Memilah dengan Bijak

Rabu, 31 Maret 2021

Memilah dengan Bijak

Baca: Mazmur 139:1-6,23-24

139:1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;

139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh.

139:3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi.

139:4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.

139:5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.

139:6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya.

139:23 Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;

139:24 lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

 

Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku.—Mazmur 139:23

Memilah dengan Bijak

Suatu waktu, cucu-cucu saya berlarian mengelilingi halaman belakang rumah saya. Apakah mereka sedang bermain? Tidak, mereka sedang mencabuti rumput liar. “Aku mencabut rumput sampai ke akar-akarnya!” seru cucu saya yang paling kecil sambil menunjukkan seberkas besar rumput. Ia begitu gembira membantu saya menyiangi kebun hari itu dengan mencabuti rumput-rumput liar dan membuang setiap gulma yang mengganggu. Namun, sebelum bisa mencabutinya, kami harus memilah-milahnya dahulu.

Menyiangi dengan sungguh-sungguh juga merupakan langkah pertama untuk membuang dosa dari diri kita. Karena itu Daud berdoa: “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku . . . lihatlah, apakah jalanku serong” (Mzm. 139:23-24).

Sungguh langkah yang bijaksana dalam memberantas dosa-dosa kita ketika kita meminta Allah menunjukkannya kepada kita. Dialah yang paling tahu tentang diri kita. “Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku,” tulis sang pemazmur. “Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh” (ay.1-2).

Daud menambahkan, “Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya” (ay.6). Karena itu, sebelum dosa berakar dalam hidup kita, Allah dapat memperingatkan kita tentang bahayanya. Dia tahu kondisi hati kita. Jadi, ketika ada perilaku berdosa yang mencoba menyusup dan berakar di dalam hati kita, Dialah yang pertama mengetahuinya dan dapat menunjukkannya kepada kita.

“Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari hadapan-Mu?” (ay.7). Kiranya kita dimampukan untuk terus setia mengikuti Juruselamat kita ke tempat yang lebih tinggi!—Patricia Raybon

WAWASAN
Di dalam Alkitab kita membaca mengenai kemahatahuan Allah. Di 1 Samuel 2:3, Hana menyatakan bahwa “TUHAN itu Allah yang mahatahu.” Di Mazmur 44:22 pemazmur mengatakan, “Ia mengetahui rahasia hati!” Dalam Mazmur 139, Daud kagum kepada Allah yang mengetahui segala pergerakan maupun pikirannya (ay.1-4). Namun, alih-alih gemetar ketakutan, hati Daud dipenuhi rasa takjub saat menyadari bahwa Allah mempunyai pengetahuan yang begitu intim tentang dirinya (ay.6). Mengapa? Karena Daud mempunyai hubungan dekat dengan Allah—ia mengasihi Allah dan dikasihi oleh-Nya. Karena itu, ia dapat meminta Allah untuk menyelidiki hatinya dan, seandainya ia telah berjalan serong, untuk menuntunnya di jalan yang kekal (ay.23-24). Allah kita yang mahamelihat dan mahatahu “menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita” (1 Tawarikh 28:9). —Alyson Kieda

Ketika meminta Allah menyelidiki hatimu, dosa dan kesalahan apa saja yang kamu temukan? Bagaimana perbuatan “menyiangi” dengan sungguh-sungguh dapat menolongmu menyingkirkan dosa-dosa yang sudah lama berakar dalam hatimu?

Allah Mahakasih, ketika Engkau menyingkapkan dosa dalam diriku, tunjukkanlah juga cara-Mu mencabut dan membuangnya dari hatiku.

Bacaan Alkitab Setahun: Hakim-hakim 11-12; Lukas 6:1-26

Bagikan Konten Ini
55 replies
« Older Comments
« Older Comments

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *