Perenungan di Tengah Salju

Selasa, 9 Maret 2021

Perenungan di Tengah Salju

Baca: Ayub 36:26-29; 37:5-7

36:26 Sesungguhnya, Allah itu besar, tidak tercapai oleh pengetahuan kita, jumlah tahun-Nya tidak dapat diselidiki.

36:27 Ia menarik ke atas titik-titik air, dan memekatkan kabut menjadi hujan,

36:28 yang dicurahkan oleh mendung, dan disiramkan ke atas banyak manusia.

36:29 Siapa mengerti berkembangnya awan, dan bunyi gemuruh di tempat kediaman-Nya?

37:5 Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan; Ia melakukan perbuatan-perbuatan besar yang tidak tercapai oleh pengetahuan kita;

37:6 karena kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras!

37:7 Tangan setiap manusia diikat-Nya dengan dibubuhi meterai, agar semua orang mengetahui perbuatan-Nya.

 

Kepada salju Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras! —Ayub 37:6

Perenungan di Tengah Salju

Over the Rhine adalah grup musik yang dinamai menurut sebuah kawasan pemukiman buruh di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. Mereka biasa menyanyikan lagu-lagu tentang perubahan yang terjadi setiap tahun pada kota itu. “Setiap tahun ketika salju turun untuk pertama kalinya, kami merasa seperti sesuatu yang suci sedang terjadi,” ujar Linford Detweiler, salah seorang pendiri grup musik tersebut. “Rasanya seperti permulaan yang baru. Kesibukan kota menjadi berkurang dan suasananya pun lebih tenang.”

Mereka yang pernah mengalami hujan salju pasti mengerti bagaimana peristiwa itu bisa membuat orang terinspirasi untuk menciptakan lagu. Keheningan magis seakan melingkupi dunia sembari salju turun menutupi permukaan bumi yang kotor dan suram. Untuk sejenak, musim dingin yang suram menjadi lebih cerah, menggerakkan kita untuk merenung dan bergembira.

Elihu, salah seorang teman Ayub yang mungkin memiliki pandangan yang cukup benar tentang Allah, menyatakan bagaimana alam ciptaan Allah menuntut perhatian kita. “Allah mengguntur dengan suara-Nya yang mengagumkan,” katanya (Ayb. 37:5). “Ia berfirman: Jatuhlah ke bumi, dan kepada hujan lebat dan hujan deras: Jadilah deras!” (ay.6). Keindahan peristiwa itu dapat membuat kita terpukau, dan kita seakan dipaksa berhenti sejenak untuk merenung. “Dihentikan-Nya pekerjaan manusia, supaya mereka tahu bahwa Ia sedang bekerja,” kata Elihu (ay.7 BIS).

Alam terkadang menarik perhatian kita dengan cara-cara yang tidak lazim. Namun, apa pun yang terjadi kepada kita atau yang kita amati di sekeliling kita, setiap momen—baik yang menakjubkan, menakutkan, atau biasa-biasa saja—dapat menggerakkan kita untuk memuji kebesaran Allah. Jiwa kita yang lembut mendambakan perhentian sejenak dari segala kesibukan.—Tim Gustafson

WAWASAN
Kitab Ayub dikenal luas sebagai risalah tentang besarnya dampak penderitaan terhadap manusia, sehingga sebagian besar isi kitab ini membahas bagaimana Ayub (dan sahabat-sahabatnya) memproses dan mencoba memahami penderitaan dan kehilangan yang dideritanya. Kitab Ayub terbagi menjadi tiga bagian besar: peristiwa yang menyebabkan Ayub menderita (pasal 1-2), dialog mengenai penderitaannya (pasal 3-37), dan tanggapan Allah atas keluhan Ayub mengenai penderitaannya (pasal 38-42). Di bagian kedua yang lumayan panjang, Ayub dan sahabat-sahabatnya terlibat dalam perdebatan mengenai makna penderitaan, dengan ketiga sahabat bergantian membahas keadaan Ayub. Bagian Alkitab hari ini berasal dari ucapan sahabat keempat bernama Elihu yang belakangan terlibat dalam diskusi tersebut. Intinya ia menyalahkan Ayub karena berani mempertanyakan Allah yang berkarya dengan misterius jauh melampaui penalaran kita dan yang patut dipercaya karena sifat-Nya yang sempurna dan dapat diandalkan. —Bill Crowder

Peristiwa atau hal apa yang mendorongmu untuk merenungkan kebesaran dan kreativitas Allah? Bagaimana kamu dapat mengalami keajaiban-Nya dalam momen-momen biasa hari ini?

Ya Bapa, tolonglah aku agar dapat melihat pekerjaan tangan-Mu dalam segala sesuatu yang kutemui hari ini. Berilah aku hati yang dapat menghargai karya-Mu yang luar biasa.

Bacaan Alkitab Setahun: Ulangan 8-10; Markus 11:19-33

Bagikan Konten Ini
39 replies
  1. Paten Gurusinga
    Paten Gurusinga says:

    Allah sunggung besar, tidak terjangkau oleh akal, pengetahuan dan pikiran kami.

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    Terima kasih bpk atas anugerah mu yg sangat bsr yg kau beri bagi setiap anak2 mu untk mengerti setiap tuhan mau dkm hdpku jadi kan kami untk tetap taat hdp yg berkenan kpdmu bpk dan memulyakan selalu memulyakan namamu selagi ku ada haleluyah amin

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  4. Sindhu
    Sindhu says:

    setiap badai kehidupan terjadi, membuat qta menyadari tangan Tuhan yg besar & perkasa, ada di atas segala masalah kehidupan. tq renungannya,

  5. artiana
    artiana says:

    ajar kami yah tuhan, untuk lebih peka terhadap suara dan keinginan tuhan melalui hal hal kecil yg terjadi pada kehidupan kami sehari hari amin

  6. Feodora Judith
    Feodora Judith says:

    Ya Bapa, tolonglah aku agar dapat melihat pekerjaan tangan-Mu dalam segala sesuatu yang kutemui hari ini. Berilah aku hati yang dapat menghargai karya-Mu yang luar biasa 🙏

  7. Julita
    Julita says:

    saya selalu tertegun ketika melihat langi yang Ia ciptakan. begitu mempesona.
    setiap hari saya melihat langit, saya tahu bahwa ada Pencipta yang mengatur sedemikian rupa.
    Thank you Lord

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *