Penglihatan yang Diperbarui
Rabu, 12 Mei 2021
Baca: 1 Samuel 1:10-18; 2:1-2
1:10 dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.
1:11 Kemudian bernazarlah ia, katanya: “TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya.”
1:12 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;
1:13 dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.
1:14 Lalu kata Eli kepadanya: “Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu.”
1:15 Tetapi Hana menjawab: “Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.
1:16 Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama.”
1:17 Jawab Eli: “Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya.”
1:18 Sesudah itu berkatalah perempuan itu: “Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu.” Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.
2:1 Lalu berdoalah Hana, katanya: “Hatiku bersukaria karena TUHAN, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
2:2 Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Hatiku bersukaria karena Tuhan, tanduk kekuatanku ditinggikan oleh Tuhan. —1 Samuel 2:1
Setelah menjalani operasi kecil yang menyakitkan pada mata kiri, saya disarankan dokter untuk mengikuti tes penglihatan. Dengan percaya diri, saya menutup mata kanan dan mulai membaca setiap baris di papan tes mata dengan mudah. Namun, saat menutup mata kiri, saya terkesiap. Bagaimana mungkin saya tidak menyadari bahwa penglihatan saya sudah sekabur itu?
Sambil menyesuaikan diri dengan kacamata baru dan penglihatan yang telah diperbarui, saya berpikir bagaimana ujian hidup sehari-hari sering kali membuat saya rabun jauh secara rohani. Karena begitu berfokus pada apa yang dapat saya lihat dari dekat—berbagai penderitaan dan persoalan hidup yang datang silih berganti—saya gagal melihat kesetiaan Allah saya yang kekal dan tidak berubah. Dengan perspektif yang begitu terbatas, pengharapan menjadi sesuatu yang kabur dan tidak teraih. 1
Samuel 1 menceritakan kisah seorang perempuan yang tidak bisa melihat bahwa Allah dapat selalu dipercaya karena ia begitu terfokus pada kepedihan, ketidakpastian, dan kehilangan yang dialaminya. Hana menderita bertahun-tahun karena tidak memiliki anak dan terus diejek oleh Penina, istri lain dari suaminya, Elkana. Suami Hana sangat mengasihinya, tetapi itu belum cukup bagi Hana. Suatu hari, ia berdoa apa adanya dengan kepedihan dalam hati. Saat imam Eli bertanya, Hana menceritakan kondisinya. Eli pun memohon Allah untuk mengabulkan permohonan Hana (1Sam. 1:17). Meskipun situasi Hana tidak langsung berubah, ia pergi dengan penuh harapan (ay.18).
Doa Hana dalam 1 Samuel 2:1-2 menunjukkan perubahan pada fokus Hana. Bahkan sebelum keadaannya membaik, penglihatannya yang diperbarui telah mengubah cara pandang dan sikapnya. Ia bersukacita atas kehadiran Allah yang setia—Gunung Batu dan sumber pengharapan yang kekal. —Xochitl Dixon
WAWASAN
Kitab 1 Samuel bermula pada akhir masa hakim-hakim, tetapi sebelum masa berkuasanya raja-raja. Di antara kedua masa itu hadirlah Samuel, anak laki-laki yang terlahir dari Hana setelah ia berdoa di rumah Tuhan di Silo (1:9-20). Dalam transisi dari era hakim-hakim ke raja-raja, Samuel berperan sebagai hakim terakhir dan nabi pertama. Sebagai nabi, ia bertanggung jawab untuk mengurapi dua raja pertama Israel: Saul, raja yang diinginkan bangsa Israel (10:17-24); dan Daud, seorang yang berkenan di hati Allah (13:14). —Bill Crowder
Bagaimana mengalihkan pandangan dari keadaanmu kepada sifat Allah yang tak pernah berubah dapat memberikanmu pengharapan yang lebih kuat? Situasi apa yang saat ini membuatmu bergumul dengan kondisi rabun jauh rohani?
Ya Allah, perbaruilah penglihatanku agar aku berfokus pada kehadiran-Mu yang setia dan hidup dengan visi kekekalan dalam segala keadaan.
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 15-16; Yohanes 3:1-18
Amin
Melihat kuasa Tuhan dalam hidup kita. Amin.
saya mendapat kabar bahwa, istri saya sudah mengajukan gugatan cerai dan akan menjalani sidang pada bulan 6/7 tahun ini, saya percaya mujizat Tuhan ada dan saya yakin keluarga saya akan di pulihkan-Nya, bagian saya hanya berdoa dan percaya Tuhan pasti dan sedang bekerja dengan caranya yg ajaib.
amin
Amin
haleluyaahh
Amin. tuhan berkati🙏🏻😇
Amen
Apa dan bagaimana cara untuk memperbarui penghilatan kita terhadap masalah kita dan terhadap Tuhan