Menyatakan Keberanian Kita

Sabtu, 30 Januari 2021

Menyatakan Keberanian Kita

Baca: 2 Raja-raja 1:9-15

1:9 Sesudah itu disuruhnyalah kepada Elia seorang perwira dengan kelima puluh anak buahnya. Orang itu naik menjumpai Elia yang sedang duduk di atas puncak bukit. Berkatalah orang itu kepadanya: “Hai abdi Allah, raja bertitah: Turunlah!”

1:10 Tetapi Elia menjawab, katanya kepada perwira itu: “Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu.” Maka turunlah api dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.

1:11 Kemudian raja menyuruh pula kepadanya seorang perwira yang lain dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu orang itu berkata kepada Elia: “Hai abdi Allah, beginilah titah raja: Segeralah turun!”

1:12 Tetapi Elia menjawab mereka: “Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit memakan engkau habis dengan kelima puluh anak buahmu!” Maka turunlah api Allah dari langit memakan dia habis dengan kelima puluh anak buahnya.

1:13 Kemudian raja menyuruh pula seorang perwira yang ketiga dengan kelima puluh anak buahnya. Lalu naiklah perwira yang ketiga itu dan sesudah sampai, berlututlah ia di depan Elia, serta memohon belas kasihan kepadanya, katanya: “Ya abdi Allah, biarlah kiranya nyawaku dan nyawa kelima puluh orang hamba-hambamu ini berharga di matamu.

1:14 Bukankah api sudah turun dari langit memakan habis kedua perwira yang dahulu dengan kelima puluh anak buah mereka? Tetapi sekarang biarlah nyawaku berharga di matamu.”

1:15 Maka berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia: “Turunlah bersama-sama dia, janganlah takut kepadanya!” Lalu bangunlah Elia dan turun bersama-sama dia menghadap raja.

 

Kalau benar aku abdi Allah, biarlah turun api dari langit. —2 Raja-raja 1:10

Menyatakan Keberanian Kita

Andrew tinggal di suatu negara yang melarang pengabaran Injil. Ketika saya bertanya apakah ia merahasiakan imannya, ia menjawab tidak. Ia bahkan memakai pin yang mempromosikan gerejanya, dan setiap kali ditangkap, ia mengatakan kepada polisi bahwa “mereka juga butuh Yesus.” Andrew memiliki keberanian karena ia tahu siapa yang berada di pihaknya.

Nabi Elia menolak untuk ditakut-takuti, bahkan ketika raja Israel mengirimkan lima puluh tentara untuk menangkapnya (2Raj. 1:9). Sang nabi tahu bahwa Allah menyertainya, dan ia meminta api untuk turun memakan habis pasukan tentara itu. Raja kembali mengirimkan tentara, dan Elia juga melakukan hal yang sama (ay.12). Raja mengirimkan lebih banyak tentara, tetapi pasukan yang ketiga ini telah mendengar apa yang terjadi kepada dua pasukan sebelumnya. Perwira pasukan ketiga ini memohon agar Elia menyelamatkan nyawa mereka. Mereka lebih takut kepada Elia daripada Elia kepada mereka, maka Malaikat Tuhan berfirman agar Elia pergi bersama mereka dan tidak perlu takut (ay.13-15).

Yesus tidak ingin kita meminta api turun dan memakan habis musuh-musuh kita. Ketika para murid bertanya apakah mereka boleh menyuruh api turun dari langit dan membakar desa orang Samaria, Yesus menegur mereka (Luk. 9:51-55). Kita hidup di zaman yang berbeda. Namun, Yesus tetap ingin kita memiliki keberanian seperti Elia, yaitu kesiapan untuk memberi tahu setiap orang tentang Juruselamat yang telah mati bagi mereka. Mungkin kelihatannya seperti satu orang menghadapi lima puluh orang, tetapi sebenarnya Tuhan sendirilah yang menghadapi lima puluh orang itu. Yesus menyediakan apa yang kita perlukan untuk dengan berani menunjukkan kasih dan menjangkau sesama. —Mike Wittmer

WAWASAN
Nabi Elia, yang namanya berarti “Allahku adalah Yahweh” melayani selama pemerintahan Raja Ahab yang jahat (sekitar 875-850 SM) atas Kerajaan Israel Utara (1 Raja-Raja 16:29-33). Izebel, istri Ahab, anak Etbaal, raja orang Sidon, mempengaruhi suaminya untuk melakukan ibadah penuh kekejian kepada Baal, yang di dalamnya melibatkan ritual pelacuran. Baal adalah dewa hujan dan kesuburan orang Kanaan. Selama masa tiga setengah tahun pertama Elia menjadi nabi, ia menjadi juru bicara Allah yang berupaya membawa orang Israel kembali kepada Allah yang sejati dan satu-satunya. Perjuangan Elia mencapai puncak dalam suatu pertarungan antara dirinya dan 450 nabi Baal di Gunung Karmel (18:16-40). —Alyson Kieda

Bagaimana cara Tuhan menyediakan apa yang kamu butuhkan untuk menjadi berani? Apa yang Allah ingin kamu ketahui dan lakukan saat ini?

Allah Roh Kudus, terima kasih karena Engkau hidup di dalamku. Penuhilah aku dengan keberanian ketika aku bersaksi tentang Yesus kepada orang lain.

Bacaan Alkitab Setahun: Keluaran 23-24; Matius 20:1-16

Bagikan Konten Ini
35 replies
  1. rico art
    rico art says:

    terimakasih Tuhan atas banyak berkat yang selalu Engkau limpahkan kepada kami hari lepas hari, pimpin dan kuatkanlah kami dimanapun kami berada ya Tuhan, serta tolong kami, sembuhkan juga orang-orang disekitar kami dari segala macam penyakit fan tolong yang terkena bencana alam, terpujilah namaMu kekal selamanya, amin

  2. Setiawati Herawati
    Setiawati Herawati says:

    ajarkan kami bpk untk tdk takut untk pi kdp OL dgn iman sehingga org 2 dpt mengebalmu npk perc dan di slamatkan amin

  3. Sindhu
    Sindhu says:

    Baal jangan di tulis dng huruf besar, seakan2 itu nama orang. Tulis huruf kecil saja kecuali di awal kalimat. 😄 btw tw sharingnya

  4. George C
    George C says:

    Biarlah aku selalu mengandalkan kekuatan mu ya Tuhan , penuhilah aku dengan keberanian dalam menjalani kehidupan sehari – hari , dan biarlah aku selalu percaya kepada mu ya Tuhan , karna tidak ada yg terlalu besar jika kita di pihak Nya . Amin

Bagikan Komentar Kamu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *