Memperhatikan Alam

Minggu, 9 Mei 2021

Memperhatikan Alam

Baca: Matius 6:25-34

6:25 “Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,

6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu.

6:30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?

6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

 

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal . . . , namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. —Matius 6:26

Memperhatikan Alam

Baru-baru ini saya dan seorang teman mengunjungi tempat kesukaan saya. Setelah mendaki bukit yang berangin kencang, kami menyeberangi padang bunga liar untuk memasuki kawasan hutan pinus yang pohon-pohonnya tinggi menjulang, lalu menuruni lembah untuk berhenti sejenak. Awan melayang lembut di atas kepala kami. Tidak jauh dari tempat kami berdiri mengalir sebuah parit. Yang terdengar hanyalah suara kicauan burung. Saya dan Jason menikmati suasana dengan terdiam selama lima belas menit penuh.

Ternyata kegiatan itu sangat berguna bagi kesehatan jiwa. Menurut penelitian dari Universitas Derby, mereka yang meluangkan waktu untuk menikmati alam merasakan kebahagiaan yang lebih tinggi, kegelisahan yang lebih rendah, dan keinginan yang lebih besar untuk melestarikan alam. Namun, berjalan-jalan di hutan saja tidak cukup. Kamu harus memperhatikan awan, menyimak kicau burung. Kuncinya bukan berada di alam, tetapi memperhatikan alam.

Mungkinkah ada alasan spiritual untuk menikmati keindahan alam? Paulus mengatakan bahwa alam menyingkapkan kekuatan dan keilahian Allah (Rm. 1:20). Allah memerintahkan Ayub agar melihat laut, langit, dan bintang-bintang sebagai bukti kehadiran-Nya (pasal 38-39). Tuhan Yesus berkata bahwa memandangi “burung-burung di langit” dan “bunga bakung di ladang” dapat membawa kita menyadari pemeliharaan Allah dan mengurangi kekhawatiran dalam jiwa kita (Mat. 6:25-30). Dalam Kitab Suci, memperhatikan alam adalah kegiatan rohani.

Para ilmuwan bertanya-tanya mengapa alam dapat mempengaruhi kita secara positif. Salah satu alasannya mungkin karena memperhatikan alam dapat mengarahkan pandangan kita kepada Allah Pencipta yang juga memperhatikan kita.—Sheridan Voysey

WAWASAN
Ketika membaca perkataan Yesus dalam Matius 6:25-34, kita dapat melihat betapa alam mengajarkan kita tentang pemeliharaan Allah bagi kita. Ketika memandang burung, kita melihat penyediaan dari Allah (ay.26). Cacing tidak muncul begitu saja; burung-burung harus mencarinya, tetapi Allah menyediakannya sebagai makanan mereka. Dengan cara serupa, Allah menyediakan makanan bagi bangsa Israel di padang gurun. Ketika mereka membutuhkan makanan, Allah menyediakan manna (roti dari surga) yang muncul di permukaan padang gurun. Namun, orang Israel harus mengumpulkan secukupnya saja bagi keperluan mereka untuk hari itu (lihat Keluaran 16). —Julie Schwab

Karena alam bukan Allah, dan juga sebaliknya, bagaimana alam dapat mengarahkan pandangan kita kepada Allah? Dapatkah kamu meluangkan waktu beberapa menit hari ini untuk memperhatikan pemeliharaan Allah melalui ciptaan-Nya?

Ya Allah, Pencipta langit, bumi, sungai, dan kicauan burung, aku menyembah-Mu saat ini.

Bacaan Alkitab Setahun: 2 Raja-raja 7-9; Yohanes 1:1-28

Bagikan Konten Ini
35 replies
  1. Heppy sianturi
    Heppy sianturi says:

    kubersyukur Bapa atas segala kemurahanMu, Engkau Amat Baik, yolong berkati kami. Amen

  2. Riana Elisabeth
    Riana Elisabeth says:

    Amin.
    sangat terberkati akan firman Tuhan ini, yang mengingatku untuk tidak khawatir pada apapun juga, namun menyatakannya dengan ucapan syukur kepadaNYA.
    Tuhan Yesus memberkati🙏

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang-orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana,
    kami menyerah kan Segala rencana kehidupan kami kedalam tangan Mu saja ya Tuhan, biarlah kehendakMu yang terjadi,
    terpujilah namaMu kekal selamanya,amin

  4. Natalianti Yakobus
    Natalianti Yakobus says:

    Haleluyaa 🔥 Kebetulan sekali hari ini saya sedang kuatir dengan kondisi finansial saya, tapi mengucap syukur kepada Tuhan Yesus, saya kembali diingatkan dan dikuatkan dengan saat teduh hari ini ❤️🥰
    Tuhan Yesus memberkati 😇

  5. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    saya meyerahkan hdpku kpdmu bpk untk tdk selalu kuatir dlm meng hdp di jmn skr ini tapi kami selalu ber sykr kpdmu ya bpk haleluyah amin

  6. Indhira Ch
    Indhira Ch says:

    Amin. Kubersyukur untuk Alam yang Tuhan Yesus beri untuk kita. Alam yang Indah..
    God Bless😇

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *