Menghayati Iman

Selasa, 13 April 2021

Menghayati Iman

Baca: 2 Timotius 1:1-5

1:1 Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus,

1:2 kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.

1:3 Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.

1:4 Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.

1:5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu. —2 Timotius 1:5

Menghayati Iman

Sambil bergandengan tangan, saya dan cucu laki-laki saya bergegas melintasi lapangan parkir untuk mencari baju baru yang akan dipakainya pada hari pertama masuk sekolah. Ia sangat bersemangat karena sebentar lagi akan masuk taman kanak-kanak, dan saya pun ingin membuatnya lebih gembira lagi. Saya baru saja melihat sebuah cangkir kopi bertuliskan, “Nenek adalah ibu yang lebih seru.” Keseruan berarti keceriaan, kegembiraan, sukacita! Memang itu tanggung jawab saya sebagai seorang nenek, bukan? Itu semua . . . dan masih banyak lagi.

Dalam suratnya yang kedua kepada Timotius, Rasul Paulus mengingat iman anak rohaninya yang tulus dan sungguh-sungguh—dan mensyukuri iman Timotius itu sebagai warisan dari Lois, neneknya, dan Eunike, ibunya (2Tim. 1:5). Karena kedua perempuan itu sangat menghayati iman mereka, Timotius pun mau percaya kepada Tuhan Yesus. Lois dan Eunike pasti mengasihi Timotius dan menyediakan segala kebutuhannya. Namun, mereka berbuat lebih dari itu. Paulus menyebut iman yang hidup dalam diri mereka sebagai sumber iman yang kemudian hidup dalam diri Timotius.

Sebagai seorang nenek, tugas saya termasuk hal-hal seru seperti menemani cucu saya mencari baju sekolah. Namun, lebih dari itu, saya juga dipanggil untuk membagikan iman saya lewat momen-momen bersamanya—mengajaknya berdoa sebelum makan ayam goreng; menunjukkan kepadanya keindahan awan di langit sebagai karya seni Allah; ikut dengannya menyanyikan lagu pujian tentang Yesus yang diputar di radio. Mari ikuti teladan para ibu dan nenek, seperti Eunike dan Lois, dengan menghayati iman kita dalam hidup ini supaya orang lain juga menginginkan apa yang kita miliki.—Elisa Morgan

WAWASAN
Di Kisah Para Rasul 16:1 Lukas menyebutkan bahwa ibu Timotius adalah seorang Yahudi yang telah percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Paulus tertarik kepada Timotius karena asal usulnya tersebut, ditambah fakta bahwa Timotius dikenal baik oleh saudara-saudara seiman di kampung halamannya, Listra (ay.1-2). Paulus dan Silas sedang menolong para pengikut Kristus dari Yahudi dan bangsa-bangsa lain memahami hubungan mereka dengan hukum Taurat dan dengan satu sama lain (15:22). Para penatua di Yerusalem baru saja telah mengambil keputusan penting mengenai cara menyambut dan menguatkan saudara seiman dari bangsa-bangsa lain (ay.7-21). Agaknya Paulus melihat Timotius sebagai contoh pemuda dari bangsa bukan Yahudi yang bertumbuh dalam iman kepada Yesus. Hubungan keduanya yang bagaikan bapak dan anak rohani di awal kemudian berkembang menjadi mitra dalam pelayanan, sehingga Paulus pun menyebut Timotius sebagai rekan penulis dari surat-surat 2 Korintus, Filipi, Kolose, 1 dan 2 Tesalonika, dan Filemon. —Mart DeHaan

Bagaimana hidupmu telah dipengaruhi oleh iman orang lain? Bagaimana cara kamu menghayati iman agar kamu juga dapat memberikan pengaruh kepada orang lain?

Ya Allah, tolonglah aku menggunakan waktuku dengan baik dalam penghayatan iman yang menjadi kesaksian di hadapan sesamaku.

Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 22-24; Lukas 12:1-31

Bagikan Konten Ini
47 replies
  1. endang sirait
    endang sirait says:

    amin, ya Tuhan kiranya aku bisa menghayati iman agar aku bisa memberikan pengaruh baik kepada teman teman ku

  2. Polin Togatorop
    Polin Togatorop says:

    Semoga circle pertemananku membawa berkah, juga sy bisa menjadi teladan berdasarkan kepribadian Yesus agar bisa membawa berkat bagi sesama. Tuhan memberkati. amin.

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan. serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, kami serahkan segala rencana kami ke dalam tangan Mu saja ya Tuhan, biarlah rancanganMu terjadi atas kami, terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  4. George C
    George C says:

    Ya Allah, tolonglah aku menggunakan waktuku dengan baik dalam penghayatan iman yang menjadi kesaksian di hadapan sesamaku. Kiranya aku semakin bisa bertumbuh dalam iman Mu dan bisa membagikan iman kepada sesama dan juga bisa menjadi garam dan terang dimanapun kami berada . Amin

  5. Fricilia Exlesia Tambunan
    Fricilia Exlesia Tambunan says:

    ajarkan kami tuhan untuk selalu mengucap syukur atas apa yang kami punya hari ini.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *