Melihat ke Atas

Selasa, 9 Februari 2021

Melihat ke Atas

Baca: Kolose 3:1-4

3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.

3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi.

3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.

3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan.

Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. —Kolose 3:2

Melihat ke Atas

Cumi-cumi cockeyed hidup dalam “zona senja” di laut, yaitu bagian perairan yang nyaris tidak bisa ditembus sinar matahari. Hewan ini dijuluki demikian karena ukuran kedua matanya yang sangat berbeda: mata kirinya pelan-pelan berkembang menjadi jauh lebih besar daripada mata kanan, bahkan hampir dua kali lipat ukurannya. Para ilmuwan yang mempelajari moluska ini menyimpulkan bahwa mata kanannya yang lebih kecil digunakan untuk melihat ke bawah, ke kedalaman perairan yang gelap, sementara mata kiri yang lebih besar digunakan untuk melihat ke atas, ke arah sinar matahari.

Hidup cumi-cumi unik tersebut sedikit banyak menjadi gambaran dari hidup kita di dunia saat ini yang sekaligus juga menantikan masa depan yang pasti sebagai orang-orang yang telah “dibangkitkan bersama dengan Kristus” (Kol. 3:1). Dalam surat Paulus kepada jemaat di Kolose, ia mendesak kita untuk “[memikirkan] perkara yang di atas” karena hidup kita “tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah” (ay.2-3).

Sebagai penghuni bumi yang menunggu kehidupan di surga kelak, kita tetap melihat apa yang terjadi di sekitar kita dalam realitas dunia saat ini. Namun, sama halnya dengan mata kiri si cumi-cumi yang berkembang menjadi lebih besar dan lebih peka terhadap apa yang terjadi di atasnya, kita juga dapat bertumbuh dalam kesadaran akan cara kerja Allah di dalam dunia rohani. Mungkin kita belum sepenuhnya memahami arti dari hidup dalam Yesus Kristus, tetapi ketika kita melihat ke “atas”, hati kita akan perlahan-lahan semakin menghayatinya. —KIRSTEN HOLMBERG

WAWASAN
Paulus memiliki hubungan yang erat dengan jemaat Kolose, meskipun jemaat itu tidak didirikannya. Satu hubungan yang menonjol adalah pertemanan yang karib antara sang rasul dengan Filemon—seorang pemimpin jemaat Kolose yang berkumpul di rumahnya (lihat Filemon 1:1-2). Di sepanjang surat yang singkat kepada Filemon, Paulus memanfaatkan pertemanannya dengan Filemon demi Onesimus, orang Kristen dari Kolose dan hamba yang pernah lari dari rumah Filemon (Kolose 4:9; Filemon 1:8-16). Mungkin hubungan-hubungan itu membuat Paulus merasa nyaman untuk menulis surat kepada jemaat Kolose dengan keakraban yang mengejutkan, seperti yang kita lihat di Kolose 2:2 (BIS): “Semuanya ini saya lakukan agar hati [kalian] menjadi kuat dan [kalian] saling mengasihi sehingga [kalian] erat bersatu. Dengan demikian [kalian] . . . mengenal rahasia Allah, yaitu Kristus sendiri” —Bill Crowder

Bagaimana kamu dapat mengembangkan kebiasaan mencari “perkara yang di atas”? Bagaimana cara kamu untuk mengarahkan pikiranmu pada hal-hal surgawi?

Allah yang Maha Pengasih, tolonglah aku untuk mengarahkan pikiran dan hatiku pada hal-hal yang berasal dari-Mu!

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 6-7; Matius 25:1-30

Bagikan Konten Ini
36 replies
  1. Afris Mitusala
    Afris Mitusala says:

    manusia kadang terlalu sibuk dgn pekerjaan sampai melupakan apa yang seharusnya ia lakukan Bagi Tuhan. semoga Tuhan memampukan kita semua untuk mengarahkan pikiran kita Kepada-Nya. Amin

  2. Richard Anderson
    Richard Anderson says:

    ajar kami ya Tuhan untuk selalu berpikir dan mengerjakan segala hal tentang surgawi. Amin

  3. rico art
    rico art says:

    Terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan serta tolong kami, sembuhkan orang-orang disekitar kami dari segala penyakit akibat pandemi ini ya Tuhan, serta tolong yang terkena bencana, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  4. Raphael Mario Wihartana
    Raphael Mario Wihartana says:

    Amen😇…Semoga Tuhan selalu mengingatkan kami dengan Roh Kudus untuk tidak menjadikan pekerjaan dunia kami sebagai pekerjaan yang utama, namun teringat atas kehadirat-Nya sehingga pekerjaan duniawi kita tidak hanya memiliki tujuan untuk membuat kita lebih sejahtera namun dijadikan sarana untuk mencapai hidup yang kekal.

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *