Menghadapi Kegelapan

Selasa, 18 Mei 2021

Menghadapi Kegelapan

Baca: Yesaya 9:1-5

9:1 Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.

9:2 Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan.

9:3 Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian.

9:4 Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api.

9:5 Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

 

Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar. —Yesaya 9:1

Menghadapi Kegelapan

Pada pertengahan dekade 1960-an, dua orang berpartisipasi dalam penelitian tentang dampak kegelapan pada jiwa manusia. Mereka memasuki gua yang terpisah, sementara para peneliti mengamati kebiasaan makan dan tidur mereka. Yang satu bertahan dalam kegelapan total selama 88 hari, sementara yang lainnya bertahan selama 126 hari. Keduanya tidak mengira akan dapat bertahan dalam kegelapan sepanjang itu. Salah seorang dari mereka merasa hanya tidur sebentar, tetapi mendapati bahwa sebenarnya ia tidur terus selama 30 jam. Kegelapan memang membuat bingung.

Umat Allah merasakan gelapnya menantikan pembuangan yang akan datang. Mereka terus menunggu tanpa mengetahui apa yang akan terjadi. Nabi Yesaya menggunakan kegelapan sebagai kiasan untuk menggambarkan kebingungan mereka dan sebagai cara untuk berbicara tentang penghakiman Allah (Yes. 8:22). Dahulu orang Mesir pernah ditimpa tulah kegelapan (Kel. 10:21-29). Sekarang giliran Israel yang berada dalam kegelapan.

Akan tetapi, terang akan datang. “Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar” (Yes. 9:1). Penindasan akan dihancurkan, kebingungan akan berakhir. Seorang Anak akan datang membawa perubahan total dan hari yang baru—hari pengampunan dan kebebasan (ay.5).

Yesus akhirnya datang! Meskipun kegelapan dunia dapat membuat kita bingung dan kehilangan arah, kiranya kita mengalami penghiburan dari pengampunan, kelepasan, dan terang yang dihadirkan oleh Kristus.—GLENN PACKIAM

WAWASAN
Dalam Perjanjian Lama, kata kuk sering dipakai untuk menggambarkan perhambaan atau perbudakan yang diderita bangsa Israel di bawah penindasan Mesir, Asyur, dan bangsa-bangsa lain. Berulang kali kita melihat Allah berjanji mematahkan kuk yang berat itu (Keluaran 6:5-6; Imamat 26:13; Yesaya 14:25; Yeremia 30:8; Yehezkiel 34:27). Dalam nubuat dari Yesaya 9:3 hari ini, kita membaca mengenai kuk lain yang telah dipatahkan. Dalam tafsirannya mengenai kitab Yesaya, Edward Young menggambarkan kuk ini sebagai “beban berat dari dosa dan kebobrokan, dari perbuatan meninggalkan Allah, dan dari konsekuensi jahat dari perbuatan tersebut.” Peperangan rohani ini dimenangkan oleh seorang anak (ay.5, yang mengacu kepada Yesus). Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus melepaskan semua yang percaya kepada-Nya dari beban kuk dosa. Sekarang, setelah kita dibebaskan, Rasul Paulus mendorong kita: “berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” (Galatia 5:1). —Alyson Kieda

Bagaimana rasanya menyambut hari baru yang penuh kebebasan dan pengampunan? Bagaimana kamu dapat menyambut terang Kristus hari ini?

Tuhan Yesus terkasih, pancarkanlah terang-Mu dalam hidupku. Bawalah pengampunan dan kelepasan bagiku. Mampukanlah aku hidup dalam terang kedatangan-Mu.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Tawarikh 4-6; Yohanes 6:1-21

Bagikan Konten Ini
55 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *