Surat Tanda Kasih
Senin, 15 Maret 2021
Baca: 1 Petrus 2:4-10
2:4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.
2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.
2:6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: “Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.”
2:7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan.”
2:8 Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.
2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri. —1 Petrus 2:9
Beberapa dekade lalu, Dr. Jerry Motto menemukan pengaruh yang kuat dari “surat tanda kasih”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sepucuk surat penuh kasih yang dikirimkan kepada pasien yang pernah mencoba bunuh diri akan mengurangi risiko mereka mengulangi perbuatannya itu hingga separuhnya. Baru-baru ini, para penyedia layanan kesehatan kembali menyadari pengaruh tersebut ketika mereka menunjukkan kasih lewat kiriman pesan singkat, kartu pos, dan bahkan pesan lucu sebagai perawatan lanjutan bagi mereka yang mengalami depresi berat.
Dua puluh satu “kitab” dalam Alkitab sesungguhnya adalah surat yang ditulis sebagai tanda kasih dan perhatian kepada orang-orang percaya di abad pertama yang sedang menghadapi berbagai pergumulan. Paulus, Yakobus, dan Yohanes menulis surat-surat tersebut untuk menjelaskan dasar-dasar iman dan ibadah, serta menjabarkan cara-cara menyelesaikan konflik dan membangun kesatuan.
Akan tetapi, Rasul Petrus secara khusus menulis surat kepada orang percaya yang sedang dianiaya oleh Kaisar Romawi, Nero. Petrus mengingatkan tentang nilai mereka di mata Allah, dengan menggambarkan mereka demikian dalam 1 Petrus 2:9, “Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri.” Ia mendorong mereka untuk memandang maksud agung Allah atas kehadiran mereka di dunia, yaitu “supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”
Allah kita yang agung telah memberikan Alkitab yang diilhamkan-Nya sebagai tanda kasih-Nya kepada kita, supaya kita selalu mengetahui nilai diri yang ditetapkan-Nya atas kita, umat kepunyaan-Nya sendiri. Kiranya kita membaca surat-surat-Nya setiap hari dan membagikan pesannya kepada sesama kita yang membutuhkan pengharapan dari Yesus Kristus. —Elisa Morgan
WAWASAN
Di 1 Petrus 2:9, Petrus menyebutkan empat karakteristik gereja, diikuti dengan pernyataan tentang tujuan dari pembentukannya. Sang rasul berbicara tentang identitas jemaat Tuhan itu, diikuti dengan apa yang sepatutnya dilakukan sesuai dengan identitas tersebut. Gambaran tentang gereja dalam 1 Petrus ini mirip dengan gambaran tentang umat Israel dalam Perjanjian Lama. Gereja adalah bangsa yang terpilih (bandingkan dengan Ulangan 7:6), imamat yang rajani dan bangsa yang kudus (bandingkan dengan Keluaran 19:6), dan umat kepunyaan Allah sendiri (bandingkan dengan Keluaran 19:5). Kualitas-kualitas tersebut memungkinkan gereja untuk menjalankan misinya: untuk “memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib” (1 Petrus 2:9). —J.R. Hudberg
Bagaimana membaca surat-surat para rasul sebagai tanda kasih dapat menjadi sarana penghiburan dari Allah? Bagaimana cara kamu membagikan pengharapan di dalamnya kepada orang lain?
Allah Mahakasih, terima kasih untuk surat-surat tanda kasih-Mu di dalam Alkitab!
Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 26-27; Markus 14:27-53
amin
Amin
Amin
aminnn aminn ðŸ™
amin
amin
Amin
Amin. Jesus bless usâ¤ï¸ðŸ™
amin
amin
amin
Puji Tuhan… Haleluya….Amin
Amin
Amin
amin ðŸ™
terima kasih Tuhan untuk kasihMu.amin.
Dengan bersaksi
Amin..
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kamu , sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan serta beri Kekuatan Kepada yang Terkena bencana , terpujilah namaMu kekal selamanya , amin
Amin
Trimakasih Tuhan karna Engkau telah memberikan aku pesan kasih yg sangat luar biasa,
Amin
amen
Amin
Amin
.AmiN.
amin
ami
Haleluya, amen😇
Amin
Amin
Amin. 😇
Amin.Tuhan Yesus memberkati.
Amin
AMIN
Amin
amin
Amin
Kasih Allah menaungi kehidupan kita. Amin.
Allah Mahakasih, terima kasih untuk surat-surat tanda kasih-Mu di dalam Alkitab! Biarlah kami selalu bisa membaca Firman Mu setiap hari dan bisa membagikan firman mu dan kasih mu kepada orang lain , dan juga biarlah kami bisa menjadi berkat bagi sesama . Amin
Amin
amin
Amin
amin
Amin
Amen.
amin
Amin 😊
Amin.