Mendengarkan Nasihat Bijaksana

Selasa, 11 Mei 2021

Mendengarkan Nasihat Bijaksana

Baca: Amsal 12:2-15

12:2 Orang baik dikenan TUHAN, tetapi si penipu dihukum-Nya.

12:3 Orang tidak akan tetap tegak karena kefasikan, tetapi akar orang benar tidak akan goncang.

12:4 Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.

12:5 Rancangan orang benar adalah adil, tujuan orang fasik memperdaya.

12:6 Perkataan orang fasik menghadang darah, tetapi mulut orang jujur menyelamatkan orang.

12:7 Orang fasik dijatuhkan sehingga mereka tidak ada lagi, tetapi rumah orang benar berdiri tetap.

12:8 Setiap orang dipuji seimbang dengan akal budinya, tetapi orang yang serong hatinya, akan dihina.

12:9 Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan.

12:10 Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.

12:11 Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi.

12:12 Orang fasik mengingini jala orang jahat, tetapi akar orang benar mendatangkan hasil.

12:13 Orang jahat terjerat oleh pelanggaran bibirnya, tetapi orang benar dapat keluar dari kesukaran.

12:14 Setiap orang dikenyangkan dengan kebaikan oleh karena buah perkataan, dan orang mendapat balasan dari pada yang dikerjakan tangannya.

12:15 Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.

 

Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak. —Amsal 12:15

Mendengarkan Nasihat Bijaksana

Pada masa perang saudara di Amerika Serikat, Presiden Abraham Lincoln pernah ingin menyenangkan hati seorang politisi, sehingga ia mengeluarkan surat perintah pemindahan sejumlah resimen tertentu dalam Angkatan Bersenjata (pihak Utara). Menteri Pertahanan Edwin Stanton menerima surat perintah tersebut, tetapi ia menolak melaksanakannya. Stanton bahkan menyebut sang presiden bodoh. Mendengar perkataan Stanton, Lincoln pun berkata, “Kalau Stanton mengatakan saya bodoh, berarti saya memang bodoh, karena beliau biasanya benar. Saya akan menemuinya sendiri.” Setelah berdiskusi dengan menterinya, Lincoln langsung menyadari bahwa keputusannya salah besar dan seketika itu juga menarik surat perintahnya. Meskipun Stanton sempat menyebut Lincoln bodoh, sang presiden terbukti bijak karena ia tidak bersikeras mempertahankan pendapatnya. Sebaliknya Lincoln mendengarkan nasihat Stanton, mempertimbangkannya, lalu mengubah keputusannya.

Pernahkah kamu bertemu seseorang yang sama sekali tidak mau menerima nasihat bijaksana? (baca 1Raj. 12:1-11). Menyebalkan sekali, bukan? Atau mungkin kamu sendiri pernah menolak nasihat? Amsal 12:15 berkata, “Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijak.” Orang lain tidak selalu benar, tetapi demikian juga kita! Karena setiap orang bisa berbuat salah, maka hanya orang bodoh yang menganggap dirinya tidak bisa salah. Oleh karena itu, marilah kita menggunakan hikmat dari Allah dan mendengarkan nasihat bijaksana yang diberikan orang lain—meskipun awalnya kita tidak setuju. Terkadang itulah cara yang sengaja dipakai Allah untuk mendatangkan kebaikan bagi kita (ay.2).—Con Campbell

WAWASAN
Amsal adalah kitab yang unik karena caranya dalam menyajikan isinya. Jika kebanyakan kitab berisi cerita yang berkelanjutan, kidung yang dikumpulkan, pengajaran yang berkesinambungan, atau pesan-pesan kenabian yang saling berhubungan, Amsal jauh lebih acak. Meskipun ada pengajaran yang berkesinambungan dalam pasal 1-9 dan 31, sebagian besar sisanya berupa kumpulan ucapan hikmat. Sebagian besar tampaknya tidak dikumpulkan secara tematis atau disajikan dalam pola yang jelas. Meski demikian, dalam kumpulan ucapan tersebut terdapat apa yang disebut oleh Yakobus sebagai “hikmat yang dari atas” (Yakobus 3:17). Di dalamnya tersaji pedoman untuk menerapkan iman kita di tengah dunia yang penuh derita dan kekelaman. —Bill Crowder

Apakah kamu terkadang enggan mendengarkan nasihat bijaksana dari orang lain? Mengapa? Bagaimana caranya meyakini bahwa nasihat yang kamu terima mencerminkan hikmat yang benar?

Allah sumber hikmat, ajarkanlah jalan-jalan-Mu kepadaku dan tolonglah aku menghindari kebodohan. Aku bersyukur dalam hidupku Engkau menghadirkan orang lain yang memberikanku nasihat bijaksana di saat aku memerlukannya.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-Raja 13-14; Yohanes 2

Bagikan Konten Ini
49 replies
  1. Bon
    Bon says:

    “Bagaimana caranya meyakini bahwa nasihat yang kamu terima mencerminkan hikmat yang benar?” dibantu yaa xixi

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau Limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami menyerahkan segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan biarlah KehendakMu yanh terjadi, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  3. Holly Soul
    Holly Soul says:

    kusiapkan hati bagaikan botol yg kosong, yg siap utk menerima nasihat bijaksana…

  4. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    ajar kami untuk kani tetap hdp dlm pimpinan mu hdp dlm rencana mu dan hdp taat melakukan hdp seturut dgn yg bpk mau amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *