Mengirim Pesan SOS
Minggu, 14 Februari 2021
Baca: Mazmur 34:1-11
34:1 Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi.
34:2 Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku.
34:3 Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
34:4 Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya!
34:5 Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.
34:6 Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu.
34:7 Orang yang tertindas ini berseru, dan TUHAN mendengar; Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
34:8 Malaikat TUHAN berkemah di sekeliling orang-orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka.
34:9 Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
34:10 Takutlah akan TUHAN, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!
34:11 Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.
Dikutip dari Alkitab Terjemahan Baru Indonesia (c) LAI 1974
Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku. —Mazmur 34:5
Ketika seorang pemukim di wilayah pegunungan Alaska kehilangan pondoknya karena kebakaran, ia pun hidup terlantar tanpa tempat berlindung yang memadai dan perbekalan yang cukup di negara bagian terdingin di Amerika Serikat—di tengah musim dingin yang membeku. Tiga minggu kemudian, lelaki tersebut akhirnya berhasil diselamatkan ketika sebuah pesawat terbang melintas di udara dan melihat tanda SOS (isyarat darurat) berukuran besar yang dibuatnya di salju dan dihitamkan dengan jelaga.
Daud sang pemazmur juga tengah berada dalam kesulitan besar. Ia dikejar-kejar dan hendak dibunuh oleh Raja Saul yang iri padanya. Ia pun melarikan diri ke kota Gat, dan di sana ia pura-pura gila demi mempertahankan hidupnya (lihat 1 Samuel 21). Peristiwa tersebut mendorongnya menulis Mazmur 34, yang menceritakan tentang seruannya kepada Allah dan damai sejahtera yang diterimanya (ay.5,7). Allah mendengar permohonannya dan membebaskannya.
Apakah saat ini kamu berada dalam situasi sulit dan sedang berseru minta tolong kepada Allah? Yakinlah bahwa hari ini Dia masih mendengar dan menjawab doa yang kita serukan dalam keputusasaan. Seperti dengan Daud, Dia juga memperhatikan seruan ketakutan kita dan melepaskan kita dari rasa takut itu (ay.5)—dan terkadang bahkan menyelamatkan kita “dari segala kesesakan” (ay.7).
Kitab Suci mengundang kita untuk menyerahkan “kuatir [kita] kepada Tuhan, maka Ia akan memelihara [kita]” (Mzm. 55:23). Ketika kita menyerahkan keadaan kita yang sulit kepada Allah, kita dapat meyakini bahwa Dia akan menyediakan pertolongan yang kita butuhkan. Kita aman dalam tangan-Nya yang sanggup menolong. —Alyson Kieda
WAWASAN
Mazmur 34, 37, dan 73 membicarakan apa yang dikenal di dalam Perjanjian Lama sebagai hukum atau prinsip pembalasan. Pada masa itu, Kitab Suci belum lengkap dan umat Allah mempunyai pemahaman yang terbatas mengenai hidup setelah kematian. Akibatnya, mereka bergumul dengan masalah-masalah keadilan dan kesetaraan, serta sulit melihat bagaimana akhirnya hal-hal tersebut akan digenapi. Karena tidak memahami kehidupan setelah kematian, mereka berusaha menyelaraskan pengalaman-pengalaman hidup yang tampaknya tidak adil dengan prinsip pembalasan, yang mengajarkan bahwa di dalam hidup ini, mereka yang benar diberkati sesuai dengan kebenaran mereka dan orang fasik terkutuk setimpal dengan kejahatan mereka. Namun, di dalam Mazmur 73 jelas bahwa Asaf merasa bahwa prinsip itu tidak berlaku, karena orang fasik tampaknya bertambah makmur, sedangkan orang benar menderita. Hanya di dalam Yesus masalah itu akhirnya dituntaskan. Dia menanggung dosa seisi dunia pada diri-Nya, sehingga memungkinkan hadirnya keadilan dan kesetaraan sejati yang bersifat kekal. —Bill Crowder
Pernahkah kamu merasakan damai sejahtera setelah berseru kepada Allah? Kapan Dia pernah menyelamatkanmu dari suatu situasi yang gawat?
Bapa yang Mahakasih, terima kasih karena Engkau mendengarkan doa-doaku dan melimpahiku ketenteraman serta damai sejahtera—segala sesuatu yang paling kubutuhkan. Namun, aku terutama berterima kasih karena Engkau menyelamatkanku dari dosa-dosaku.
Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 15-16; Matius 27:1-26
Amib😇😇😇😇
Amin😇😇😇😇
Amin..
Amin.
Tuhan Yesus Memberkati.
Amin
Sangat di berkati
Tuhan memampukan kita semua
amin
Amin
Haleluya, terpujilah Tuhan Yesus, Allah yang kekal. Amin
Amin. 😇
Amin. 😇
amin
Haleluya
Amin😊
Amin
Kita semua di berkati Tuhan Yesus Kristus Karena kita Takut Akan tuhan!
Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan juga orang-orang disekitar kami dari segala penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan serta beri kekuatan kepada yang terkena bencana, terpujilah Namamu kekal selamanya, amin
Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya! Amin
Amin
Aminn
Amin…
Happy Sunday and Selamat Hari Kasih Sayang!
Kiranya Damai Sejahtera senantiasa sllu ada di Hidup Kita.
Amin
Amin..haleluya
Amin, trimakasih.. Gbu
Amin😇
So blessed😇🙏
lol this is typical
amin
amin
Amin😇
haleluya…Amin….
Yesus penyelamatku. Amin.
Amin.
Sangat diberkati – ada jawaban dari renungan ini.
Amin
ok