4 Jurus Melawan Pikiran Negatif

Oleh Melissa Koh, Malaysia
Artikel asli dalam bahasa Inggris: 4 Truths To Guard Your Mind Against Destructive Thoughts

Hanya dengan scrolling di media sosial kepercayaan diri yang kita bangun bisa runtuh dalam sekejap. Kita memang tahu kalau media sosial tidak menampilkan realitas sesungguhnya, tapi terkadang kita pun terjatuh ke dalam perangkap ini.

Izinkan aku menggambarkan isi pikiranku ketika aku tidak melindunginya dari dampak destruktif media sosial:

Aku jadi sebal ketika ada orang lain yang kariernya lebih sukses dariku, dan yang mampu membeli banyak barang sementara aku cuma bisa melihat-lihat saja.

Aku iri atas jalan hidup yang dipilih orang lain, yang tampaknya lebih berbuah dan menjanjikan daripada hidupku. Dulu dan sekarang, aku takut kalau penghasilanku tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanku dan keinginanku. Jadi, aku mulai mendengarkan diskusi seputar investasi dan aku berpikir, “Ini bisa jadi terobosan di hidupku!”

Tapi, sekarang pun aku tetap jadi orang yang khawatir. Aku menenangkan saraf-sarafku dengan melihat-lihat Instagram…tapi cara ini malahan membuatku merasakan kekosongan yang semakin besar dalam hidupku. Aku terus berpikir, ‘seandainya saja…’, dan lingkaran setan pun terus berlanjut.

Selesai bermain Instagram, rasa kecewa dan tidak puas menghantui. Bagaimana caranya kita bisa tetap bersukacita dan merasa cukup sebagai orang Kristen di tengah dunia yang telah jatuh dalam dosa?

Bertentangan dengan apa yang dunia tawarkan, inilah empat kebenaran dari Alkitab yang meneguhkan kita di tengah tekanan dunia.

1. Kita diberkati melebihi harta-harta duniawi

Kapan pun aku merasa hidupku tidak berdampak, aku dihibur oleh kebenaran bahwa ketika kita memilih untuk percaya pada Yesus kita menjadi ahli waris yang berhak menerima janji-janji Allah (Roma 8:17).

Marshall Segal, penulis dari Amerika dalam artikelnya, “Live Like Sons and Daughters of the King” menuliskan demikian:

Pertama, ketika Allah menebus kita, Dia menjamin kita. Dia tidak pernah melupakan ataupun meninggalkan anak-anak-Nya. Bersama Kristus, kita punya jaminan yang kekal. Kedua, kita memiliki keintiman—relasi yang dalam dan memuaskan dengan Bapa Surgawi, yang mengasihi kita tanpa syarat, dan yang janji-Nya melindungi dan memelihara kita. Ketiga, bersama Kristus, kita menjadi ahli waris dari segalanya—perlindungan, keintiman, dan yang kekayaan yang sejati.

Apa yang Allah berikan pada kita tidaklah sama dengan apa yang dunia tawarkan. Di saat kita diminta untuk mendapat pengakuan dari orang-orang, Kristus menyerahkan hidup-Nya agar kita mendapatkan tempat dalam kerajaan-Nya.

Ketika aku berjalan dekat dengan-Nya dan mengikuti panduan Roh Kudus, aku tahu aku jauh diberkati melampaui apa yang dunia sanggup berikan. Daripada mengizinkan diriku habis digerogoti oleh rasa iri hati dan kepahitan, aku dapat bersandar pada Bapa Surgawi dan mengetahui bahwa Dia menyediakan segala yang kubutuhkan.

2. Kita dapat menyerahkan kekhawatiran kita pada Allah

Pilihan kita untuk mengikut Allah berarti mempercayai Dia sepenuhnya. Ketika ketakutan dan kekhawatiran muncul dalam hati kita, segeralah datang ke hadirat-Nya, seperti Filipi 4:6-7 mengingatkan kita:

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.”

Menjaga diri untuk tidak khawatir adalah suatu tantangan, terlebih ketika kita merasa terjebak dalam pekerjaan kita sekarang, atau ketika teman-teman kita tampaknya lebih sukses dalam karier mereka. Tapi, ketika kita mengingat bahwa Allah Sang Pencipta ada bersama kita dan kita memilih untuk tetap berada di dekat-Nya, kita dapat menyerahkan segala yang kita rasakan pada-Nya dalam doa.

3. Fokuslah kepada kasih Allah yang tidak terbatas

Setelah lulus dengan gelar sarjana hukum, aku menantang diriku untuk kerja ke kota besar. Aku melamar dengan semangat dan mendapat kerja di sebuah firma kecil yang mengurus registrasi properti intelektual, sebuah pekerjaan yang memang aku inginkan. Tapi, setelah dua bulan aku kewalahan, dan aku merasa kurang diapresiasi.

Aku keluar dari pekerjaan itu dan kembali lagi jadi job-seeker. Masa-masa ini kugunakan untuk merenung dan mencari tujuan Allah bagi hidupku. Memang berat kembali jadi pengangguran di saat teman-temanku lainnya telah bekerja di tempat yang membuat mereka bertumbuh, tapi aku yakin keputusanku untuk keluar itu tepat. Aku butuh pekerjaan yang memberikanku keseimbangan hidup.

Setelah beberapa waktu, aku diterima di tempat kerja yang lebih dekat dengan rumah dan memungkinkanku untuk pulang setiap hari tanpa merasa kewalahan. Aku juga bisa tetap melayani di gereja. Ketika teman-teman sebayaku pergi merantau dan meninggalkan gereja, tetap berada di kota asalku itu rasanya sangat berarti buatku.

Ketika aku mengingat kembali momen-momen itu, aku diteguhkan bahwa sekalipun kita tidak mengerti apa maksud Tuhan atas apa yang kita alami, kita dapat dengan setia menanti Dia (Mazmur 37:7).

Ketika kita terlalu fokus pada apa yang dunia tawarkan atau kepada apa yang tak kita punya, kita akan sulit melihat kasih Allah dan tujuan-Nya bagi hidup kita. Visi Allah bagi kita mungkin bukanlah tentang mewujudkan keinginan atau gaya hidup yang kita dambakan, tapi ketika kita mengikuti arahan-Nya, hidup kita akan berbuah kebenaran.

4. Berinvestasi pada kerajaan yang kekal

Akhirnya, sebagai pengikut Kristus, kita perlu menginvestasikan hidup kita lebih banyak dalam membangun kerajaan Allah. Matius 6:19-21,33 mengingatkan kita bahwa harta di bumi bisa hancur oleh ngengat dan karat atau raib oleh pencuri, tetapi harta di surga akan ada untuk selamanya.

Bagiku, menginvestasikan hidup dalam membangun kerajaan Allah salah satunya ialah menggunakan gaji yang Tuhan telah berikan dan berkati untukku, untuk mendukung rekan-rekan mahasiswa seminari, atau menggunakannya kepada lembaga yang menolong orang-orang yang berkekurangan, terkhusus yang terdampak karena pandemi.

Aku juga mengambil kesempatan untuk memberkati orang lain melalui hal-hal yang bersifat non-material, seperti memimpin kebaktian daring. Meskipun menyisihkan sedikit gajiku berarti aku tidak bisa membeli tas-tas baru atau peralatan kosmetik yang mahal, menggunakan uang itu untuk hal-hal yang lebih bernilai memberiku kepuasan lebih daripada kesenangan duniawi.

Meskipun kita merasa keadaan sedang mendorong kita melampaui batasan kita, sungguh suatu penghiburan untuk mengingat bahwa tidak ada satu hal pun yang terlalu sulit bagi Allah, dan kita bisa bersandar pada anugerah-Nya yang menguatkan kita setiap hari. Di dalam dunia yang terus memikat kita untuk hidup sesuka hati, marilah berdoa dan mencari hikmat-Nya dalam segala musim hidup kita, agar pondasi iman kita tertancap teguh.

Baca Juga:

Teruntuk Kamu yang Sedang Berbeban Berat

Menguatkan kembali pundak yang didera beban terlampau berat sungguh bukanlah pekerjaan yang mudah. Itu upaya yang akan melibatkan derai air mata, dan bukan tidak mungkin pula keputusasaan selalu mengetuk hati kita. Tetapi ingatlah…

Bagikan Konten Ini
15 replies
  1. Purba hotmarulina
    Purba hotmarulina says:

    Tuhan berkatilah saya supaya tetap berpikiran positif dan selalu mengandalkan Tuhan sebagai penolong hidupku

  2. Dolfina
    Dolfina says:

    Biarlah Roh Kudus terus menuntut kami sekeluarga agar kami dpt mengerti cara mengatasi pikiran yg negatif dlm perjalanan hidup kami. TYM

  3. suriati pollyana siburian
    suriati pollyana siburian says:

    Semoga Damai dari Tuhan kita Yesus mendiami hati kita ditengah dunia yg penuh persaingan.

Trackbacks & Pingbacks

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *