Di Taman Sepi

Minggu, 4 April 2021

Di Taman Sepi

Baca: Yohanes 20:11-18

20:11 Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,

20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.

20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis?” Jawab Maria kepada mereka: “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan.”

20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.

20:15 Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.”

20:16 Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru.

20:17 Kata Yesus kepadanya: “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.”

20:18 Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” dan juga bahwa Dia yang mengatakan hal-hal itu kepadanya.

Maria Magdalena pergi dan berkata kepada murid-murid: “Aku telah melihat Tuhan!” —Yohanes 20:18

Di Taman Sepi

Mendiang ayah saya senang menyanyikan lagu-lagu himne dari masa silam. Salah satu himne favoritnya adalah “Waktu Fajar di Taman Sepi” (judul dalam Pelengkap Kidung Jemaat No. 246). Beberapa tahun lalu, kami menyanyikannya dalam kebaktian pemakaman beliau. Refrainnya sederhana tetapi begitu indah: “Dan suara Yesus memanggilku, bergembiralah hatiku! Sungguh indah persekutuanku bersama dengan Yesus.” Pujian itu memberikan sukacita bagi ayah saya, dan juga bagi saya.

Pengarang C. Austin Miles mengatakan bahwa lagu itu ditulisnya pada musim semi tahun 1912 setelah ia membaca Injil Yohanes pasal 20. “Ketika saya membacanya hari itu, saya merasa menjadi bagian dari peristiwa tersebut. Saya menjadi saksi bisu momen dramatis dalam kehidupan Maria ketika ia berlutut di hadapan Tuhannya dan berkata, ‘Rabuni [Guru]!’”

Dalam Yohanes pasal 20, Maria Magdalena menangis di dekat kubur Yesus yang telah kosong. Di sana ia bertemu seorang laki-laki yang bertanya kepadanya mengapa ia menangis. Sempat mengira laki-laki itu tukang kebun, Maria lalu menyadari bahwa ia sedang berbicara dengan Juruselamat yang telah bangkit—Yesus! Kesedihannya pun berubah menjadi sukacita, dan ia berlari untuk memberitakan kepada para murid, “Aku telah melihat Tuhan!” (ay.18).

Kita juga mempunyai kepastian bahwa Tuhan Yesus telah bangkit! Dia sekarang berada di surga bersama Allah Bapa, tetapi Dia tidak meninggalkan kita sendirian. Siapa saja yang percaya kepada Kristus memiliki Roh-Nya berdiam dalam diri mereka, dan oleh-Nya kita mempunyai kepastian dan sukacita karena tahu Dia selalu menyertai kita dalam “persekutuan bersama”-Nya.—Alyson Kieda

WAWASAN
Meski ada sejumlah perbedaan di antara kitab-kitab Injil tentang penemuan kubur Yesus yang kosong, kisah Yohanes (Yohanes 20:11-18) menjadi unik karena berpusat pada perasaan Maria. Di awal adegan itu Maria menangis, dan air matanya memicu pertanyaan yang diajukan oleh para malaikat maupun Tuhan yang telah bangkit: “Ibu, mengapa engkau menangis?” (ay.13,15). Kepada para malaikat, Maria menjawab, “Tuhanku telah diambil orang” (ay.13). Ia telah kehilangan Dia dua kali—pertama melalui kematian dan sekarang melalui suatu peristiwa yang tampak seperti konspirasi. Para malaikat dan Yesus tahu mengapa ia menangis, tetapi dalam keadaan itulah Yesus datang menemuinya. Ketika nama Maria dipanggil oleh Tuhan, ia pun mengenali Dia (ay.16). Dia datang kepada Maria di dalam kedukaan dan kebingungannya. —J.R. Hudberg

Apakah kamu terhibur dengan mengetahui bahwa kamu tidak perlu menjalani hidup ini sendirian? Kapan kamu pernah merasakan kehadiran Yesus yang begitu dekat?

Tuhan Yesus, aku sangat bersyukur karena Engkau hidup, dan sebagai anak Allah, Engkau hidup di dalamku!

Bacaan Alkitab Setahun: Rut 1-4; Lukas 8:1-25

Bagikan Konten Ini
32 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan, serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *