Teguran Penuh Kasih

Sabtu, 20 Maret 2021

Teguran Penuh Kasih

Baca: Lukas 10:38-42

10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”

10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”

 

Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah orang bijak. —Amsal 15:31

Teguran Penuh Kasih

Selama lebih dari lima puluh tahun, ayah saya selalu berusaha menghasilkan suntingan yang bermutu tinggi. Yang ia usahakan bukan hanya membetulkan berbagai kesalahan penulisan, melainkan juga membuat tulisan tersebut lebih jernih, masuk akal, mengalir, dan akurat secara tata bahasa. Ayah saya menggunakan tinta hijau untuk menandai pembetulan, bukan tinta merah. Goresan hijau dirasakannya “lebih ramah”, sementara coretan merah bisa jadi terlihat garang bagi seorang penulis pemula atau pengarang yang kurang percaya diri. Ayah saya bermaksud menunjukkan cara penulisan yang lebih baik dengan penuh kasih.

Ketika Tuhan Yesus menegur seseorang, Dia melakukannya dengan penuh kasih. Dalam sejumlah situasi—seperti saat melihat kemunafikan orang-orang Farisi (Mat. 23)—Dia menegur mereka dengan keras, tetapi selalu demi kebaikan mereka. Namun, ketika Dia menegur sahabat-Nya Marta, teguran lembut sudah cukup (Luk. 10:38-42). Tidak seperti orang-orang Farisi yang tidak suka ditegur Yesus, Marta masih menjadi salah seorang sahabat dekat-Nya (Yoh. 11:5).

Teguran dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, dan kemungkinan besar kebanyakan dari kita tidak suka ditegur. Terkadang, karena masalah harga diri, kita sulit menerima teguran dengan rendah hati. Kitab Amsal, yang banyak berbicara tentang hikmat, menyatakan bahwa “mendengarkan teguran” adalah pertanda hikmat dan akal budi (Ams. 15:31-32).

Teguran Allah yang penuh kasih menolong kita kembali ke jalan yang benar supaya kita mengikuti-Nya dengan lebih sungguh. Mereka yang menolak teguran diperingatkan dengan tegas (ay.10), tetapi yang menerimanya melalui kuasa Roh Kudus akan memperoleh hikmat dan akal budi (ay.31-32).—CINDY HESS KASPER

WAWASAN
Setidaknya ada dua cara memahami teguran Yesus kepada Marta dalam Lukas 10:38-42. Yang pertama, kita melihat Yesus dengan lembut menasihati Marta untuk mendahulukan apa yang terpenting: mengikuti Maria dan duduk dengan murid-murid lainnya di kaki Yesus untuk mendengarkan pengajaran-Nya. Setelah itu masih ada waktu untuk mempersiapkan makanan. Kemungkinan kedua, kita melihat Sang Guru menegur apa yang sedang dialami hati Marta dengan kasih. Memang Marta kesal terhadap Maria, tetapi tampaknya ia juga mempertanyakan kepedulian Yesus terhadapnya. Apakah Dia tidak peduli bahwa Marta harus mengerjakan semua pekerjaannya sendirian? Barangkali Yesus ingin Marta melihat bahwa sekiranya ia melakukan pelayanannya dengan hati yang dilihatnya dalam diri Yesus—melayani para tamu karena kasihnya kepada Tuhan dan sesama—maka pastilah Marta, seperti Maria, mengungkapkan penyembahan dan iman yang terbaik, yang tidak akan pernah diambil darinya. —Mart DeHaan

Bagaimana biasanya kamu menanggapi teguran penuh kasih dari Allah? Teguran apa yang pernah kamu dapatkan dari seseorang yang menghasilkan perubahan besar dalam hidupmu?

Bapa, tolong aku rela menerima teguran-Mu yang penuh kasih dengan rendah hati agar aku dapat bertumbuh dalam hikmat dan akal budi.

Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 4-6; Lukas 1:1-20

Bagikan Konten Ini
34 replies
  1. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami , sembuhkan para orang – orang disekitar kami dari segala penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan , serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana , terpujilah namaMu kekal selamanya , amin

  2. Sindhu
    Sindhu says:

    ada 2 hal yg aku liat dr sini, tp mgkn msh byk lg pelajaran yg bs qta ambil. 1. tau prioritas terutama di atas segala kesibukan qta, duduk diam di bwh kaki Tuhan. 2. terbuka buat setiap teguran2. spt renungan hr ini. Btw, puji Tuhan. Tq sharingnya.

  3. Cornelius Gowasa
    Cornelius Gowasa says:

    mendengarkan teguran” adalah pertanda hikmat dan akal budi (Ams. 15:31-32).

  4. George C
    George C says:

    Bapa, tolong aku rela menerima teguran-Mu yang penuh kasih dengan rendah hati agar aku dapat bertumbuh dalam hikmat dan akal budi. Biarlah aku selalu bisa menerima teguran Mu dengan rendah hati dan biarlah teguran itu bisa mengubahkan perbuatan , perkataan dan perilaku kami menjadi lebih baik lagi . biarlah aku selau dipimpin dan dituntun oleh roh kudus untuk selalu bisa percaya kepada Mu dan selalu bisa bertumbuh dalam iman Mu . Amin

  5. septina Mincemisela Marani
    septina Mincemisela Marani says:

    Bapa terkadang saya tidak menyadari dan bahkan tidak mengerti teguranmu yang penuh kasih, berilah saya hikmat dan pengertian agar saya dapat mengerti menerima teguranmu dan bertumbuh. Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *