Orkestra Kumuh

Jumat, 26 Maret 2021

Orkestra Kumuh

Baca: Yesaya 35

35:1 Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorak dan berbunga;

35:2 seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai. Kemuliaan Libanon akan diberikan kepadanya, semarak Karmel dan Saron; mereka itu akan melihat kemuliaan TUHAN, semarak Allah kita.

35:3 Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.

35:4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: “Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!”

35:5 Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.

35:6 Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;

35:7 tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.

35:8 Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.

35:9 Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ,

35:10 dan orang-orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

 

Orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka. —Yesaya 35:10

Orkestra Kumuh

Cateura adalah perkampungan kumuh kecil di Paraguay, Amerika Selatan. Penduduknya yang miskin bertahan hidup dengan mendaur ulang barang-barang bekas dari tempat pembuangan sampah mereka. Namun, dari kondisi yang tidak menjanjikan ini lahir sesuatu yang indah—suatu orkestra.

Karena harga sebuah biola lebih mahal dari harga satu rumah di Cateura, orkestra itu berpikir kreatif dengan membuat alat-alat musik dari barang-barang bekas. Biola dibuat dari kaleng bekas minyak dengan garpu yang dibengkokkan sebagai gagangnya. Saksofon dibuat dari pipa bekas saluran pembuangan dengan tutup botol sebagai tutsnya. Selo dibuat dari drum bekas dengan papan gilasan sebagai pasak. Indah sekali mendengar simfoni Mozart dimainkan dengan sekumpulan instrumen unik ini. Tur yang membawa orkestra itu ke banyak negara juga telah membuka mata para anggotanya yang masih muda.

Biola dari tempat pembuangan sampah. Musik dari perkampungan kumuh. Semua itu juga melambangkan karya Allah bagi manusia. Ketika Nabi Yesaya menerima penglihatan tentang dunia baru ciptaan Allah, muncullah gambaran yang mirip tentang keindahan yang lahir dari kondisi yang serba berkekurangan, yaitu padang belantara yang bersorak-sorak dan berbunga (Yes. 35:1-2), mata air yang memancar di padang gurun (ay.6-7), alat tempur yang tidak terpakai menjadi alat pertanian (2:4), dan mereka yang berkekurangan akan dipulihkan sehingga mereka pun bersorak-sorai (35:5-6,10).

“Dunia mengirimkan sampah kepada kami,” kata konduktor orkestra itu, “tetapi kami membalasnya dalam bentuk musik.” Apa yang mereka lakukan seolah memberikan gambaran sekilas kepada kita tentang masa depan, yaitu hari ketika Allah akan menghapus segala air mata dan melenyapkan segala kemiskinan.—SHERIDAN VOYSEY

WAWASAN
Ketika membayangkan kata-kata seperti sukacita, bergembira, dan sorak-sorai, kita sering mengaitkannya dengan kitab Mazmur. Namun demikian, apa yang kita lihat dalam Yesaya 35—dan kitab itu sendiri secara keseluruhan—membuat kita melihat bahwa sebutan Yesaya sebagai “nabi yang memuji” tidaklah mengada-ada. Yesaya 12, yang berisi dua “nyanyian syukur,” menjadi satu lagi buktinya. Kata-kata ajakan sang nabi untuk menaikkan syukur terlihat dalam dua seruan ini: “Bermazmurlah bagi TUHAN, sebab perbuatan-Nya mulia” (ay.5) dan “Berserulah dan bersorak-sorailah, hai penduduk Sion, sebab Yang Mahakudus, Allah Israel, agung di tengah-tengahmu!” (ay.6). —Arthur Jackson

Pernahkah kamu melihat Allah mengubah “sampah” dalam hidupmu menjadi sesuatu yang indah? Bagaimana Dia dapat menghasilkan “musik” yang merdu dari kepedihanmu?

Ya Allah Roh Kudus, ubahlah keadaanku yang miskin menjadi sesuatu yang indah.

Bacaan Alkitab Setahun: Yosua 22-24; Lukas 3

Bagikan Konten Ini
69 replies
Newer Comments »
  1. Paten Gurusinga
    Paten Gurusinga says:

    Sungguh dasyat Tuhan kita, orang lumpuh melompat-lompat, orang bisu bersorak sorai, telinga orang tuli dibuka, orang buta dicelikkan. Kemuliaan Tuhan sungguh luar biasa. Amin

  2. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari , pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada serta tolong kami , sembuhkan orang – orang disekitar kami dari segala macam penyakit akibat dari pandemi ini ya Tuhan , serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana. terpujilah NamaMu kekal selamanya, amin

  3. dwi
    dwi says:

    saya pernah merasakan lawatan Allah ketika saya mendapat suatu tantangan dalam pekerjaan dimana yang saya rasakan adalah kepedihan,pimpinan membenci saya dan teman-teman selalu berbicara yang jelek tentang saya, tetapi Tuhan mengubah semua kepedihan itu menjadi suatu sukacita yang luar biasa,,setiap ratap,tangis air mata dia rubah menjadi nyanyian yang indah dalam hidup saya.Amin

  4. wulan ingkiriwang
    wulan ingkiriwang says:

    Amin 🙏
    Tuhan ubah hidup ku dari miskin menjadi sesuatu yang indah 😇

  5. George C
    George C says:

    Ya Allah Roh Kudus, ubahlah keadaanku yang miskin menjadi sesuatu yang indah. Biarlah aku juga selalu percaya kepada rencana Mu dan selalu bersyukur di setiap keadaan . Amin

  6. Yonahanna sinaga
    Yonahanna sinaga says:

    Terimakasih Tuhan Yesus yang tidak pernah membiarkan aku hidup dalam kepedihan dunia ini. Dia selalu memegang tangan ku di saat aku jatuh. Thanks God😊

Newer Comments »

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *