Api yang Berkobar

Selasa, 4 Mei 2021

Api yang Berkobar

Baca: Daniel 3:13-18,25-27

3:13 Sesudah itu Nebukadnezar memerintahkan dalam marahnya dan geramnya untuk membawa Sadrakh, Mesakh dan Abednego menghadap. Setelah orang-orang itu dibawa menghadap raja,

3:14 berkatalah Nebukadnezar kepada mereka: “Apakah benar, hai Sadrakh, Mesakh dan Abednego, bahwa kamu tidak memuja dewaku dan tidak menyembah patung emas yang kudirikan itu?

3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?”

3:16 Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.

3:17 Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;

3:18 tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

3:25 Katanya: “Tetapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!”

3:26 Lalu Nebukadnezar mendekati pintu perapian yang bernyala-nyala itu; berkatalah ia: “Sadrakh, Mesakh dan Abednego, hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!” Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu.

3:27 Dan para wakil raja, para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat, bahwa tubuh orang-orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus, jubah mereka tidak berubah apa-apa, bahkan bau kebakaranpun tidak ada pada mereka.

 

Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami . . . dari perapian yang menyala-nyala itu; . . . tetapi seandainya tidak . . . kami tidak akan memuja dewa tuanku. —Daniel 3:17-18

Api yang Berkobar

Ketika dua petugas pemadam kebakaran yang kelelahan dan berlumuran jelaga mampir di sebuah restoran untuk sarapan, seorang pramusaji mengenali mereka dari siaran berita yang baru saja ditontonnya dan menyadari bahwa keduanya baru saja bertugas semalaman memadamkan api yang membakar sebuah gudang. Untuk menunjukkan penghargaannya kepada mereka, pramusaji itu menulis pada kertas tanda terima, “Sarapannya sudah saya bayar. Terima kasih . . . untuk pelayananmu berdua yang dengan gagah berani masuk ke tempat-tempat yang dijauhi orang . . . Api yang berkobar tak menciutkan keberanianmu berdua, dan itu sungguh patut diteladani.”

Dalam Perjanjian Lama, kita melihat teladan keberanian dalam tindakan tiga pemuda: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego (DAN. 3). Alih-alih mematuhi perintah menyembah patung raja Babel, ketiganya dengan berani menunjukkan kecintaan kepada Allah lewat penolakan mereka. Meskipun hukumannya adalah dilemparkan ke dalam perapian yang menyala-nyala, mereka tidak gentar sedikit pun. “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu” (ay.17-18).

Allah benar-benar menyelamatkan mereka, bahkan berjalan bersama mereka dalam perapian itu (ay.25-27). Di tengah kobaran api pencobaan dan pergumulan yang kita hadapi hari ini, kiranya kita juga memiliki keyakinan bahwa Allah menyertai kita. Dia memang sanggup.—ALYSON KIEDA

WAWASAN
Entah patung yang didirikan Nebukadnezar (Daniel 3:14) adalah patung dirinya atau patung seorang dewa, tetapi siapa pun yang berani melanggar perintah sang raja akan dihukum. Kesombongannya tampak jelas dari pernyataannya yang arogan: “Jika kamu tidak menyembah [patung itu], kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?” (ay.15). Namun, ia sama sekali tidak mempertimbangkan bahwa Allah di atas segala allah akan berperang demi umat-Nya (lihat juga 2 Raja-Raja 18:32-33). —J.R. Hudberg

Pernahkah kamu merasakan kehadiran Allah di suatu masa yang sulit? Apa yang memberimu keyakinan untuk terus melangkah menghadapi tantangan yang ada?

Allah Mahakuasa, terima kasih untuk penyertaan-Mu di tengah kobaran api kesulitan dan untuk kehadiran-Mu yang menghiburku.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Raja-raja 16-18; Lukas 22:47-71

Bagikan Konten Ini
61 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *