihak pemberontak dalam Pemberontakan Simba pada tahun 1964. Ia sangat menderita karena dipukuli dan dilecehkan oleh mereka yang menawannya. Berhari-hari setelah ditawan, ia bertanya-tanya, “Apakah semua ini sepadan?”

Ketika Helen mulai menimbang-nimbang harga yang harus dibayarnya untuk mengikut Yesus, ia merasa Allah berbicara kepadanya mengenai hal itu. Bertahun-tahun kemudian ia menjelaskan kepada pewawancaranya, “Ketika peristiwa yang sangat buruk pada masa pemberontakan itu saya alami dan harga yang harus saya bayar terasa begitu tinggi, sepertinya Tuhan mengatakan ini kepadaku, ‘Ganti pertanyaannya. Bukan, ‘Apakah ini sepadan?’, tetapi ‘Apakah Aku layak?’” Ia menyimpulkan bahwa meskipun ia sangat menderita, “Selalu jawabannya adalah ‘Ya, Dia layak.”

Melalui kasih karunia Allah yang bekerja di dalam dirinya sepanjang pengalaman yang mengerikan itu, Helen Roseveare memutuskan bahwa Sang Juruselamat yang telah menderita, bahkan mati baginya, sungguh layak untuk diikuti, apa pun yang harus ia hadapi. Kata-katanya, “Dia layak” menggemakan seruan mereka yang mengelilingi takhta Tuhan Yesus dalam kitab Wahyu: “Katanya dengan suara nyaring: ‘Anak Domba yang disembelih itu layak untuk menerima kuasa, dan kekayaan, dan hikmat, dan kekuatan, dan hormat, dan kemuliaan, dan puji-pujian!’” (5:12).

Juruselamat kita menderita, mencurahkan darah-Nya, dan mati bagi kita, dengan menyerahkan diri seutuhnya, agar kita dapat memperoleh secara cuma-cuma kehidupan dan pengharapan kekal. Kristus sungguh layak menerima seluruhnya dari kita. Dia memang layak! —James Banks

WAWASAN
Wahyu, kitab terakhir dalam Alkitab, berkali-kali menyinggung sifat dan cara Raja segala raja yang disalahpahami. Hampir tiga puluh kali dalam 5:6-22:3 “wahyu Yesus Kristus” (1:1) menyebut tentang “singa dari suku Yehuda” (5:5) yang telah menang sebagai “Anak Domba” yang telah disembelih untuk menghapus dosa dunia (ay.6; lihat Yesaya 53:7-8; Yohanes 1:29). Yesus sendiri dinyatakan layak membuka gulungan kitab masa depan karena Dia telah disembelih (Wahyu 4:1; 5:2-3, 9-10). Dia mengizinkan segenap kekuatan Iblis menimpa-Nya dengan maksud untuk membongkar dan menaklukkan kebohongan-kebohongan si ular tua (12:9-10). Seperti halnya manusia terus-menerus salah memahami Sang Anak Domba Allah yang mengorbankan diri-Nya (Yesaya 53:4-6), mereka yang menghadapi penghakiman tak terelakkan dan konsekuensi atas pemberontakan mereka akan menyalahkan Allah yang hati-Nya tidak pernah mereka pahami (Wahyu 6:16-17; Ayub 1-2). —Mart DeHaan

Bagaimana kematian dan kebangkitan Yesus Kristus membuktikan bahwa Dia lebih besar dari keadaan apa pun yang kamu hadapi? Bagaimana caramu menyatakan kepada-Nya hari ini bahwa Dia sungguh layak?

Tuhan Yesus, Engkau selalu layak untuk disembah! Tolonglah aku menjalani hidup hari ini di hadapan-Mu dengan hati bersyukur.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 10-12; Yohanes 11:30-57

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. Tety Vera hayati br.ginting
    Tety Vera hayati br.ginting says:

    Amin 🙏.
    Terimakasih Tuhan sudah mau dan rela mati buat dosa-dosa kami,kamu memang layak untuk mendapatkan kemulian dan disembah atas pengorbanan mu untuk kami anak -anak mu ini ,tetap layak kan kami untuk selalu bersyuku di dalam hidup kami apa pun yang kami hadapi karena kami tau kami akan di tolong oleh dirimu Tuhan sang juruselamat kami
    amin🙏🏻

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    sambung respon engkau bpk sdh rela mati untk dosa2ku bahkan di salib untk menebus anak2mu yg perc dan di slmtkan haleluyah amin

  3. Siska Tandy
    Siska Tandy says:

    Sungguh Dia anak Allah, terpujilah nama-Mu kini dan sepanjang segala masa. amin

  4. Yona Rosalinda Sembiring
    Yona Rosalinda Sembiring says:

    Amin.. Tuhan Yesus memang layak dan sepatutnya disembah. Sungguh penuh kasih dan pengorbanan yg luar biasa. Ajar aku untuk bisa seperti-Mu dan melakukannya kepada sesamaku, Tuhan.. Love U Moreee<3

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *