Pemberi Rahasia

Senin, 31 Mei 2021

Pemberi Rahasia

Baca: Matius 6:1-4

6:1 “Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”

 

Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka. —Matius 6:1

Pemberi Rahasia

Bagi Christopher, seorang veteran penyandang disabilitas, melakukan kegiatan sehari-hari terasa semakin sulit, mengambil waktu lebih lama untuk diselesaikan, dan membuatnya semakin kesakitan. Meski demikian, ia berusaha sebaik mungkin melayani istri dan anaknya. Setiap minggu ia masih memotong rumput dengan mesin pemotong manual.

Suatu hari, Christopher menerima kiriman sepucuk surat—dan sebuah mesin pemotong rumput mahal yang bisa dikendarai—dari seorang penyumbang yang tidak diketahui identitasnya. Seorang pemberi rahasia biasanya merasakan kepuasan ketika ia mendapat kehormatan menolong seseorang yang membutuhkan.

Tuhan Yesus tidak pernah mengatakan bahwa semua pemberian kita harus bersifat rahasia, tetapi Dia pernah mengingatkan kita untuk menguji motivasi kita saat memberikan sesuatu (Mat. 6:1). Dia juga berkata: “Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang” (ay.2). Meskipun Allah mengharapkan kita senang memberi dengan murah hati, Dia mendorong kita untuk tidak melakukan kebaikan di depan orang dengan maksud agar menerima pujian atau memperoleh pengakuan tertentu (ay.3).

Ketika kita menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Allah, kita dapat menjadi pemberi rahasia yang tidak membutuhkan pujian atau mencari kekaguman dari orang lain. Allah Mahatahu, Sumber segala yang baik itu, berkenan atas kemurahan hati yang tulus dari umat-Nya. Tidak ada yang dapat menandingi perkenanan-Nya atas kita.—Xochitl Dixon

WAWASAN
Setelah berurusan dengan ajaran orang-orang Farisi yang menyulitkan (Matius 5:21-48), Yesus lalu menegur kesalehan mereka yang munafik. Dia membahas tiga tindakan kesalehan yang umum terdapat dalam semua agama dan yang dipraktikkan dengan sangat cermat oleh orang Yahudi yang beriman, yaitu memberi sedekah, berdoa, dan berpuasa (6:1-18). Memberi sedekah kepada orang miskin memang diperintahkan oleh hukum Taurat (Ulangan 15:7-11). Kitab Amsal juga berkata bahwa mereka yang menolong orang miskin sungguh berbahagia (Amsal 14:21; 19:17). Namun, Yesus memperingatkan agar tidak menggunakan kewajiban itu sebagai dasar untuk memperoleh pujian manusia (Matius 6:1-2). Allah tidak senang dengan kecongkakan yang dipamerkan demi meninggikan diri sendiri. Memberi hendaknya dilakukan “dengan tersembunyi”, hanya disaksikan oleh Allah, maka Allah “yang melihat yang tersembunyi” akan membalasnya kepada kita (ay.4). —K.T. Sim

Bagaimana Allah pernah menolongmu melalui pemberian rahasia dari seseorang yang peduli kepadamu? Siapa yang dapat kamu tolong hari ini dengan pemberian rahasia?

Allah Mahakasih, berkatilah aku dengan kesempatan demi kesempatan untuk memberi kepada sesama dengan kerelaan untuk berkorban, sebagaimana Engkau sendiri telah memberi kepadaku.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 13-14; Yohanes 12:1-26

Bagikan Konten Ini
51 replies

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *